Kyuhyun memperhatikan tentara militer yang berjalan di sekitar mereka. Ia tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Fakta kalau saat ini Choi Siwon sebagai senator tengah dikawal oleh tentara militer untuk dibawa ke tempat yang aman, menandakan kalau sesuatu yang buruk tengah terjadi.
Terlebih dengan kondisi kota di mana listrik mati total. Kekacauan terjadi di mana-mana dan sepertinya pemerintah menurunkan polisi serta tentara militer untuk mengatur masyarakat yang panik dan mengarahkan mereka untuk pergi ke shelter yang aman. Secara samar, mereka juga mendengar suara sirine yang diikuti oleh pengarahan kepada masyarakat.
Kyuhyun mengecek ponselnya. Pesan terakhir dari ayahnya mengatakan kalau beliau akan menunggu Kyuhyun. Tapi untuk sampai ke rumah beliau, Kyuhyun membutuhkan waktu paling tidak dua atau tiga jam dengan berjalan kaki. Dan Kyuhyun sudah mengatakan kalau sebaiknya beliau mengikuti arahan polisi untuk evakuasi. Hanya saja, belum ada balasan selanjutnya.
Kyuhyun hanya berharap kalau ayahnya sudah dievakuasi ke tempat yang aman. Walaupun ia sendiri tidak tahu ke mana akan pergi. Choi Siwon mengatakan kalau Kyuhyun bisa ikut bersamanya. Tapi jika para senator dievakuasi secara khusu, mungkin mereka akan ditempatkan di sebuah shelter khusus dan Kyuhyun tidak akan bisa masuk dengan mudah. Jadi, Kyuhyun harusnya mengikuti rombongan civilian lain dibanding mengikuti Choi Siwon.
"Senator Choi," ucap Kyuhyun pelan.
Siwon melirik sang jurnalis. "Ya, Jurnalis Cho?"
"Terima kasih, tapi saya mungkin seharusnya ikut dengan rombongan civilian lainnya. Lagipula saya juga perlu mencari tahu kondisi ayah saya," tutur Kyuhyun.
Siwon memperhatikan sekitar mereka. Dibanding mereka yang dikelilingi oleh tentara militer, barisan civilian lainnya sepertinya menuju arah yang berbeda dengan jalur yang ditempuh oleh Siwon. Dan Kyuhyun mungkin berpikir kalau dia tidak seharusnya ikut bersamanya. Bahkan Sersan Kim sempat protes saat Siwon mengajak Kyuhyun untuk ikut bersama mereka.
"Ayahmu tinggal di daerah mana?" tanya Siwon.
"Daerah Mok-dong."
"Itu cukup dekat dengan gedung Majelis Nasional," gumam Siwon. Kemudian ia memanggil Sersan Kim yang memimpin di depan. "Sersan Kim!!"
Sersan Kim menoleh dan bergantian dengan rekannya yang lain untuk memimpin barisan. Ia menghampiri Siwon.
"Ya, Senator Choi?"
"Apa kita akan melewati Mok-dong?"
*****
Jinhyuk duduk bersandar di pohon besar pinggir jalan yang sepi. Di tangannya, ia menggenggam erat ponselnya yang erat. Jinhyuk bersyukur ponselnya masih berfungsi dengan baik. Ia memperhatikan mobil yang terbalik dengan dua agent PSS yang sudah tewas menggantung di dalam. Sejujurnya, Jinhyuk tidak begitu ingat bagaimana mereka mengalami kecelakaan. Yang dia ingat hanyalah benturan keras.
Jika kedua agent PSS itu langsung tewas di tempat, sepertinya tabrakan itu cukup parah. Hanya saja, yang sedikit mengherankan adalah pengemudi truk yang sama sekali tidak terlihat. Jinhyuk pikir kalau pengemudinya juga ikut tewas. Tapi posisi truk sama sekali tidak terlihat mengalami kerusakan berat. Jadi, Jinhyuk berpikir kalau pengemudinya hanya terluka dan pingsan.
Namun, ini sudah lebih dari satu jam tapi tidak ada tanda dari pengemudi truk. Ataupun warga sekitar yang melewati jalan tersebut. Mungkin karena ini jalur kecil menuju gunung. Jinhyuk juga tidak tahu mengapa agent PSS membawanya ke tempat seperti ini. Mereka hanya sempat mengatakan soal bunker.
Jinhyuk menghembuskan nafas panjang, sedikit meringis karena dadanya seperti tertekan dan tiap kali ia menarik nafas, rasanya begitu nyeri. Dan Jinhyuk hanya berharap kalau Seungwoo cepat datang, walaupun itu sedikit mustahil mengingat jarak dari Seoul ke tempat ini (Jinhyuk juga tidak tahu dia ada di mana) cukup jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Deity - PART 1
FanfictionTentang sebuah project rahasia para konglomerat masa terdahulu yang terlupakan. Part 1 - Complete Part 2 - Soon