"Tadaima!"
~~~
"Itu suara ayah!"
Satsuki langsung turun dari ranjangnya dan berlari menuruni tangga untuk ke pintu depan. Di belakangnya, Sarada mengikuti dengan raut khawatir.
"Satsuki, pelan-pelan!" ucap Sarada.
"Ayah! Papa!"
Satsuki langsung melompat ke pelukan Sasuke yang masih berada di dalam tubuh Fuuka. Lain dengan ekspresi senang Satsuki, ekspresi Sarada malah kebingungan.
'Siapa wanita ini?' batin Sarada.
"Sarada, wanita ini bernama Fuuka. Jika kau bertemu dengannya kau harus segera berlari." Naruto menjelaskan tanpa diminta.
"Apa? Tapi kenapa sekarang ayah malah membawanya ke rumah kita?" tanya Sarada.
"Sekarang, dalam tubuh wanita ini ada jiwa Sasuke."
"Papa?"
Sarada menatap Sasuke yang berada dalam tubuh Fuuka dengan tatapan tidak percaya. Sasuke sendiri memalingkan wajahnya karena tidak sanggup ditatap seperti itu oleh putrinya sendiri. Naruto yang mengerti keadaan canggung ini lantas mengajak semua anggota keluarganya itu untuk masuk dulu saja.
.
.
.
~ SON ~
.
.
.
"Apa ada yang ingin kau tanyakan, Sarada?"
"Yah... Jika ayah dan Satsuki bilang dia adalah papa, maka aku akan mencoba percaya."
Naruto tersenyum. Dia tau pasti sebenarnya Sarada memiliki banyak pertanyaan untuknya, tapi Sarada menahannya dan akan menanyakannya besok pagi. Ya, memang itu yang berada di pikiran Sarada.
"Sekarang kau boleh pergi tidur. Ini sudah malam."
"Aku mengerti."
Setelah percakapan singkat itu, Sarada menuruti Naruto dan pergi ke kamarnya untuk tidur. Sedangkan Satsuki masih menempel di gendongan Sasuke.
"Satsuki, ini sudah malam. Ayo tidur dan biarkan papa istirahat, oke?" kini Naruto bicara pada Satsuki.
"Ung?" Satsuki menatap kedua orang tuanya.
Tak ingin mendengar apapun lagi, Sasuke membawa Satsuki ke lantai atas. Lebih tepatnya dia membawa Satsuki ke kamar putra bungsunya itu. Dia menidurkan Satsuki, menyelimutinya, dan mengecup keningnya, "Oyasumi." ucapnya kemudian.
Satsuki memandang Sasuke dan Naruto yang berada di ambang pintu kamarnya. Matanya sebenarnya mulai mengantuk.
"Oyasumi."
Setelah mendengar ucapan selamat tidur dari Satsuki, Sasuke mematikan lampu di kamar putra bungsunya itu dan lekas pergi ke kamarnya dan kamar Naruto.
Di kamar mereka, Sasuke langsung membuka lemari. Di hadapan lemari dia melepas bajunya. Posisinya yang membelakangi Naruto dan dengan rambutnya yang panjang membuat Naruto tak bisa melihat tubuhnya selain mungkin sedikit bagian dari pinggangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SON
FanfictionSequel dari "Perselingkuhan yg Hakiki". Kehidupan NaruSasu dg anak mereka