Chapter 25

1.4K 117 33
                                    

"Jadi kau menggunakan bunshin untuk mengawasinya."

"Begitulah."

Sasuke berbaring membelakangi Naruto. Jujur saja dia masih agak cemburu soal tadi.

"Sasuke~" Naruto memeluk Sasuke dari belakang, "Jangan membelakangi ku seperti ini, sayang..." ucapnya kemudian.

"..." Sasuke tidak mau menggubris ucapan Naruto.

"Aku sedang ingin, sayang... Ayo kita melakukannya sebentar." bisik Naruto.

"..."

"Sasuke?"

"..."

Karena tidak kunjung mendapat jawaban, Naruto bangkit dan melihat wajah Sasuke. Apa Sasuke sudah tidur, ya? Begitu pikir Naruto.

Ya, Sasuke memang memejamkan matanya. Tapi itu bukan berarti dia benar-benar tidur. Dia hanya pura-pura. Dia sedang tidak mau melakukan hubungan seks dengan suaminya ini. Dia tidak ingin Naruto memaksanya.

Sasuke tidak tau bagaimana reaksi Naruto yang melihatnya saat ini. Tapi jujur saja, jantungnya berdetak kencang. Saking kencangnya rasanya Naruto mungkin saja mendengarnya.

"Kau tidak perlu berpura-pura tidur seperti itu, Sasuke."

Deg!

Naruto menyadarinya. Ya, tentu saja. Sekarang Naruto bukanlah anak kecil lagi yang gampang tertipu. Akhirnya dengan terpaksa Sasuke mengakhiri aksi pura-puranya. Dia membuka matanya perlahan dan langsung melihat wajah Naruto yang menyeringai.

Naruto mendekatkan wajahnya ke wajah Sasuke. Dia menangkup kedua pipi Sasuke dan mengelusnya, "Kau sedang tidak ingin, hm?" tanyanya kemudian.

Sasuke memalingkan wajahnya ke samping kanan. Posisinya yang sekarang di kurung oleh tubuh besar Naruto membuat gerakannya terbatas.

Naruto terkekeh melihat tingkah Sasuke, "Isteri ku ini manis sekali." ucapnya kemudian.

Tak lama setelah itu Naruto mulai menciumi pipi dan leher kiri Sasuke yang terekspos, "Katakan padaku jika ada yang membuatmu tak nyaman, Sasuke." bisiknya.

"..."

Sasuke tetap kukuh tidak mau menggubris Naruto. Dengan sikap yang seperti itu tentu Naruto merasa Sasuke tengah marah padanya. Tapi kenapa? Apa alasannya? Apa dia melakukan kesalahan?

"Sasuke... Jangan mengacuhkan ku seperti ini. Kau tau aku paling tidak suka kau acuhkan. Jika aku membuat kesalahan, langsung katakan saja padaku." ucap Naruto akhirnya. Dia bangkit dari posisinya yang sebelumnya menindih Sasuke. Tak hanya itu, Naruto juga menarik Sasuke duduk bersamanya.

"Kau tidak suka Kawaki berada disini?" tanya Naruto. Ya, dia tidak merasa Sasuke keberatan dengan keberadaan Kawaki disini. Tapi itu tidak menutup kemungkinan jika malah sebaliknya. Mengingat kedua putranya juga tidak suka dengan keberadaan Kawaki disini.

"..."

"Hahhh...." Naruto mendesah lelah. Dia tidak tau lagi harus bagaimana sekarang. Akhirnya dia memangku Sasuke. Jujur, sebenarnya dari tadi dia sudah keras karena memang niatnya sejak awal adalah meminta jatah pada Sasuke. Jadi akhirnya dia memangku Sasuke agar Sasuke tau bahwa dia benar-benar sedang ingin itu sekarang.

Sasuke tak begitu terkejut, tapi kejantanan Naruto yang sangat keras cukup mengganggunya dibawah sana. Benda itu berada diantara pantatnya.

Dengan pipi yang sedikit merona, Sasuke bangkit dari pangkuan Naruto. Dia duduk di pinggiran ranjang. Dia sudah dapat menduga apa yang akan terjadi. Naruto pasti akan merayunya sampai dia menyerah dan menuruti keinginan pria blonde itu.

SONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang