Belum selesai dengan histeris Seungwoo, mereka kembali dikejutkan dengan suara ledakan yang terdengar keras. Semua orang merunduk terkejut karena efek getaran serta suara nyaring dari ledakan tersebut. Bahkan sepertinya ada beberapa barang yang pecah. Beruntung pondasi dan design gedung penthouse cukup kuat dan tahan efek mirip gempa bumi.
Tak lama terdengar suara sirine menyala di seluruh kota. Itu adalah sirine tanda perang yang tidak pernah digunakan sejak perang terakhir di tahun 1953.
Siwon yang dengan cepat kembali pada kesadarannya, dengan sedikit suara dengung di telinganya, pria itu berjalan mendekat pada jendela besar. Untuk melihat dari mana suara ledakan tersebut. Dari penthouse Baek Woo, mereka semua bisa melihat berbagai sisi kota Seoul.
Kyuhyun dan Changmin juga keluar dari dapur setelah mereka mematikan kompor. Dan terhenyak begitu melihat asap hitam yang membumbung tinggi.
"Itu dari arah Istana Gyeongbok," ucap Siwon yang kemudian berbalik dan menatap Baek Woo dengan nanar.
Karena dari penjelasan Seungwoo sebelumnya, bunker rahasia negara itu berada tepat di bawah Istana Gyeongbok. Dan Il Ryong berada di dalam bunker tersebut. Baek Woo segera mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi tunangannya.
*****
Seungyoun yang pertama-kali mengangkat kepala setelah getaran hebat efek dari ledakan keras itu berakhir. Namun, berikutnya mereka mendengar suara nyaring sirine tanda bahaya.
Pemuda itu mengecek kondisi Wooseok dan Byungchan yang sama terkejutnya dengan dia. Satu hal yang perlu mereka lakukan adalah keluar dari gedung flat tersebut. Karena di arah luar, Seungyoun bisa mendengar seruan panik dari teman-teman satu gedung yang hendak berlarian keluar meninggalkan tempat tersebut.
"Chan? Seok? Ayo bangun, kita harus keluar dari sini."
Seungyoun meraih ponselnya yang ada di meja Wooseok. "Seok, bawa kartu identitas kamu. Byungchan, nanti kita mampir ke unit kamu dulu buat ambil dompet kamu, ya."
Wooseok dengan kondisi setengah sadarnya, pemuda itu membuka tas ranselnya dan mengeluarkan dompet hitam miliknya. Dan setelah memastikan ponselnya ada di tangan, ketiga pemuda itu lalu beranjak meninggalkan unit kamar Wooseok.
Kondisi di luar ternyata begitu keos. Ada teriakan kepanikan dan mereka bisa melihat asap hitam di langit biru yang cerah. Jaraknya memang agak jauh dari lokasi gedung flat mereka. Tapi setelah apa yang terjadi semalam, tentu saja semua orang akan panik bahkan dengan hal kecil sekalipun.
Dan di antara kepanikan semua teman-teman satu kampusnya, Seungyoun, Wooseok, dan Byungchan segera turun ke lantai unit Byungchan agar pemuda itu bisa mengambil dompetnya. Mungkin terdengar begitu merepotkan, apalagi dengan situasi mereka saat ini, tapi lebih baik mereka memegang kartu identitas jika terjadi hal buruk.
Byungchan dengan tubuh bongsornya berhasil membelah kerumunan teman satu flatnya yang berusaha menuruni tangga. Sementara Seungyoun dan Wooseok menunggu di tangga. Seungyoun sendiri berusaha melindungi Wooseok agar tidak ikut terhimpit desakan dari teman-teman satu gedung flat yang memaksa untuk segera meninggalkan gedung.
Di tengah suara kepanikan, sayup-sayup terdengar suara sirine tanda bahaya. Diikuti oleh suara pengumuman kalau ini adalah situasi darurat militer. Semua orang diminta untuk kembali ke rumah masing-masing. Seungyoun dan Wooseok saling menatap sebelum menyusul pergi ke kamar Byungchan.
"Aku sudah membawa dompet dan ponsel!" seru Byungchan yang baru saja keluar dari kamarnya.
Seungyoun mendorong Byungchan untuk pergi ke tangga lainnya. Dan dari lantai unit Byungchan mereka semua bisa melihat tentara militer yang diturunkan lengkap dengan senjata, memberikan perintah agar semua orang yang sudah keluar untuk kembali ke gedung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Deity - PART 1
FanficTentang sebuah project rahasia para konglomerat masa terdahulu yang terlupakan. Part 1 - Complete Part 2 - Soon