Changmin mengunci pintu depan rumah ayah Kyuhyun. Listriknya sudah pulih, jadi mereka tidak perlu khawatir. Namun, ayah Kyuhyun masih belum menghubungi putranya. Entah ada di mana beliau saat ini.
Changmin melepaskan sepatunya di foyer lalu berjalan menuju ruang tengah. Ia menaruh tas di sofa dan pergi ke dapur untuk melihat apakah ada makanan. Setelah berjalan cukup lama, kini Changmin kelaparan. Dia membuka lemari pendingin dan menemukan beberapa banchan. Changmin mengecek kondisi banchan, karena tadi sempat padam listrik yang ia takutkan adalah makanannya tidak bisa dimakan lagi.
"Kyuhyun, aku boleh makan ini? Lebih baik dimakan sekarang..." Changmin mencium satu banchan. "Takutnya nanti basi."
"Oh! Makan saja!" seru Kyuhyun dari lantai atas.
Entah sedang mencari apa.
Changmin kemudian mencari nasi instan di kabinet dapur, lalu memasukkan dua ke dalam microwave. Dan selagi menghangatkan nasi, Changmin menyiapkan banchan dan dua pasang sumpit dan sendok.
Tak lama Kyuhyun kembali dari lantai atas dengan membawa beberapa buku tebal dan menaruhnya ke atas meja ruang tengah. Changmin meliriknya sekilas, lalu mengambil nasi dari dalam microwave ketika waktunya habis.
"Bisa tidak, kamu tidak membaca buku di saat kita hendak makan?" tanya Changmin.
"Aku hanya membawanya saja." Kyuhyun menarik kursi dan memperhatikan banchan yang disiapkan. "Ini masih enak dimakan?"
"Hm, Masih cukup enak, tapi kalau disimpan lebih lama, mungkin harus dibuang. Jadi, harus dihabiskan sekarang," ujar Changmin sembari menaruh satu nasi di hadapan Kyuhyun.
"Sesame oil and gochujang, please..."
Changmin mendecak. "Yak! Sebenarnya ini rumah siapa?"
Kyuhyun tertawa kecil, lalu beranjak untuk mencari sesame oil dan gochujang. Oh, Kyuhyun juga mengambil mangkuk yang lebih besar untuk membuat nasi campur. Sementara Changmin sudah makan duluan.
"Hey, Kyuhyun? Situasi di luar sedang gawat, tapi kita malah makan di sini. Apa kita tidak terlalu tenang saat ini?"
*****
Siwon memperhatikan Yunho yang berdebat dengan beberapa tentara militer yang berjaga di depan pintu masuk gedung Majelis Nasional. Pasalnya, Yunho ingin pergi mencari suaminya. Terlebih setelah gempa bumi tersebut.
Yang Siwon dengar, Yunho tidak bisa menghubungi suaminya dan menurut hasil penelusuran, suami Yunho pergi meninggalkan area shelter Gocheok bersama dengan rekan CB Net, Jurnalis Cho Kyuhyun. Entah pergi keduanya pergi ke mana, karena militer juga tidak bisa melakukan pelacakan lokasi karena ponsel keduanya mati.
Dan itu malah memantik rasa khawatir Yunho hingga ia mengambil keputusan secara impulsive. Namun, tentara militer berusaha untuk mencegahnya keluar meninggalkan gedung Majelis Nasional. Karena setelah suara dentuman dan kejadian gempa bumi, tingkat keamanan negara dinaikkan menjadi level DEFCON 3.
Selain itu, media di luar negeri juga mulai memberitakan situasi yang terjadi di Korea saat ini. Siwon mendapat informasi kalau beberapa negara seperti Amerika Serikat, negara-negara Uni Eropa, Rusia bahkan China juga tengah menaikkan level keamanan negara mereka masing-masing.
Tidak jelas, apakah situasi yang sama akan terjadi di negara mereka, tapi sepertinya para pemegang kekuasaan tengah waspada.
Oh, Siwon juga tidak tahu apakah Project Deity itu hanya akan mempengaruhi semanjung Korea saja atau juga negara lainnya. Rasanya, para pendahulu tidak pernah terpikir harus melibatkan negara lain. Tapi dengan perkembangan geopolitik sekarang, Siwon yakin kalau siapa pun yang memulai kembali project ini mempunyai tujuan ambisius.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Deity - PART 1
أدب الهواةTentang sebuah project rahasia para konglomerat masa terdahulu yang terlupakan. Part 1 - Complete Part 2 - Soon