Chapter 4

4.5K 307 21
                                    

Tak terasa pagi telah tiba. Udara di luar terasa lebih dingin dari biasanya, membuat Naruto mengeratkan pelukannya. Sasuke yang merasa nyaman semakin mendusel juga pada Naruto.

Perlahan Satsuki membuka matanya. Dia menguap dan akhirnya bangun sepenuhnya. Dia melihat kedua orang tuanya yang saling berpelukan. Yah... Sebenarnya mereka tadi tidur bertiga. Satsuki berada ditengah-tengah di antara orang tuanya.

Melihat wajah Naruto dan Sasuke yang nampak sangat nyaman dalam tidurnya, Satsuki jadi tidak tega untuk membangunkan. Jadinya Satsuki membiarkan kedua orang tuanya itu untuk tetap tidur. Sepertinya mereka berdua kelelahan setelah melakukan aktifitas seharian kemarin. Dan dirinya malah meminta mereka untuk menemaninya menonton film di tengah malam. Mungkin ini juga termasuk salahnya. Pikir Satsuki.

Satsuki merapikan selimut yang dipakai Naruto dan Sasuke agar lebih nyaman. Setelahnya, Satsuki pindah ke kamarnya.

~~~

"Dimana Naruto ini? Sudah jam segini masih juga belum datang." keluh Shikamaru di kantor Hokage.

Hari ini seperti biasanya meja Naruto dihiasi dengan pemandangan tumpukan kertas yang menggunung. Bahkan hari ini terlihat lebih banyak dari biasanya. Kertas-kertas ini butuh cap stempel desa dan tanda tangan Naruto. Tapi sampai sekarang orang yang bersangkutan masih juga belum datang.

"Hahhh... Sepertinya aku harus menjemputnya. Mendokusei na..." Shikamaru menghela nafas lelah.

~~~

Sebelum ke kamar, Satsuki melewati kamar orang tuanya. Dia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Itu adalah ponsel baru milik papanya. Dengan senang dia membuka pintu yang sudah terbuka sedikit itu. Dia masuk dan mengambil apa yang diinginkannya. Setelah itu dia meneruskan niat awalnya pergi ke kamar.

Sesampainya di kamar, Satsuki menyalakan ponsel di tangannya. Dia begitu senang ketika mengetahui bahwa ponsel itu tidak menggunakan sandi. Biasanya, setiap dia meminjam ponsel ayahnya tanpa izin, dia selalu kesulitan untuk membuka sandi awal di ponsel ayahnya itu. Tapi sekarang dia sangat senang mengetahui papanya tidak menggunakan sandi di ponselnya.

Satsuki lanjut mencari aplikasi browser video (sebut saja YouTube 😂) dan mulai menonton acara kartun kesukaannya sampai dia mendengar sesuatu yang membuatnya harus menghentikan kegiatannya.

Satsuki keluar dari kamarnya dan menuju pintu depan. Jelas sekali tadi dia mendengar suara bel pintunya berbunyi. Dia mengambil sebuah kursi kecil didekat pintu yang memang dikhususkan untuknya. Dia meletakkan kursi itu di depan pintu dan menaikinya. Dia mengintip siapa orang yang datang dari lubang kecil di pintunya yang tak sampai diraihnya.

Satsuki tersenyum begitu melihat paman Shikamaru lah yang datang. Lantas dia segera membuka pintu rumahnya itu.

Ceklek!

"Paman Shikamaru, selamat pagi!" sapa Satsuki dengan senyum cerianya.

"Hai, Satsuki. Selamat pagi untukmu juga. Naruto ayahmu, dia ada dirumah?" tanya Shikamaru to the poin.

"Ayah? Dia masih tidur." jawab Satsuki dengan wajah polosnya.

"Ano... Tsuki-chan, bisa tolong bangunkan dia? Katakan saja paman Shikamaru yang menyuruhmu melakukannya ketika dia terbangun."

SONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang