Kyuhyun berusaha untuk bersikap tenang ketika mobil Seungwoo dihentikan saat mereka melewati check-point. Beberapa tentara mengelilingi mobil untuk melakukan pemeriksaan. Mereka juga meminta kartu identitas Kyuhyun dan Seungwoo.
Sebelumnya, Kyuhyun sudah menjelaskan kalau Seungwoo harus berpura-pura menjadi juniornya di CB Net. Dan, jika mereka meminta kartu jurnalis Seungwoo, dia harus memberikan alasan kalau kartu jurnalisnya tertinggal di rumah saat semalam dia harus dievakuasi ke shelter.
"Universitas Hankuk?"
Kyuhyun mengangguk. "Saya ingin menjemput adik saya yang tidak bisa pulang dan masih terjebak di Universitas Hankuk. Setelah itu, kami akan pulang. Karena saya tahu, saat ini sedang dijalankan situasi darurat militer."
Seorang tentara militer itu menatap pada rekannya sejenak. Lalu dia menyerahkan kembali kartu tanda pengenal milik Kyuhyun dan Seungwoo. "Pastikan kalian segera pulang ke rumah. Saat ini situasinya sangat berbahaya."
Kyuhyun tersenyum menerima kartu tanda pengenal tersebut dan mengangguk. "Terima kasih, Pak."
Seungwoo menghembuskan nafas lega saat melihat portal penutup jalan diangkat. Kemudian dia memindahkan gigi dan melajukan mobil perlahan. Kyuhyun sendiri menaikkan kembali kaca jendela mobil.
Ekspresi wajah Kyuhyun berubah serius. Dia mengeluarkan ponsel untuk memberi kabar kalau mereka berhasil melewati pos check-point di sebuah grupchat yang sempat dibuat oleh Changmin. Karena walaupun terpisah, setidaknya mereka harus saling memberi kabar.
Setelah pesan terkirim, Kyuhyun menghela nafas pendek dan melirik pada Seungwoo yang masih terlihat tegang. Namun, lebih banyak khawatir. Mungkin karena tidak ada satu pun dari mereka yang mengira kalau Jinhyuk akan menjadi kunci dari project ini.
Sama halnya dengan Kyuhyun yang tidak mengira kalau pekerjaan ayahnya selama ini berkaitan dengan project yang sama. Dan, adik tirinya adalah teman dari cucu Presiden Chun.
*****
Changmin menyimpan ponselnya setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh Kyuhyun. "Kyuhyun dan Seungwoo berhasil melewati pos check-point," ucapnya memecah keheningan di dalam mobil.
Karena Siwon dan Yunho yang duduk di kursi depan tidak mengatakan apapun sedari mereka meninggalkan basement gedung penthouse Baek Wook. Tapi ucapan Changmin saja tidak direspon oleh mereka. Changmin mengerutkan hidungnya, sebal karena diabaikan.
Changmin mendesah pelan lalu menoleh ke luar jendela mobil. Jalanan benar-benar sepi, walaupun sesekali dia masih melihat mobil besar militer yang sepertinya membawa pengungsi dari shelter untuk diantarkan pulang ke area rumah mereka.
Selain itu saat Changmin menengadah melihat ke langit, dia masih melihat asap hitam dari kejauhan yang mana kata Siwon adalah lokasi ledakan besar tadi. Oh, Changmin berdoa kalau masih ada korban selamat, salah satunya tunangan Baek Woo tersebut.
Karena setelah informasi yang diterima oleh Yunho soal kecelakaan yang dialami oleh Presiden Chun hingga membuatnya tewas, kini mereka hanya bisa mengandalkan Perdana Menteri Joo (slash tunangan Baek Woo) untuk memegang kuasa pemerintahan saat ini. Jika pria itu juga tewas akibat ledakan tadi, kemungkinan militer yang akan memegang kekuasaan, terlebih dengan situasi darurat militer.
Changmin kemudian menyadari kalau mobil sudah berputar jauh dan melewati jalan yang akan mengarah ke luar Seoul. Siwon mengatakan kalau rumah kakeknya berada di area Yangpyeong dan karena mereka tidak bisa melewati jalan tol, Siwon harus mencari jalan lain yang lebih jauh. Mungkin akan membutuhkan sekitar dua sampai tiga jam.
Changmin menghela nafas. Mungkin seharusnya dia menghabiskan ramyeon yang dimasak oleh Kyuhyun tadi.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Deity - PART 1
Fiksi PenggemarTentang sebuah project rahasia para konglomerat masa terdahulu yang terlupakan. Part 1 - Complete Part 2 - Soon