TEN

6.1K 248 6
                                    


Hampir 30 menit Kenza menunggu N. Kenza bolak - balik mengecek jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Beberapa kali Kenza memanggil nama N tapi kata ‘Sebentar’ yang jadi jawaban.

“N, ayo keburu siang,” panggil Kenza lagi.

Kali ini ia akan benar - benar mendobrak paksa pintu kamar N. Jika tidak keluar sekarang.

“Iya bentar lagi.”

Kenza sudah hilang kesabaran. Dia berjalan cepat menuju kamar N. Saat sampai di depan pintu, Kenza ingin menyentuh gagang pintu dan membukanya. Tapi, tiba - tiba pintu sudah di buka terlebih dahulu dari dalam. N muncul dengan celana jens hitam dan kaos pink crop top andalannya sambil menggeret koper di tangannya. Tapi kali ini dengan wajah yang sedikit berbeda.

“Yuk berangkat,” ajak N sambil menutup pintu.

Setelah itu N berjalan terlebih dahulu dan disusul Kenza di belakangnya. Saat di ruang tamu Kenza mengambil kopernya yang tadi di tinggalkan disitu. Sedangkan N memakai sepatunya. Saat sudah selesai dan ingin berjalan lagi, tangan N ditahan oleh Kenza.

“Lo gapapa?” tanya Kenza sambil memperhatikan wajah N.

N mengangkat sebelah alisnya dan sedikit tersenyum, “Gapapa. Kenapa?”

“Wajah lo pucat. Beneran gapapa?” tanya Kenza lagi sambil memegang kening N.

“Iya, gapapa,” balas N sambil menutup pintu apartemen, “Yuk berangkat,” ajak N lagi.

Pada saat N ingin berjalan, koper N tiba - tiba direbut paksa oleh Kenza.

“Biar gue yang bawa,” ucap Kenza.

N hanya menurut saja dan berjalan mendahului Kenza. Saat tiba di basemen, N berhenti mendadak membuat Kenza juga ikut berhenti. Lalu, N membalikkan badan dan menatap Kenza.

“Kita naik apa?” tanya N dengan sebelah alis terangkat, “Gak mungkin kan kita naik montor,” lanjutnya sambil menatap dua koper yang di bawa Kenza.

Setelah N menanyakan itu, Kenza berjalan lagi meninggalkan N dengan kebingungan. Tapi yang membuat N bingung adalah Kenza yang berjalan ke arah parkiran mobil. Akhirnya N ikut menyususl Kenza dengan berlari.

Tapi belum sampai di dekat Kenza, tiba - tiba N berhenti sambil menyentuh perutnya. N berjongkok sambil memegangi perutnya. N sedikit menggeram.

Sedangkan Kenza menunggu kehadiran N di depan mobil Mercedes Benz yang harganya fantastis miliknya yang memang tak pernah di kenalkan ke N. Lima menit Kenza menunggu tapi yang di tunggu tidak hadir juga. Akhirnya Kenza memutuskan untuk berjalan ke tempat dimana dia tadi meninggalkan N.

Kenza berjalan dengan santai sebelum penglihatannya menangkap seseorang yang terbaring lemah di atas lantai. Setelah itu Kenza berlari sangat kencang ke arah orang itu.

“N, bangun,” ucap Kenza sambil mengguncang - guncang tubuh N dan memanggil nama ‘N’.

Kemudian Kenza menggendong N ala bridal style dan membawa ke mobil nya. Kenza meletakkan tubuh N di bangku penumpang belakang. Lalu dia berjalan ke arah kemudi dan segera menancapkan gas.

******

Ruangan bernuansa putih yang pertama kali di lihatnya saat pertama kali membuka mata. N melihat tangan kirinya yang terpasang infus. Lalu melihat sekeliling dan baru menyadari jika ia sedang berada di Rumah sakit.

N berusaha untuk duduk tapi gagal karena perutnya masih terasa sakit. Akhirnya N pasrah dan tetap dengan posisi tiduran.

Tiba - tiba pintu ruangan di buka dari luar membuat N mengalihkan pusat perhatiannya kesana.

KeN [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang