TWENTY ONE

4.1K 161 9
                                    

"Please jangan takut sama aku.".

Jeje berjalan mendekat ke arah Arum ketika Kenza dan N sudah menghilang dari depan matanya.

Arum yang memang sudah takut, menjadi semakin takut melihat Jeje yang mendekatinya. Arum memegangi perutnya berharap Jeje tidak akan menyakiti anaknya.

Jeje melihat tangan Arum yang melindungi perutnya dengan pandangan takut kepadanya. Ia sangat kecewa karena berpikir Arum tidak mempercayainya dan berniat mencelakai benih yang ia tanam di rahim Arum, anaknya sendiri.

"Rum, aku gak apa - apain kamu. Please jangan takut sama aku," Jeje berusaha menjelaskan sambil berdiri sedikit jauh dari Arum agar cewe itu tidak semakin takut kepadanya, "Sumpah Arum. Aku gak bakal apa - apain kamu dan anak kita. Aku janji."

Mendengar 'Anak kita' membuat Arum terdiam dan dijadikan Jeje untuk duduk disebelah Arum sambil mengelus tangannya agar tenang.

"Anak kita?" tanya Arum dengan pandangan kosong menatap Jeje.

Jeje menatap Arum dengan yakin, "Iya anak kita. Anak aku sama kamu. Aku bakal jadi ayah dan kamu bakal jadi ibu."

Tangis Arum pecah ketika bayangan Jeje memperkosa Arum. Walau tak bisa ia sangkal, Arum juga menikmati kejadian saat itu. Kejadian saat Jeje mabuk dan melihat Arum duduk di halte depan club. Saat itu Jeje tiba - tiba menarik tangan Arum untuk masuk ke dalam mobilnya. Jeje sadar saat itu ia menarik seseorang yang tidak ia kenal, tapi entah kenapa sepertinya ada sesuatu yang ingin ia keluarkan saat melihat tubuh Arum. Arum sempat menangis karena kaget akan kelakuan Jeje, tapi saat mereka 'bersatu' ia tak bisa menolak rasa nikmat yang menyerangnya. Bahkan Jeje sempat bertanya nama Arum dan memperkenalkan dirinya sendiri dan berakhir pelepasan saling memanggil nama satu sama lain.

Entah berapa kali Jeje melakukannya. Yang Jeje ingat setelah melakukan itu Arum langsung pergi begitu saja. Sedangkan Jeje masih di dalam mobil ketiduran hingga pagi menjelang. Dan saat pagi itu Jeje sadar kemarin malam melepas keperjakaannya dan merebut mahkota dari seorang gadis yang tidak ia kenal.

Jeje berusaha mencari Arum dihari itu juga hingga seminggu kemudian baru ketemu. Jeje saat itu bertemu saat Arum keluar dari rumah sakit. Jeje langsung menghampiri dan menggendong Arum masuk ke dalam mobilnya. Dan hari itu Jeje melihat sesuatu di tangan Arum. Sebuah foto USG dengan gambar sesuatu yang sangat kecil dengan tulisan dipojok foto bertuliskan 'Ny. Arum'.

Arum melihat perubahan ekspresi di wajah Jeje saat melihat foto yang direbut dari tangan Arum tadi, saat itu juga Arum langsung keluar dari mobil Jeje dan menghentikan taxi yang kebetulan lewat. Untung saja Jeje tidak mengejarnya, mungkin Jeje masih terlalu kaget dan tidak sadar jika Arum sudah menghilang. Lagi.

"Arum. Kamu percaya sama aku kan. Aku bakal tanggung jawab. Aku juga udah bilang sama keluarga aku. Daddy sama Mommy gak anggep aku anak lagi kalo belum nemuin calon mantu sama cucunya," ucap Jeje sambil tersenyum tipis lalu memeluk tubuh Arum.

Arum semakin mengeraskan tangis di pelukan. Entahlah ini tangis sedih atau bahagia. Tapi yang Arum rasakan adalah perasaan lega.

******

"Za, aku mau keluar," ucap N dengan panik saat mendengar tangis Arum.

Kenza tak merespon, Kenza masih asik dengan ponselnya.

N menghampiri Kenza lalu menatap Kenza sambil memohon kepada cowok itu. Kenza menghela nafas, lalu memperlihatkan sesuatu di ponselnya ke N.

N membacanya dengan teliti lalu mendesah lega. N berjongkok di lantai. Ia lega jika Arum sudah menerapkan dan percaya lagi kepada Kakaknya.

KeN [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang