EIGHT

6.8K 256 11
                                    


“Kenza!!!”

N berteriak kencang di minggu pagi ini. Jam masih menunjukkan pukul 07.30 dan N sudah berdandang sangat cantik. Beda seperti biasanya. Pagi ini N memakai dress selutut berwarna biru navy dan memakai hels hitam dengan dipadukan tas slempang sewarna dengan sepatu. Bahkan hari ini N mengurai rambut panjangnya.

“Kenza!! Bangun!” teriak N sambil membuka pintu kamar Kenza.

N berjalan mendekat ke ranjang tempat tidur Kenza. Disanalah Kenza berada yang masih berada dalam mimpinya dengan keadaan tanpa memakai baju dan hanya memakai celana basket tipis.

Lalu N mengguncang tubuh Kenza sambil memanggil - manggil nama cowok itu. Tak sia - sia usahanya, Kenza perlahan membuka matanya.

“Eza, gue hari ini gak pulang. Jadi, gak usah nyariin. Okee?”

Setelah menyelesaikkan kalimatnya, N hendak memutar badan tapi tangannya ditahan.

“Kemana?” tanya kenza yang sudah duduk di atas kasurnya.

“Mau ketemu temen sekalian nginep,” jelas N.

Kenza mengankat sebelah alisnya, “Temen?” tanyanya dan dibalas anggukan oleh N, “Emang lo punya temen di Jakarta selain gue?” ucapan Kenza kali ini sedikit mengejek.

“Punya lah. Emang lo.”

Kali ini N merutuki mulutnya yang selalu asal ceplos, “G-gak gitu maksud gue.”

“Iya, gapapa,” balas Kenza sambil melepaskan cekalannya, “Ya udah sana berangkat. Hati - hati di jalan.”

Kemudian, Kenza kembali memposisikan tubuhnya untuk tidur kembali dengan tubuh membelakangi N. Sedangkan N sangat merasa bersalah dengan kata - kata yang ia ucapkan.

Akhirnya, N keluar dari kamar Kenza dengan perasaan sedikit... entahlah disebut dengan perasaan apa ini.

******

Seorang laki - laki terkaget saat memasuki apartemennya setelah melihat cewek yang duduk di atas sofa dengan lampu di matikan dan hanya cahaya dari TV yang menyinari sosok cewek itu.

“N? Katanya gak pulang?” tanya Kenza saat mata keduanya bertubrukan.

“Gak jadi. Gak ada makanan disana,” ceplos N yang membuat Kenza sedikit mengulum senyum, “Udah makan belom?” tanya N dan di balas Kenza dengan gelengan, “ Gue beli chicken, kita makan sama - sama. Lo nyalain dulu lampunya.”

Kenza pun hanya patuh tanpa komplain sama sekali. Toh, dia memang belum makan dari pagi.

Setelah menyalakan lampu, Kenza berjalan dimana tempat N berada. Kenza duduk disebelh N dan ikut nimbrung N makan.

“Dari mana?” tanya N memecah kesunyian.

“Keluar bentar.”

Tepat setelah mendengar jawaban Kenza, N langsung tertawa terbahak - bahak membuat Kenza mengangkat wajahnya memandang wajah N.

“Bentar? Gue pulang pukul 9 malam dan sekarang jam 1 pagi. 4 jam itu bentar ya, Za?” tanya N sedikit mengejek, “Dan pakaian lo sekarang bukan style lo kayak biasanya. Style lo sekarang itu kayak terakhir kali gue ngira lo mabuk waktu itu.”

Kenza hanya berdeham saja karena tak bisa menjawab lagi.

“Eza, lo jujur aja deh sama gue,” lanjut N.

“Gak sekarang, N.”

N mendengus kasar mendengar ucapan Kenza.

“Lain kali kalo di depan gue jangan pake kayak gini lagi,” N menunjuk penampilan Kenza saat ini, “Aura nya kayak Psychopat beneran. Serem.”

KeN [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang