Bab 15

33 4 0
                                    

Siwon mengikuti setiap gerak Yunho yang tengah menyelinap di antara gang kecil. Mereka berhasil keluar dari gedung Majelis Nasional tanpa banyak kendala. Sepertinya tidak banyak yang mengetahui tentang pintu rahasia itu. Bahkan kondisinya tidak cukup baik karena gagang pintu yang sudah karatan dan sulit untuk dibuka.

Yunho terpaksa harus menendang keras pintu itu untuk mereka keluar. Tapi setelah itu mereka harus berlari dengan cepat sebelum suara keras itu terdengar oleh tentara militer yang berjaga.

Yunho mengatakan kalau mereka harus melewati jalan kecil dibandingkan jalan besar yang kemungkinan akan dijaga ketat. Dengan sebagian besar warga sudah diungsikan ke shelter-shelter yang dibuat oleh pemerintah, membuat area perumahan itu begitu sepi.

Sesekali mereka juga harus bersembunyi di gang yang gelap dan berusaha menahan nafas ketika para tentara militer melakukan patrol keliling.

"Hey, Siwon..."

Siwon bergumam. Ia mempercepat langkahnya sembari menatap layar ponselnya untuk memastikan kalau mereka tidak salah jalan dengan bantuan GPS.

Waktu sendiri sudah hampir pukul dua pagi. Mereka berjalan sudah berjalan cukup jauh dari gedung Majelis Nasional. Tapi karena berjalan kaki, makanya membutuhkan waktu lama untuk sampai ke rumah ayah Kyuhyun. Apalagi mereka harus mencari alternative jalan kecil yang jaraknya malah lebih jauh dari jarak dengan melewati jalan besar.

Yunho melirik Siwon sekilas. "Kamu bilang sesuatu yang kamu titipkan pada Kyuhyun itu bisa menghentikan semua kegilaan ini. Tapi apa kamu tahu bagaimana menghentikannya?"

Siwon mendesah pelan. Ia memperbaiki posisi tas ranselnya di bahu. "Aku belum membaca keseluruhannya. Karena isinya lebih banyak berisi teka-teki dibandingkan penjelasan secara langsung. Tapi ada kaitannya dengan sepuluh simbol panjang umur. Kamu tahu soal lukisan itu?"

Yunho mengangguk. Siwon memperhatikan setiap ekspresi Yunho. Awalnya dia berpikir kalau Yunho mengetahui lebih banyak dari dirinya. Tapi sepertinya itu adalah salah.

Jika Yunho tahu soal Project Deity, walaupun nama keluarga Jung tidak ada di dalam daftar buku kakeknya, Siwon berpikir Yunho setidaknya tahu hal-hal trivia soal Project Deity. Namun, sepertinya dia tidak mengetahui lebih banyak dari Siwon sendiri.

"Yunho, saat kamu menemuiku tadi, kamu bilang saat waktunya tiba, aku akan tahu apa yang harus kulakukan. Sebenarnya sebanyak apa yang kamu ketahui?"

Yunho menarik nafas perlahan. Ia memperhatikan situasi sekeliling. Gang yang mereka lewati begitu sepi, walaupun aliran listrik rumah-rumah sudah pulih. Tapi rasanya Seoul seperti kota mati.

"Tidak sebanyak yang kamu pikirkan," tutur Yunho. "Aku hanya ingat perkataan kakekku dulu. Tentang sebuah rencana besar yang akan mengubah negara ini. Beliau mengatakan sesuatu tentang sistem yang akan diatur-ulang."

"Mengatur ulang sistem? Tapi bagaimana?"

Yunho mengangkat bahu. "Waktu kakekku mengatakan itu, usiaku masih lima tahun. Jadi, aku tidak terlalu peduli dengan semua ucapan anehnya itu. Orang tuaku sendiri mengatakan hanya perlu mendengarkan tanpa tahu apa maksud ucapan beliau. Tapi anehnya, aku masih ingat dengan beberapa kalimatnya."

"Apa saja?"

"Tentang sistem yang akan diatur-ulang itu. Tentang dunia yang menjadi gelap gulita tanpa suara. Tentang matahari yang akan jatuh ke bumi. Dan ini yang paling aneh... sesuatu mengenai persembahan kepada dewa."

*****

Baek Woo sudah mengganti pakaiannya dan bersiap untuk tidur.

Walaupun rasanya begitu tidak adil jika dia bisa beristirahat dengan nyaman di penthousenya dengan perlindungan ketat dari PSS, sementara sebagian besar warga kota harus tidur di shelter-shelter dengan kondisi seadanya.

The Great Deity - PART 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang