ELEVEN

5.6K 214 12
                                    

Happy Reading 🖤

“N, makan dulu!”

Setelah memasak bubur, Kenza memanggil N untuk makan malam. Memang sekarang N sudah diperbolehkan untuk pulang setelah 3 hari 2 malam tinggal di dalam rumah sakit. Tapi tidak diperbolehkan untuk banyak bergerak. Dan Kenza lah yang terkena dampaknya. Tapi, Kenza tidak memikirkan hal itu.

Disisi lain, N yang masih bergelut dengan selimutnya mulai terusik dengan teriakan Kenza. N mulai mengangkat tubuhnya. Tangannya mengambil Hp yang berada di sebelah bantalnya. Jam menunjukkan pukul tujuh malam.

Kenapa N sudah tidur? Sedangkan jam masih pukul segitu? Sebab, tadi sore setelah mandi N merebahkan tubuhnya di atas kasur. Dan tak disadari dirinya terlelap dan baru bangun sekarang.

N keluar dari selimut dan berjalan menghampiri Kenza yang sedari tadi tak henti - henti memanggil. Saat sampai di meja makan, N langsung duduk di salah satu kursi ia meletakkan kepalanya di atas meja. Perlahan menutup mata. N sungguh tak kuat menanggung kantuk yang menyerangnya saat ini. Tapi, Kenza tiba - tiba mengangkat kepala N. Kenza berdecak melihat N yang sudah 1 minggu ini setelah dibolehkan pulang dari rumah sakit menjadi sangat malas. Seharian N tidur di dalam kamarnya. Hanya waktu makan N akan keluar.

“Makan. Tidur mulu lo,” ucap Kenza sambil menyentil kening N.

N mendengus lalu membuka mulutnya dengan mata masih terpejam, kenza terseyum lalu menyuapi N sedikit.

Saat makanan di mulut N habis, N membuka mulutnya lagi. Ide jail muncul di pikiran Kenza. Kenza meletakkan mangkuk bubur di meja dengan hati - hati agar tidak menimbulkan suara.

Kemudian, Kenza meraup bibir N dengan brutal. Menjelajahi rongga mulut, mengecek semua gigi N dengan lidahnya. Sedangkan N tidak terkejut atau menolak ciuman Kenza dan sekali - kali membalas ciuman Kenza. Ciuman itu berlangsung lama. N yang mulai kehabisan nafas pun memukul - mukul dada bidang Kenza. Akhirnya Kenza melepaskan ciuman itu. Keduanya terengah - engah, berebutan udara.

Setelah nafasnya mulai membaik, Kenza menyuapi N lagi. N sudah membuka matanya sejak ciuman tadi berakhir. Saat sendok masuk ke dalam mulut N, N mengunyahnya dengan wajah cemberut.

“Cari - cari kesempatan lo,” ucap N setelah menelan buburnya.

Kenza tertawa kecil melihat ekspresi N saat ini.

“Habisnya lo makan sambil tidur sih.”

Setelah itu keduanya diam dengan Kenza yang masih menyuapi N.

Beberapa menit kemudian makanan itu habis di telan N. N mengambil minum dan meminumnya. Kemudian N melangkah ke arah kamar sebelum sebuah suara mengintrupsinya.

“Mau kemana?”

N membalikkan badan dan menatap wajah Kenza yang juga sedang menatapnya.

“Mau ke kamar lah. Kenapa? Mau ikut?”

“Jangan ke kamar lagi,” larang Kenza yang membuat N menatapnya bingung, “Nonton TV aja sama gue.”

Mau tak mau N mengikuti saran Kenza. N duduk di karpet dan bersandar pada sofa.

Sedangkan Kenza pergi menuju kulkas dan mengambil camilan dan menghampiri N. Kenza duduk di atas sofa yang di sandari N.

Keduanya memakan camilan sambil menonton TV. Hanya beberapa kali N mengeluarkan suara untuk mengkritik jika ada adegan yang tidak disukai atau adegan yang menurutnya alay.

“Tentang jalan - jalan. Lo mau kapan jalan - jalan keliling Jakarta? Udah 1 minggu lo cuma malas - malasan di rumah,” ucap Kenza yang memecah keheningan setelah hampir 30 menit mereka tidak berbicara, “Kurang 1 minggu lagi kita udah masuk.”

KeN [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang