SEVENTEEN

4.5K 183 18
                                    

"Hi kak! Yuk masuk, aku ganti baju dulu," sapa N kepada Jeje lalu menyuruh pemuda itu masuk ke dalam.

Seperti janji semalam, Jeje mengajak adiknya tersayang itu jalan berdua setelah kepindahan N tak pernah bertemu.

Tak lama Jeje menunggu sendiri, Kenza datang lalu duduk di depan Jeje.

"Maaf ya Je, kemarin gue curiga sama lo."

Jeje sempat bingung lalu mengetahui maksud ucapan Kenza barusan, "Iya santai aja, wajar karena lo pertama kali lihat gue. Seandainya gue jadi lo, gue kayak lo juga kok. Itu artinya lo perhatian sama Bianca."

Kenza menanggapi nya dengan tersenyum. Tidak lama kemudian N keluar dengan outfit casualnya.

"Yuk Kak, kita berangkat."

"Gue pergi dulu nih sama Bianca, lo gapapa di tinggal sendiri?" tanya Jeje tidak enak karena hanya mengajak N saja. Tapi mau bagaimana lagi, Ia sangat rindu dan hanya ingin menghabiskan waktu berdua saja dengan N.

"Iya gapapa. Lagian sebentar lagi juga mau keluar kok."

"Yaudah, berangkat dulu," pamit Jeje sambil menepuk bahu Kenza pelan lalu berjalan duluan keluar apartemen. Sedangkan N masih di dalam berdua dengan Kenza.

"Pergi dulu ya, Za!" pamit N.

"Gamau peluk dulu?"

N dengan pipi memerah berjalan mendekat lalu memeluk tubuh Kenza dan di balas dengan hangat oleh cowok itu.

"Sebentar lagi penderitaan lo berakhir," bisik Kenza pelan di telinga N.

Entah apa maksudnya, N tidak ingin memikirkan dan segera menyusul Kakak nya.

******

"WOI KEN!! Ngelamun aja lo, mikirin apa sih?"

Kenza terlonjak kaget dengan teriakan teman bangsat nya itu. Siapa lagi kalo bukan Kafian.

"Diem dulu deh lo," ucap Kenza lalu kembali melamun sambil mengetuk - ngetukkan jarinya di sofa.

Saat ini ia berada di hotel Ian yang kemarin. Anak itu belum punya niatan untuk pulang ke rumah dan malah berpindah - pindah hotel untuk tempat tinggal, biasalah dia tipe orang yang suka menghambur - hamburkan uang.

"Cape gue nungguin lo lama," ucap Ian kesal lalu beranjak pergi merebahkan diri di ranjang kasur.

Sudah satu jam sejak kedatangan Kenza dan cowok itu hanya melamun saja entah apa yang dipikirkan nya.

Kenza tiba - tiba berdiri, "Kayaknya jangan sekarang deh, waktunya belum pas. Gue punya ide buat main - main dulu sama yang ini," ucap Kenza sambil tersenyum smirk dan menatap Ian yang juga menatap Kenza.

"Yaelah, kalo tau gitu gue jalan sama Tera," ucap Ian kesal.

"Tera siapa?"

Ian bangun dan menatap Kenza seolah tak percaya dengan ucapan yang ia dengar.

"Sepuluh kali loh lo tanya gitu sama gue, sekali lagi gue bilangin ya! TERA ITU PACAR GUE! Masa dari dulu gak inget. Kebiasaan gak pernah hafal nama orang sih."

"Oh lupa gue, lagian yang gue inget cuma N sekarang," balas Kenza sambil tersenyum membayangkan senyum manis cewek itu.

"Eh iya gue lupa, kemarin lo janji cerita siapa N," ucap Ian dengan keras.

"Mana ada gue janji."

"Udah janji apa gak, lo tetep harus cerita."

"Gak. Entar lo naksir sama N. Gue gak mau ya lo suka sama dia," ucap Kenza sambil berjalan mengambil minum.

KeN [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang