FIVE

8.8K 284 9
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi. N terbangun dari tidurnya. Dia keluar dari kamar pergi menuju dapur dan kembali ke kamar sambil membawa segelas susu hangat ditangannya.

N meminum setengah susu itu lalu meletakkannya di nakas sebelah ranjang tidurnya. Kemudian N duduk di atas ranjang dengan menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang.

Tangannya terulur memegang plester yang menempel di leher sebelah kanan. Pikirannya melayang ke kejadian tadi sore menjelang malam.

FLASHBACK

Kenza lebih mendekat ke arah N hingga badan N tidak bisa mundur lagi karena tubuhnya sudak menabrak kulkas dibelakangnya.

“L-lo mau apa?” tanya N

“Mau buktiin kalo gue Psychopat apa bukan,” balas Kenza dengan smirk yang masih betah diwajahnya.

“G-gak usah. Gue gak jadi tanya,” N menelan saliva nya.

Kenza menyentuh pipi kiri N dengan tangan kirinya dan mengusapnya lembut, “Tapi gue pengen buktiin,” ucap Kenza dengan tangan mengusap rambut panjang N.

Kenza mengarahkan pisau yang masih dibawanya ke leher kanan N.
N menutup matanya ketika pisau itu menempel dikulitnya, “Arghh,” lirih N saat pisau itu menggores sedikit lehernya.

N merasa jika ada yang menyesap bekas goresan pisau itu. N membuka matanya dan melihat jika Kenza berada dilehernya sambil menyesap darah segar yang mengalir dari luka ulah coeok itu.

“Apa yang lo lakuin?” tanya N dengan dada berdegup kencang.

Kenza mengecup singkat luka itu lalu menjauhkan kepalanya dari leher N dan menatap wajah N dengan darah yang tersisa disudut bibirnya.

"Bukan. Gue bukan Psychopat,” jelas Kenza.

Dengan keadaan yang masih panik, N mengehela nafas, “You crazy,” olok N sambil memukul - mukul dada Kenza.

“Iya - iya, sorry,” ucap kenza sambil menahan tangan N yang sedang memukul dadanya.

Setelah tangan N dilepas Kenza, tangan N terulur membersihkan bekas darahnya yang masih tersisa disudut bibir Kenza.

“Dasar jorok,” olok N lagi.

“Gitu - gitu itu juga darah lo,” balas Kenza sewot.

“Ngapain juga lo kayak gitu. Nakut - nakutin tau gak!” ucap N dan pergi dari hadapan Kenza, melanjutkan kegiatan memotong wortel dan disusul oleh Kenza.

“Sorry,” ucap Kenza tanpa melihat N.

Permintaan maaf Kenza hanya di balas dehaman oleh N. Setelah itu mereka terdiam sampai makan malam selesai. Bahkan setelah cuci piring N langsung pergi ke kamarnya setelah ditunjukkan Kenza.

Setelah memasuki kamar, N melihat kopernya sudah berada di dalam. N mulai menata bajunya di dalam lemari dan duduk dipinggir ranjang setelah selesai menata baju.

N membuka Hp nya dan melihat - lihat sosmed yang dimilikinya. Lalu pintu terbuka menampilkan tubuh tegap Kenza sambil membawa kotak P3K.

Kenza berjalan ke arah N dan mengambil selimut yang dilipat rapi di atas kasur. Selimut itu ia gunakan untuk menutupi paha N yang terekspos didepan mata.

N hanya diam dengan perilaku Kenza dan tetap fokus bermain Hp. Kenza duduk disebelah N dan merebut paksa Hp N lalu mengantonginya di kantong belakang celananya.

“Gue obatin dulu,” ucap kenza sambil membuka kotak P3K.

“Balikin dulu Hp gu-Arghhh,” teriak N karena Kenza menempelkan kapas yang sudah diberi alkohol ke lukanya.

KeN [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang