N mematung setelah mengangkat kepalanya dan mengetahui siapa orang yang menyapanya itu. Seketika sekelebat masa lalunya di Surabaya dulu hadir di pikirannya.“Masa kamu gak ingat aku sih, Bi?” tanya orang itu dengan seringaian di wajahnya, “Setelah sesuatu yang kita lewatin dulu masa kamu tetep gak inget?”
Tepat setelah kalimat itu terlontar, N mengalihkan pandangan sambil menahan air mata yang sudah siap meluncur.
Kelakuan N ini tak luput hilang dari pandangan tajam Kenza. Lalu, Kenza berdiri dan berjalan ke arah orang itu. Kenza berdiri tepat di depan N dan menghadap orang itu. Tentu saja badan Kenza lebih tinggi daripada badan orang itu.
“Siapa?”
Orang itu tertawa. Lalu menjulurkan tangan kanannya ke Kenza.
“Ghyfar Nathannael Junata. Temen Bianca di Surabaya,” ucap orang yang bernama Ghyfar itu sambil menekankan kata ‘temen’.
Kenza menjabat balik tangan Ghyfar.
“Kenza Jolianta Panca. Tunangan N.” balas Kenza sambil balik menekankan kata ‘tunangan’.
Ucapan Kenza barusan membuat N kaget sambil mengangkat kepalanya menatap Kenza walau hanya punggung Kenza yang terlihat. Bukan hanya N yang terkejut tapi juga Ghyfar ikut terkejut. Tapi tak lama kemudian Ghifar tertawa renyah.
“Oh ya?” tanya Ghifar sambil melepas tangannya dengan tangan Kenza, “Sorry, bro. Gue gak maksud deketin Bianca kok. Gue cuma nyapa doang. Kangen udah lama gak ketemu.”
Kata ‘kangen’ yang keluar dari mulut Ghyfar membuat Kenza menajamkan mata.
“Gue gak peduli,” balas Kenza enteng walau matanya tidak.
Setelah itu keduanya hanya bersitatap dengan pandangan sama sinis. Di rasa suasananya semakin panas, akhirnya N membuka suara untuk menengahi.
“Eza, pulang yuk,” ajak N sambil menarik ujung baju Kenza.
Dan berhasil. Kenza menoleh ke belakang dan menatap N yang masih menunduk. Kenza menghela nafas, lalu membalikkan badan. Kenza memegang kedua pundak N dan menuntunnya agar berdiri. Setelah berhasil berdiri, Kenza menggenggam tangan dingin N dan kembali berbalik badan menatap Ghyfar dengan N yang berada di sebelahnya dengan wajah masih menunduk.
“Duluan ya, Bro,” pamit Kenza dengan senyum miring.
Lalu berjalan melewati Ghyfar. Tapi saat melangkah di sebelah Ghyfar, Kenza berhenti karena Ghyfar menghentikan langkahnya dengan memegang pundak Kenza. Ghyfar mendekat ke arah telinga Kenza dan membisikkan sesuatu.
“Hati - hati.”
******
Hati Kenza tidak tenang ketika tidak melihat N seharian ini. N tidak keluar dari kamar setelah acara jalan - jalan kemarin. Yang membuat Kenza semakin khawatir adalah N yang belum makan dari pagi. Dan sekarang sudah pukul tujuh malam.
Akhirnya Kenza berniat menghampiri N. Saat membuka pintu kamar ternyata bersamaan dengan N yang keluar dari kamarnya.
“Mau kemana?” tanya Kenza saat melihat pakaian yang di kenakan oleh N. Baju crop top putih tanpa lengan dan celana jens jitam yang sangat pas dengan kakinya. Tidak lupa tas slempang yang menggantung di lengannya.
“Mau keluar.”
“Butuh di anter gak?”
“Gak usah. Makasih.”
“Ya udah hati - hati. Kalo ada apa - apa telfon gue. Terus jangan pulang malem - malem,” ucap Kenza dengan suara lembut yang jarang di gunakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KeN [18+]
General Fiction[On Going] 18++ Bagaimana jika kejadian yang terjadi di masa lalu yang berusaha dilupakan malah datang perlahan - lahan dalam hidupmu? lagi. N Nala Bianca Zua. Gadis yang rela berpindah sekolah demi melupakan kejadian yang membuatnya trauma dan memi...