"Maaf."
Jinhyuk mengangkat kepalanya dan menatap Seungwoo yang baru saja mengucapkan kata maaf. Saat ini, keduanya tengah berada di gang kecil sebelah restaurant DaepRish. Teman-teman Jinhyuk masih ada di dalam. Mereka keluar karena Seungwoo ingin pamit pulang. Selain itu, seperti kata Seungyoun, mereka harus bicara.
"Tidak apa-apa, kak. Aku mengerti kenapa kak Seungwoo mengabaikanku."
Seungwoo mendesah. "Jinhyuk, bukan seperti itu maksudku. Kejadian di kedai sebelumnya, saat Senior Park mengatakan sesuatu tentang keluargamu..."
Jinhyuk menggeleng, tanda Seungwoo tidak perlu melanjutkan. Jinhyuk menarik nafas lalu menghembuskan. Ia memasukkan kedua tangannya ke saku celana hitam –untuk ujian setiap mahasiswa harus berpakaian formal, jadi disinilah Jinhyuk memakai pakaian yang tidak berbeda jauh dengan pakaian Seungwoo.
"Aku paham. Senior Park mungkin setengah mabuk saat bicara, tapi bukan berarti ucapannya tidak benar. Aku diam bukan berarti aku menerima begitu saja dengan ucapan Senior Park. Aku hanya tidak ingin membuat masalah dengannya. Dan aku juga paham kenapa kak Seungwoo marah. Pada Senior Park dan juga padaku."
"Jinhyuk..."
Jinhyuk kemudian mengulas senyuman kecil. "Sekarang sudah selesai, bukan? Aku harap kakak bisa berhenti mengabaikanku. Tapi kalau tidak, ya tidak apa-apa juga. Itu hak kakak. Pulangnya hati-hati ya, kak Seungwoo. Terima kasih telah datang."
Jinhyuk beranjak untuk kembali ke dalam restaurant. Namun, langkahnya terhenti ketika ia merasakan tarikan di ujung kemejanya. Tangan Seungwoo.
"Kenap..." Mata Jinhyuk membulat ketika Seungwoo tiba-tiba merengkuh dan mendekapnya dari belakang.
Kedua lengan pria itu memeluk tubuh Jinhyuk erat. Dengan wajah Seungwoo di bahu Jinhyuk, ia bisa merasakan setiap helaan nafas dari seniornya tersebut.
"Kak Seungwoo?"
"Aku menyukaimu."
Tubuh Jinhyuk menengang saat mendengar ucapan barusan. Ia mengeluarkan tangannya dari saku celana dan menyentuh lengan Seungwoo. Tapi pria itu semakin erat memeluknya, mungkin Seungwoo takut kalau Jinhyuk berusaha melepaskan diri.
"Tapi aku tahu kalau kamu menyukai orang lain," ucap Seungwoo lagi. "Tidak masalah bagiku. Aku hanya ingin mengungkapkan apa yang kurasakan selama delapan bulan terakhir ini."
"Kak..."
Seungwoo memejamkan mata. Ia menghirup aroma tubuh Jinhyuk. Ada kesan aroma musim panas dan hujan. Seungwoo selalu menyukai aroma itu. Kini, dia hanya ingin menghirup aroma itu lebih lama dan menyimpannya dalam memorinya.
Kemudian, Seungwoo melepaskan pelukannya. Ia menarik kedua tangannya dari tubuh Jinhyuk dan mengambil langkah mundur –untuk menjaga jarak. Begitu pelukannya terlepas, Jinhyuk berbalik dan memandang Seungwoo lekat.
"Maaf," tutur Seungwoo. "Kamu tidak perlu merasa terbebani dengan perasaanku ini, Jinhyuk. Sudah kukatakan, aku hanya ingin mengungkapkannya saja. Kamu tidak perlu me..."
"Aku boleh cium kak Seungwoo, tidak?"
Pertanyaan Jinhyuk itu membuat Seungwoo terdiam karena terlalu terkejut. Seungwoo berkedip beberapa-kali.
"Ka-kamu bilang apa, Hyuk?"
Jinhyuk mengambil satu langkah mendekat dan menatap Seungwoo dengan serius. "Aku boleh mencium kak Seungwoo, atau tidak?"
"Ci-cium? Kenapa kamu mau cium aku? Jinhyuk, apa kamu..."
Jinhyuk meraih tangan Seungwoo, lalu menautkan jemari mereka dan mengenggamnya erat. Mata Seungwoo membulat, namun dia tidak melepaskan tangan Jinhyuk begitu saja. Jinhyuk mengambil satu langkah lagi. Dengan jarak yang sudah hampir, Seungwoo bisa mendengar degup jantungnya sendiri di telinga dan merasakan tiap hela nafas Jinhyuk di wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Deity - PART 1
FanfictionTentang sebuah project rahasia para konglomerat masa terdahulu yang terlupakan. Part 1 - Complete Part 2 - Soon