“Lo yang minta, N.”
Lalu, Kenza mencium bibirnya dengan brutal di lorong yang sepi itu.
Kenza terus memojokkan N sampai tubuh mereka menempel sempurna. Ciuman Kenza turun ke leher ketika N mulai kehabisan nafas. Meninggalkan beberapa jejak merah di leher N sebelum menjauh dari cewek itu. Keduanya terengah - engah setelah ciuman panas dan brutal itu.
Keduanya saling berpandangan, hingga N memejamkan mata dahulu dan langsung pingsan setelah Kenza menyuntikkan sesuatu di lengan N.
Untung saja Kenza segera memeluk tubuh N sebelum cewek itu mencium lantai. Kenza menghembuskan nafas kasar karena berhasil menyelesaikan satu masalah yaitu menenangkan N. Tapi masalah kedua belum selesai yaitu menenangkan adiknya yang sudah terlajur tegang, tentu saja karena ciuman nya dengan N yang membuat nafsunya muncul.
Kenza menggendong N seperti karung beras yang diletakkan di bahunya. Dan membawanya ke mobil untuk dibawa pulang. Tak perlu waktu lama Kenza sudah sampai di apartemen tempatnya dan N tinggal.
Membawa N pergi ke kamar cewek itu, tapi saat akan membukanya ternyata kamar itu terkunci. Tak ingin berlama - lama, Kenza segera membawa N ke kamar nya saja. Meletakkan tubuh N di atas kasur nya.
Melepaskan sepatu dan tas yang di pakai N lalu menyelimuti hingga sebatas leher.
******
Rasa pusing di kepala memulai pagi hari ini. Di bawah sorot sinar matahari yang mulai menembus di celah celah gorden yang menutupi jendela, seorang cewek mulai terbangun dari tidurnya.
Pusing yang ia rasakan semakin sakit. N duduk dari tidurnya sambil memijat - mijat keningnya. Tak menyadari seseorang yang sedang tidur di sebelahnya. Tapi tidak lama kemudian N mulai sadar jika ia tidak tidur sendirian. N melihat Kenza sedang tidur meringkuk seperti bayi. Belum hilang rasa terkejutnya yang mengetahui bahwa ia tidur seranjang dengan Kenza walau bukan yang pertama kali, sekarang tiba - tiba tangannya di tarik hingga terjatuh di sebelah Kenza dengan bantal lengan cowok itu.
"Tidur lagi aja."
N diam tak berkutik ketika sebuah tangan melingkar di pinggang nya memeluk erat membuat rasa nyaman, aman, dan hangat bercampur menjadi satu, seolah - olah tidak akan ada yang berani menyentuh nya jika sedang bersama cowok ini.
Tak hanya sampai situ, Kenza semakin menempelkan tubunya dengan tubuh N melalui pelukan hangat yang ia berikan, menyebabkan jantung N berdetak dua kali lebih cepat.
'Semoga Eza gak denger detak jantung gue,' batin N.
"Pusing?" tanya Kenza ketika menyadari tak ada tanggapan atau pergerakan dari N.
"I-iya dikit."
"Tidur aja lagi masih pagi juga," ucap Kenza sambil mengelus - elus rambut N.
"Udah gak ngantuk."
"Yaudah, kalo gitu gini aja dulu."
Setelah itu hening. Keduanya sudah nyaman dengan posisi itu yang membuat mereka berdua enggan untuk berganti posisi. Hingga sampai suara bell membuyarkan keheningan di antara mereka.
'Mengganggu,' batin Kenza lalu beranjak bangun.
"Kayaknya makanan yang gue pesen udah dateng deh,", ucap Kenza ke N, "Gue lihat dulu."
Lalu pergi melangkah keluar dari kamar, meninggalkan N sendiri. Setelah Kenza hilang tak terlihat barulah N bangun pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajah. Saat keluar dari kamar mandi ternyata Kenza sudah duduk di pinggir kasur sambil melamun.
"Za," panggil N membuyarkan lamunan Kenza.
Kenza menoleh kaget ke arah N. Lalu berdiri menatap N.
KAMU SEDANG MEMBACA
KeN [18+]
Fiksi Umum[On Going] 18++ Bagaimana jika kejadian yang terjadi di masa lalu yang berusaha dilupakan malah datang perlahan - lahan dalam hidupmu? lagi. N Nala Bianca Zua. Gadis yang rela berpindah sekolah demi melupakan kejadian yang membuatnya trauma dan memi...