"Gimana?"
"Seperti yang gue duga. Cewek lo di teror."
Kenza mengetatkan rahang mendengar kebenaran dari mulut Ian.
"Gue belum tau siapa, nomornya dari Surabaya. Tapi beberapa kali juga dari luar negeri. Walaupun beda - beda nomor tapi gue yakin dia orang yang sama. Kemungkinan dia kenalan cewek lo."
"Kayak nya iya, N juga dari Surabaya."
Ian menghela nafas, setelah berjam - jam berkutik dengan beberapa komputer untuk meretas ponsel N. Itu semua atas perintah Kenza yang sedikit - sedikit mencari tau masalah yang dihadapi N.
"Nanti gue coba lagi buat cari tau. Untuk sekarang gue mau istirahat dulu," ucap Ian sambil mengetik pesan di ponselnya.
"Yaudah gue pulang, thanks bro," ucap Kenza sambil beranjak pergi, tapi sebelum membuka pintu Kenza berhenti dan berbalik menatap Ian yang masih sibuk dengan ponselnya dengan bibir senyum - senyum tak jelas, "Btw, jangan lupa pake pengaman, nanti cewek lo bunting bingung."
Setelah itu Kenza cepat - cepat keluar sebelum Ian melemparinya sesuatu.
******
"Za dimana?"
"Hotel."
N membulatkan mata dan langsung bangun dari tidurnya. Bayangkan negatif sudah masuk didalam pikirannya.
"NGAP-"
"Sst, nemuin Ian, sekarang lagi di lift."
Seketika N tenang begitu mengetahui alasan Kenza. Membayangkan Kenza 'iya-iya' dengan orang lain membuatnya takut. 'gue aja belum ngerasain, masa orang lain dulu,' batin N menggerutu.
"Nitip ya," pinta N dengan raut wajah memohon, walaupun Kenza disana tidak melihatnya.
"Apa?"
"Beliin martabak manis."
"Ya kalo ada," balas Kenza. Bukan tidak ingin membelikan, hanya saja sekarang masih pukul satu siang dan biasanya belum ada yang buka.
"Ya, kalo gak ada yang lain. Yang penting manis."
Setelah mendapat persetujuan dari Kenza, N mematikan panggilannya. N melemparkan ponselnya ke kasur dan kembali berbaring. Hari ini sekolah dipulangkan pagi karena salah satu guru ada yang meninggal dunia. Pas sekali dengan N yang sedang kedatangan tamu bulanan. Rasanya sangat malas bergerak.
Ketika Kenza tadi pamit untuk pergi, N hanya bergumam dan menyuruh Kenza segera pergi. Jika sedang dalam mood baik mungkin N akan merengek untuk ikut.
Rencananya sore nanti, N ingin menjenguk calon kakak iparnya. Bukan kemauannya sendiri, melainkan perintah Jeje, kakaknya yang saat ini berada di Surabaya. Katanya Arum berada dirumah sendiri, sebab kedua orang tua bumil itu lagi pergi mengunjungi kerabatnya. Arum dilarang ikut sebab tengah hamil, takut para kerabat tau jika Arum tengah hamil diluar nikah.
Maka dari itu, Jeje menyuruhnya untuk menghibur Arum. Sambil menunggu kedatangan Kenza, N berencana untuk mandi terlebih dahulu agar nanti saat Kenza bisa segera pergi ke rumah Arum.
N menghabiskan sekitar 40 menit untuk mandi dan berpakaian, saat keluar kamar ia langsung menuju kamar Kenza dan menengok kedalam. Disana tepatnya dibalkon, Kenza tengah menikmati rokok yang ia sematkan ditengah - tengah jari telunjuk dan manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KeN [18+]
General Fiction[On Going] 18++ Bagaimana jika kejadian yang terjadi di masa lalu yang berusaha dilupakan malah datang perlahan - lahan dalam hidupmu? lagi. N Nala Bianca Zua. Gadis yang rela berpindah sekolah demi melupakan kejadian yang membuatnya trauma dan memi...