TWENTY EIGHT

3K 191 62
                                    

Malam ini, walaupun hampir setiap hari merasakannya N tetap tidak terbiasa. Tidak bisa tidur di malam hari. Alhasil N hanya berguling - guling di tengah ranjang. Bermain ponsel pun sudah malas.

Dulu saat masih berada di kamarnya yang berada di rumah, N setiap malam akan mendengarkan lagu - lagu milik Cigarettes After Sex dari ponselnya yang dihubungkan dengan speaker. Tapi kamar di apartemen Kenza ini tidak ada speaker dan tidak kedap suara, takut mengganggu apartemen lainnya.

Helaian nafas keluar dari mulut N, ia sudah cape dengan berguling - guling di ranjang. Hingga sebuah ide terselip diotaknya. N segera bangun dan berjalan keluar menuju dapur. Membuka kulkas dan mengambil bento cake yang diberikan oleh Arum siang tadi. Tidak lupa dengan Mc flurry oreo yang ia beli bersama Kenza saat pulang dari rumah Arum.

Ngomong - ngomong soal Kenza, laki - laki itu belum pulang dari tadi pukul sembilan dan sekarang sudah pukul setengah dua belas malam. N tidak tau kapan Kenza perginya sebab saat itu ia sedang menonton serial Netflix di kamarnya. Lagi pula Kenza juga tidak pamit kepadanya.

N memakan bento cake yang dibuat Arum itu di depan TV sambil menonton ulang drama korea K2. Tapi ditengah menontonnya N teringat sesuatu yang membuatnya murung.

Kejadian empat hari lalu saat ia berada di dalam kamar mandi sekolah. Entah apa yang terjadi jika hari itu Kenza tidak menolong nya. Dan lagi - lagi sebuah pesan dari nomor tidak dikenal mengirim pesan kepadanya dengan nomor - nomor yang berbeda. Apalagi di setiap pesan yang dikirim terasa tidak asing baginya tapi juga tidak jelas. N selalu menghubungi pengirim pesan itu tapi nomor nya langsung tidak aktif.

N sibuk dengan pikirannya sampai sebuah benda kenyal mencium pipinya. N sedikit menjauh dan bernafas lega saat mengetahui jika pelakunya adalah Kenza yang saat ini berdiri dihadapannya dan sedikit mencondongkan tubuhnya guna mencium pipi N.

"Mikirin apa hm?" tanya Kenza sambil menyelipkan rambut halus kebelakang telinga.

"Lo," balas N bohong.

"Jangan bohong, peach."

"Gak, gak bohong."

Kenza menatap intens N lalu mengangguk - anggukan kepala mencoba percaya walaupun masih ada yang mengganjal.

"Kenapa mikirin gue?"

N terdiam sebentar, "Karna lo gak pulang - pulang."

"Nungguin gue nih. Kenapa? Gak bisa tidur kalo gak gue peluk ya?" Kenza tersenyum menggoda N sambil mengambil duduk disamping cewek itu.

"Geer."

Kenza tersenyum tipis lalu mencium pipi N yang mengembung karena terisi penuh dengan kue. Mencium beberapa kali dan terakhir sedikit menggigit.

"Aw," aduh N dengan wajah datar karena memang tidak sakit, itu hanya sebuah kereflekannya.

"Cute." puji Kenza lalu berdiri meninggalkan N yang masih sibuk dengan kuenya.

Lalu Kenza kembali dengan boxer sambil bertelanjang dada.

"Aaaa mau pegang rambut," rengek N saat melihat Kenza berjalan keluar dapur membawa segelas air putih.

Beberapa hari ini N excited dengan rambu panjang Kenza yang bagian belakangnya sudah mencapai leher tapi bagian depannya berponi seperti oppa - oppa korea.

Kenza tersenyum tipis lalu duduk di sebelah N, sedangkan N langsung berpindah di atas pangkuan Kenza dan menyisir rambut Kenza dengan jarinya dan beberapa kali meremasnya. N candu melakukan itu. Tapi lebih candu ditatap dalam oleh Kenza seperti saat ini.

"Uhh peachy," gumam Kenza sambil mengelus pipi N yang memerah.

Sebelah tangan Kenza memeluk pinggang N dan mengelusnya dari dalam kaos dan sebelah tangannya lagi mengelus pipi N.

Kenza memajukan wajahnya mengikis jarak diantara mereka, tapi sebelum sesuatu terjadi N terlebih dahulu menarik rambut belakang Kenza ke belakang.

"Gak ada ciuman hari ini boy."

N turun dari pangkuan Kenza dan duduk kembali ditempat semula lalu memakan kembali kuenya.

Kenza mendengus kesal lalu merebahkan kepalanya di atas paha N mengganti tempat bento cake sebelumnya.

"Marah nih?" goda N.

"Gak, cuma sedikit kesal."

N tertawa kecil lalu mengecup kening Kenza.

"Sorry boy, hari ini gue sariawan. Gak di apa - apain aja sakit apalagi kena kebrutalan bibir kamu."

Kenza tidak menjawab tapi ia sibuk menduselkan kepalanya di perut N.

"Kecup - kecup sini boleh?" tanya Kenza sambil mengelus perut N.

N terdiam sebentar lalu mengangguk, membuat senyuman terbit di bibir Kenza yang sedari tadi mengerucut sebal.

Kenza segera memasukkan kepalanya ke dalam kaos N dan langsung menghujani perut N dengan kecupan.

"Kecup aja loh ya!" peringat N karena khawatir jika Kenza mengulangi kejadian beberapa hari lalu yang membuat hickey di sepanjang lingkaran perutnya.

"Tau aja, padahal mau buat seni disini."

'Seni mata lo,' batin N.

N kembali menatap fokus ke arah televisi yang menayangkan adegan yang sedikit menegangkan membuat detak jantung N ikut berdetak cepat. Tapi kefokusan itu buyar ketika merasakan gigitan di perutnya.

"Stop," N menjauhkan kepala Kenza dari perutnya, "Tadi gue bilang apa?"

"Suruh buat seni," Kenza kembali mendekatkan kepalanya ke perut N.

Sejak kapan N menyuruh Kenza untuk membuat seni diperutnya. N membuang nafas kasar, cukup kesal dengan Kenza dan berakhir membiarkan laki - laki itu semaunya.

N kembali memakan kue nya sambil menonton televisi sebelum tiba - tiba ia menguap lebar. Melirik jam yang menggantung di dinding dan ternyata sudah pukul satu malam. N memandang Kenza yang ternyata sudah tidur di pahanya entah sejak kapan. N menepuk - nepuk pipi Kenza agar bangun, baru tiga kali tepukan Kenza sudah terbangun. Tapi bukannya segera bangun malah memeluk N dan menduselkan kepalanya di perut N.

"Za, bangun. Gue ngantuk mau ke kamar."

"Hm."

"Za cepetan."

"Tidur sini aja."

"Gak mau sempit," tolak N.

Tanpa banyak kata Kenza duduk dan menarik tubuh N lalu membaringkan di atas sofa itu. Kenza langsung ikut berbaring di atas tubuh N dan meletakkan kepalanya di atas dada gadis itu.

"Za berat."

"Udah diem tidur," ucap Kenza sedikit menurunkan tubuhnya dari tubuh N agar tidak terlalu berat untuk N. Tapi tetap saja sebagian tubuhnya masih berada di atas tubuh N apalagi kepala laki - laki itu tidak bergeser sedikit pun.

Sebenarnya dada N sedikit ngilu di tindih kepala Kenza, tapi sudahlah N malu untuk mengatakannya dan mulai ikut tidur.

Sedangkan Kenza tersenyum tipis dan membenarkan letak kepalanya.

'favorite pillow.'


helow
aku seneng deh banyak yang ngomel haha
sorry kalo banyak typo, nanti direvisi kok

matchalora

08okt2021

KeN [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang