Chapter 10

2K 172 54
                                    

"Naruto..."

Sosok yang dipikir Sasuke adalah Naruto mendekat. Tak lama kemudian Sasuke merasakan pipinya diusap dan akhirnya Sasuke merasakan lumatan di bibirnya. Sasuke membuka matanya sekilas dan melihat mata berwarna hijau. Tak lama kemudian akhirnya Sasuke kehilangan kesadarannya.

.

.

.

~ SON ~

.

.

.

Mata berbeda warna milik Sasuke terbuka. Hal pertama yang dilihatnya adalah Naruto. Naruto tidur di sampingnya, memeluknya. Tak lama kemudian, Naruto juga ikut membuka matanya. Dia tersenyum sangat cerah melihat Sasuke yang sudah bangun.

"Kemarin ketika aku baru kembali dari membeli obat, kau sudah tertidur. Aku tidak tega membangunkanmu, jadi ku biarkan kau tidur. Sekarang bagaimana keadaanmu?"

Sosok Sasuke tersenyum, "Aku sudah baik-baik saja." ucapnya kemudian.

Naruto sedikit memerah melihat senyuman Sasuke. Jarang-jarang dia mendapatkan pemandangan ini di pagi hari. Biasanya Sasuke selalu mendapatkan mood yang buruk ketika baru bangun tidur. Tapi sekarang? Apakah moodnya sedang bagus?

Dengan segera Naruto menerjang Sasuke, menciumnya dalam hingga dirinya sendiri lemas karena ciuman mereka. Ini tidak biasa. Biasanya Sasuke lah yang akan lemas duluan dalam ciuman mereka. Tapi sekarang kenapa jadi dirinya sendiri yang lemas duluan seperti ini? Apakah Sasuke sudah belajar mengatur pernafasannya untuk berciuman seperti ini? Tak mau ambil pusing, sepertinya Sasuke sudah semakin ahli dalam hal berciuman. Ciuman barusan membuat Naruto bahagia karena Sasuke juga aktif menggerakkan lidahnya.

Naruto bangkit dari ranjangnya, "Aku akan membuat sarapan dan kemudian minum obatmu, oke?" ucapnya kemudian.

"Aku sungguh sudah baik-baik saja. Aku tak memerlukan obat, Naruto."

"Kemarin kau benar-benar demam tinggi."

Naruto menghampiri Sasuke dan menempelkan punggung tangannya di dahi Sasuke. Dia ingin memastikan apa Sasuke benar-benar sudah sembuh atau belum. Dan ternyata apa yang dikatakan Sasuke bukanlah kebohongan. Dahi Sasuke bersuhu normal, tidak panas seperti kemarin.

"Aku tidak berbohong, 'kan?"

"Kau benar." Naruto tersenyum, "Aku akan membuat sarapan." ucapnya kemudian.

Sasuke mengangguk. Setelah itu, Naruto keluar dari kamar dan melihat sudah ada Sarada di dapur.

"Selamat pagi, Sarada." sapa Naruto.

"Selamat pagi, ayah." balas Sarada.

"Apa Boruto dan Satsuki masih belum bangun?"

"Mereka sudah bangun sejak tadi. Boruto mengeluh kelaparan dan akhirnya pergi untuk membeli burger kesukaannya. Dan Satsuki ikut dengannya."

"Begitu, ya. Padahal sering-sering makan makanan cepat saji itu tidak bagus."

"Iya. Dia tidak sabar menunggu nasinya matang."

Naruto melihat alat penanak nasi yang sudah menyala. Itu artinya Sarada sudah memasak nasi. Sekarang hanya tinggal menunggu.

"Aku akan membuat TKG untuk sarapan. Ayah juga mau?" tanya Sarada.

SONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang