Chapter 31

813 61 2
                                    

Singkat cerita sebulan sudah berlalu. Kawaki, Boruto, Sarada, dan Satsuki sudah benar-benar akrab. Meskipun terkadang bertengkar, tapi ini hal yang wajar. Anak-anak seusia mereka memasang terkadang bertengkar, bukan?

Dan seiring berjalannya waktu, Kawaki dan Naruto juga semakin dekat. Mereka sering latihan bersama karena Kawaki tampak tertarik dengan dunia ninja. Jangan kira mereka hanya berdua. Sarada juga ikut latihan karena Sarada juga murid Naruto, ayah hokagenya itu.

"Perkembangan mu ternyata cukup cepat juga ya." ucap Sarada di sela waktu istirahat mereka.

Sarada dan Kawaki tengah istirahat berdua saja. Naruto bilang dia ada urusan dan akan segera kembali.

Kawaki hanya tersenyum sombong mendengar pujian samar dari Sarada, "Aku tau." ucapnya kemudian.

"Apa kau serius benar-benar ingin menjadi Shinobi?"

"Tentu saja."

"Kau pasti akan menjadi Shinobi yang hebat jika diajarin ayah terus."

Kawaki masih terus tersenyum. Tapi tak lama kemudian senyumnya perlahan luntur. Dan Sarada, sebagai lawan bicaranya tentu menyadari hal itu.

"Ada apa, Kawaki?" tanya Sarada akhirnya.

"Aku juga ingin punya ayah yang hebat, Sarada." jawab Kawaki dengan senyuman miris.

Sarada terdiam. Sampai saat ini dia masih belum tau asal usul Kawaki. Dia sebenarnya sudah ingin bertanya dari dulu, tapi dia punya firasat bahwa dia tidak boleh asal menanyakan hal itu pada Kawaki. Dia harus menunggu sampai Kawaki mau membicarakannya sendiri padanya.

Sarada jadi berpikir, apa ayahnya sudah tau soal masalalu Kawaki?

Lumayan lama Sarada terdiam, gadis Uchiha ini ternyata melamun. Jadi sekarang baik Kawaki maupun Sarada tengah berada di dalam pikirannya masing-masing. Mereka baru tersadar ketika Naruto memanggil nama mereka.

"Kalian melamun?" tanya Naruto.

"Ah.. Tidak, kok, ayah. Kita lanjutkan latihannya?" ucap Sarada.

"Ayah khawatir kita tidak bisa melanjutkan latihan hari ini. Tiba-tiba ayah ada pekerjaan penting yang harus dilakukan. Apa kalian bisa latihan sendiri?" tanya Naruto lagi.

"Ya, itu bukan masalah. Kami bisa berlatih sendiri." ucap Kawaki.

"Baiklah kalau begitu. Ayah akan segera pulang saat makan malam." ucap Naruto sambil melambai pergi.

-

-

Skip

-

-

"Sebentar lagi waktunya makan malam, tapi ayah dan papa bahkan tidak ada di rumah." Boruto membuka pembicaraan.

Saat ini Boruto, Sarada, Satsuki, dan Kawaki sedang berada di ruang tv keluarga UzuChiha. Mereka berempat sedang menonton tv dengan Satsuki yang selalu menempel pada Boruto.

"Jangan hanya bicara saja, bagaimana jika kau pergi ke dapur dan mulai memasak makan malam disana?" ucap Sarada.

"Heeeee? Aku? Aku tidak bisa memasak. Kau sajalah, Sarada."

"Aku tidak mau."

"Bagaimana jika kita beli saja, kak? Itu cepat dan kita bisa langsung menyajikannya begitu ayah dan papa pulang." ucap Satsuki.

"Anak kecil itu benar." ucap Kawaki.

"Siapa yang mau panggil anak kecil, hah?!" Satsuki tidak terima.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang