Kenza Pov
Entahlah perasaannya hari ini sangat sensitif. Biasanya dirinya tidak seperti ini. Melihat Papa nya yang seolah melupakan anaknya sendiri dan kedekatan Papanya kepada N, padahal ini pertama kali mereka bertemu.
Kalo kejadiannya seperti ini, dia tadi tidak akan mengajak N menjemput Papanya dan mengunci gadis itu di apartemen agar tidak bertemu Papanya.
Author POV
Dengan perasaan kesal, Kenza meninggalkan N di mobil dan keluar duluan tanpa menunggu gadis itu.
Setelah sampai di apartemen, Kenza langsung merebahkan tubuhnya di sofa. Beberapa menit kemudian N sampai dan terdiam menatap Kenza yang tengkurap di sofa.
Tak ingin semakin pusing dengan ulah Kenza, N segera ke kamar dan mengganti bajunya dengan tank top hitam dengan tali spaghetti dan rok tenis putih yang menutupi setengah pahanya.
N berpikir jika dia tidak akan meninggalkan kamarnya karena tidak ada yang dilakukan di luar kamarnya, makanya dia berpakaian seperti itu.
N kembali berpikir tentang masalah yang menghantui pikirannya. Tadi saat bersama Papa Kenza, dia bisa mengalihkan pikirannya karena ulah usil pria setengah abad itu. Dan sekarang pikirannya kembali lagi tentang masalah yang menghantuinya sekarang.
Untuk mengalihkan pikirannya, N berniat membersihkan kamarnya yang berantakan terutama bagian meja rias yang penuh dengan skincare, make up, dan kapas - kapas kotor yang belum di buang.
N mulai dengan menata rapi tempat tidurnya lalu membersihkan meja riasnya, menata kembali ke tempatnya masing - masing dan mengelap meja karena kotor terkena bedak bercampur debu. Setelah itu memungut beberapa baju yang berada di sofa dan melipatnya rapi dan berjalan ke lemari untuk meletakkan pakaian yang di bawanya. N membungkuk karena baju terakhir yang dibawanya berada di lemari bagian bawah sekali.
Tapi tiba - tiba N kaget pantatnya merasakan sesuatu. N segera menegakkan tubuh dan melihat ke belakang dan menjadi semakin terkejut ketika tubuh tegap Kenza berdiri dibelakangnya, apalagi dengan tubuh sangat menempel padanya. N memundurkan tubuh agar sedikit berjarak dengan Kenza.
"K-kenapa?" tanya N gugup karena detak jantungnya berdetak sangat cepat karena terkejut tadi.
"Gak. Tadi cuma bantuin nutupin pantat lo yang keliatan," ucap Kenza dengan santai diluar dan menahan sesuatu di dalam.
"Hah?"
"Ck. Makanya kalo pake rok tuh pake celana, masa cuma pake daleman. Ya keliatan lah."
Pipi N semerah tomat karena malu. Dia memang hanya memakai bra tanpa tali dan celana dalam dan langsung memakai tank top dan rok.
"T-terus ngapain kesini?"
"Gak kenapa - kenapa," balas Kenza sambil tiduran di atas kasur N yang baru dirapikan oleh gadis itu.
N mendengus ketika melihat ranjangnya yang mulai diberantakkan Kenza.
"N sini deh," panggil Kenza sambil melihat N yang masih berdiri di depan lemari.
"Apa?" tanya N sambil berjalan menghampiri Kenza.
"Sini!" perintah Kenza sambil menepuk kasur di sebelahnya, menyuruh N untuk duduk disitu.
N menurut saja daripada Kenza ngomel - ngomel semakin membuatnya bad mood. N duduk disebelah Kenza lalu Kenza langsung menjadikan paha N sebagai bantal. Kenza menuntun tangan N untuk mengelus rambutnya.
"Kemarin ada masalah apa?" tanya Kenza dengan lembut sambil menatap wajah cantik N dari bawah.
Tubuh N langsung menegang. Ia belum siap jika harus menceritakan masalahnya kepada Kenza. Tapi karena tatapan lembut Kenza membuatnya luluh dan memberanikan diri untuk bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
KeN [18+]
Fiction générale[On Going] 18++ Bagaimana jika kejadian yang terjadi di masa lalu yang berusaha dilupakan malah datang perlahan - lahan dalam hidupmu? lagi. N Nala Bianca Zua. Gadis yang rela berpindah sekolah demi melupakan kejadian yang membuatnya trauma dan memi...