NaruSasu menoleh ke asal suara. Mereka melihat Satsuki (putra mereka) tengah memperhatikan mereka. Sasuke menyikut perut Naruto pelan agar melepaskan pelukannya.
"Satsuki? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Sasuke seraya menyejajarkan tingginya dengan Satsuki dan mengelus surai hitam putranya itu.
"Justru Satsuki yang harusnya bertanya begitu. Apa yang ayah dan papa lakukan disini?" tanya Satsuki balik.
"..." Sasuke terdiam, tapi tak lama. Setelahnya dia menjawab pertanyaan putranya itu, "Ayah dan papa baru saja melihat keadaan kak Sarada, sayang..."
"Ah, souka."
"Hm!" Sasuke mengangguk dengan tersenyum. Ntah mengapa rasanya dia sangat mudah tersenyum jika bersama putra manisnya ini.
"Sudah sudah... Sekarang ayo kita sarapan. Sebentar lagi ayah harus ke kantor Hokage." ucap Naruto yang mulai buka suara.
Satsuki mengangguk semangat, "Ha'i! Satsuki juga sudah sangat lapar!" ucapnya kemudian.
Akhirnya keluarga Nanadaime sarapan hanya dengan tiga orang saja. Sesi sarapan berjalan hening hingga...
"Ayah, Papa."
"Iya/Hn?" NaruSasu menyahut kompak.
"Aku ingin menjadi Shinobi!"
"Uhuk! Uhuk!"
"Sasuke?" Naruto langsung mengulurkan air kepada Sasuke yang tiba-tiba tersedak.
Setelah Sasuke sudah baikan, Naruto beralih menatap putranya, Satsuki Uchiha. "Kenapa tiba-tiba, sayang?"
"Bagaimana lagi? Ayah seorang Shinobi nomor satu di desa. Masa' putranya bukan shinobi juga?"
NaruSasu menatap putra mereka dengan sedikit terheran. Putra mereka sudah tidak menggunakan bahasa manja lagi. Kenapa tiba-tiba putra mereka bisa serius seperti ini?
"Satsuki, ayah ada pekerjaan di kantor Hokage. Kita bahas ini lagi saat ayah sudah pulang nanti, ya?" ucap Sasuke seraya mengelus surai hitam putranya.
"Ung... Baiklah."
Sasuke benar. Naruto sudah terlalu lama menghabiskan waktu di rumah. Dia harus segera pergi. Naruto melihat jam dinding yang menampilkan waktu pukul 9 siang. Dengan sedikit tergesa Naruto minum dan segera berangkat ke kantor Hokage. "Sasuke, aku pergi dulu." pamitnya.
Sasuke hanya mengangguki ucapan Naruto. Setelahnya dia membereskan bekas sarapan mereka bertiga. Selagi mencuci piring, dia juga kepikiran tentang ucapan Satsuki. Apa yang membuat putranya itu tiba-tiba ingin menjadi shinobi?
"Papa."
Sasuke menoleh ke asal suara. Dia melihat Satsuki yang masih setinggi pahanya. "Ada apa, Satsuki? tanyanya kemudian.
"Aku sudah besar, 'kan? Usiaku sudah cukup untuk masuk Akademi."
"Satsuki, kita bicarakan ini nanti ya. Tunggu ayah pulang."
"Apa ayah akan pulang malam ini?"
Sasuke selesai mencuci piring. Dia mengajak putranya untum duduk di ruang keluarga.
"Ayah terlihat sibuk." Satsuki berucap lagi.
"Ayah pernah bicara pada papa. Ayah akan pulang setiap malam dan berangkat pagi."
"Itu bagus."
.
.
.
SON
.
KAMU SEDANG MEMBACA
SON
FanficSequel dari "Perselingkuhan yg Hakiki". Kehidupan NaruSasu dg anak mereka