Bab 6

71 6 3
                                    

Siwon menghela nafas frustasi. Dia bahkan tidak bisa menikmati brunchnya dengan tenang. Bahkan dengan suasana taman belakang yang begitu tenang dan sejuk dengan angin berhembus lembut, walaupun ini sudah hampir memasuki musim panas, tidak membuat mood Siwon menjadi lebih baik.

Di piringnya, Siwon masih menyisakan setengah omelet dan pancake. Siwon kini hanya menatap sosok pria yang duduk dihadapannya dengan tenang masih menikmati brunch-nya. Tidak peduli dengan Siwon yang memandanginya dengan kesal.

"Stop it, will you!" dengus Siwon kesal.

Pria dihadapannya menatap Siwon dan mengernyit. "Hentikan apa?"

"Kim Heechul!"

"What?!!"

Di hadapan Siwon adalah Kim Heechul, salah satu Board Director dari KH Company, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang ritel. Heechul dan Siwon sudah lama mengenal, tapi mereka bukanlah teman dekat yang sering bersosialisasi. Pertemuan mereka biasanya hanya terbatas di pertemuan gala dinner formal atau acara-acara kasual yang biasa dilabeli sebagai acara charity.

Jujur, Heechul bukanlah seseorang yang ingin Siwon hadapi. Dan kedatangannya yang begitu tiba-tiba di rumahnya dan sang ibu yang mengajak Heechul ikut brunch bersama mereka, sama sekali tidak membantu.

"Katakan saja apa keinginanmu datang ke rumah ini. Rasanya, kamu tidak datang hanya untuk berbasa-basi," tutur Siwon.

Heechul tersenyum. Ia bersandar pada kursi rotan dan memandang Siwon dengan lekat. Walaupun mereka tidak begitu akrab, Siwon dan Heechul cukup mengenal perangai masing-masing. Heechul kemudian mengeluarkan ponselnya dan berkutat pada benda elektronik tersebut untuk beberapa saat sampai ada suara notifikasi pada ponsel Siwon.

Siwon melirik ponselnya yang berada di atas meja lalu menatap Heechul lagi. Heechul masih memperlihatkan senyuman lebarnya sembari menyimpan ponselnya ke saku dalam jas blazernya.

"Periksa ponselmu," tutur Heechul.

Siwon mendengus jengkel lalu memeriksa ponselnya. Ia membaca apa yang dikirimkan Heechul ke aplikasi chat-nya. Keningnya berkerut, kemudian perlahan ekspresinya berubah. Heechul hanya menunggu sembari menikmati teh hangatnya.

Siwon menurunkan ponselnya dan menatap Heechul. "Project Deity. Mereka benar-benar akan melakukannya?"

Heechul hanya bergumam. Ia menaruh gelas tehnya. "Sepertinya. Kurasa, kamu yang akan lebih mudah mendapatkan informasi tentang itu. Mengingat tempat kerjamu yang baru."

"Apa maksudmu?"

Heechul mendesah. Ia menatap Siwon dengan sedikit memiringkan kepalanya. Memberi kesan begitu meremehkan. "Apa saja yang kamu lakukan selama dua tahun di sana, Choi Siwon. Apa kamu benar-benar hanya bekerja di sana, untuk membalas budi kepada pemilihmu? Benar-benar naif."

"Kim Heechul!"

"Perhatikan sekitarmu, Choi Siwon. Dan, berhentilah bersikap begitu naif. Kamu bukanlah seorang Director dari Choi Group lagi. Dunia politik jauh lebih kotor dari apa yang kamu pikirkan."

*****

Seungwoo sedang berada di perputaskaan kampus, hari Sabtu pagi. Setelah mengirimkan surat pengunduran diri sebagai PA Senator Choi, Seungwoo sebenarnya hanya tinggal menunggu approved saja hingga dia tidak perlu datang ke Majelis Nasional. Toh, Senator Choi mengijinkannya untuk bersantai sampai mereka mendapatkan surat persetujuan tersebut.

Kini, Seungwoo tengah menyelesaikan revisi terbarunya setelah tadi bertemu dengan professor pembimbingnya untuk konsultasi. Ia begitu fokus hingga tidak menyadari ada seseorang yang menghampirinya dari belakang. Dan ketika Seungwoo merasakan keberadaan seseorang di punggungnya, ia hampir terlonjak kaget ketika melihat uluran tangan yang menaruh botol minuman di samping laptopnya.

The Great Deity - PART 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang