Naruto menurunkan Sasuke di ranjang dengan perlahan. Sasuke tampak masih malu. Di sepanjang perjalanan mereka pulang, beberapa kali Naruto disapa oleh warga desa. Sasuke hanya bisa menyembunyikan wajahnya di leher Naruto. Naruto tak membiarkannya turun, jadi hanya itu yang bisa dia lakukan untuk menutupi rasa malunya.
Pelan-pelan Naruto membuka alas kaki Sasuke, setelah itu dia ikut naik ke atas ranjang dan duduk di sebelah Sasuke.
"Sasuke, maafkan aku. Aku sangat keterlaluan mempermainkanmu." sesal Naruto. Dia menunduk dalam-dalam.
"Aku hanya sedikit kesal."
Naruto mendongak saat mendengar suara Sasuke. Sasuke sudah mau bicara dengannya. Naruto harap Sasuke juga sudah memaafkannya.
"Sasuke..." Naruto berkaca-kaca dan langsung memeluk Sasuke dengan erat.
"Lain kali jangan seperti itu lagi, Naruto."
"Iya. Aku janji tak akan seperti itu lagi, Sasuke."
"Baguslah."
"Kalau begitu, sekarang aku akan membuatmu merasa lebih baik."
Setelah mengucapkan kalimat itu Naruto lekas melucuti semua pakaian Sasuke.
"Tunggu! Naruto, apa yang kau lakukan?!" panik Sasuke.
"Tadi kau belum keluar, 'kan? Sekarang aku akan membuatmu keluar sampai puas." ucap Naruto dengan senyuman lima jarinya.
"Tidak! Sekarang aku sudah baik-baik saja. Tak perlu melakukannya lagi!"
"Sshhh..."
Naruto membungkam mulut Sasuke dengan meletakkan jari telunjuknya di bibir Sasuke. Lalu dengan tangan yang lain dia mengarahkan penisnya untuk kembali memasuki lubang Sasuke. Masih belum ada 3 jam mereka melakukannya tadi. Jadi seharusnya tak perlu menyiapkannya lagi. Dan benar saja. Penis Naruto bisa masuk dengan mudah.
"Khhh.... Naruto..." Sasuke menggeram.
"Ahhh..." Naruto merasa kembali keenakan.
.
.
.
~ SON ~
.
.
.
Semalam Naruto cukup brutal pada Sasuke. Ntah kenapa rasanya Naruto sangat bersemangat. Apa karena dia sudah cukup lama tak menyentuh Sasuke? Apa itu sebabnya?
Naruto bangun duluan pagi ini. Dia membiarkan Sasuke yang masih tertidur dengan nyenyak. Dia mencium kening Sasuke sekilas sebelum akhirnya bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk cuci muka.
Keluar dari kamar mandi, Naruto lihat Sasuke masih tetap tidur. Akhirnya Naruto memutuskan untuk turun ke dapur. Membuatkan Sasuke sarapan sederhana Sepertinya bisa membuat Sasuke senang.
"Ayah?"
"Oh, Sarada."
"Tumben. Papa mana?"
"Dia masih tidur. Aku ingin membuatkannya sarapan. Sekali-sekali, aku ingin membuatnya terharu." ucap Naruto dengan senyum khasnya di akhir.
"Aww~ Ayah manis sekali. Mari ku bantu."
Sarada membuka kulkas. Melihat bahan-bahan disana, sepertinya mereka bisa membuat omurice.

KAMU SEDANG MEMBACA
SON
FanfictionSequel dari "Perselingkuhan yg Hakiki". Kehidupan NaruSasu dg anak mereka