Suatu pagi seorang wanita paruh baya sedang menyiapkan sarapan untuk keempat anak bujangnya.
"Pagi mak!" Anak bujang pertama menghampiri emak sambil mencium kening emak.
"Aa Jihoon bantuin ya mak!" Kata Jihoon bantuin siapin sarapan.
Emak cuma ngangguk sesekali mengelap keringet di dahinya.
"Kasihan emak bertahun tahun merawat aa dan adek adek" bathin Jihoon menatap haru punggung sang emak.
"Chenle balikin gak! Balikin sini cepet!!" Renjun teriak teriak ngejar Chenle.
"Bentaran kak, pinjem dulu ngapa sih ah lo pelit amat!" Kata Chenle.
"RENJUN! CHENLE!!" teriakan Jihoon menghentikan aksi kejar kejaran mereka.
"Merapat ke meja makan atau aa gak kasih uang jajan buat kalian!" Jihoon berkacak pinggang yes Chenle dan Renjun pun langsung luluh. Diantara keempat anak emak Jihoon yang paling galak tapi paling sering bantuin emak terlebih setelah perusahaan kelontongan dipegang Jihoon emak sama sekali gak boleh kerjain sesuatu yang bikin emak terlalu capek.
"Pagi semua!!! Orang ganteng menyapa kalian semua!" Si bungsu datang dengan wajah ceria memeluk emak.
"Adek, bajunya yang rapi dong" emak mengancingkan baju si bungsu.
"Eh Haru, kemaren ada anak baru ya di kelas lo?!" Chenle natap Haruto yang sebelumnya dia udah minum terlebih dahulu.
"Iya ada, cewek bang" ucapan Haruto bikin Chenle berbinar dia emang gitu denger kata cewek aja langsung konek otaknya.
"Cantik? Tipe lo bukan? Kalau tipe lo gue gak akan gebet tuh cewek" kata Chenle.
"Bukan tipe gue sih bang tapi gue tipe dia kayanya! Dari awal ketemu tuh cewek sering ngirim makanan ke loker gue!" Haruto adalah salah satu anak emak yang tingkat kepedeannya di atas rata rata bisa dibilang 11-12 sama abangnya yaitu si Chenle.
"Cewek mulu otak lo pada!" Renjun noyor kepala Haruto dan Chenle secara beegantian.
"Iri bilang bos!!" Chenle dan Haruto barengan bikin Jihoon terkekeh.
Hari ini emak mau ngontrol keadaan konternya si anak kedua yaitu Renjun.
Anak emak yang masih sekolah itu cuma Chenle sama Haruto sementara Renjun dan Jihoon meneruskan usaha sang emak.
"Emak duduk aja disini kalau ada yang beli pulsa emak panggil Njun ya!" Perintah Renjun mulai memajang barang dagangannya.
Emak cuma tersenyum.
"Kamu udah gede ya Njun! Gak berasa emak makin tua sekarang" emak matanya berkaca kaca.
"Emak kenapa?" Renjun ngegep emak lagi menyeka air matanya.
"Gak apa apa Njun, emak cuma merasa sedikit pusing.
"Njun" Renjun menoleh saat emak manggil.
"Kenapa mak?" Renjun jongkok depan emak.
Emak diam menghela nafas.
"Chenle sama Haruto udah mulai nanyain bapak" suara emak bergetar.
"Emak jawab apa waktu itu?" Tanya Renjun menggenggam kedua tangan emak.
"Emak belum jawab tapi aa datang dan bilang kalau bapak udah meninggal" emak terisak.
Renjun tahu betul Jihoon begitu benci sama bapak, dia juga benci tapi kata pak ustad gak baik kita menyimpan rasa benci terlebih sama orang tua karena kalau bapak gak ada, gak bakalan dia lahir ke dunia.
Renjun yang rajin ikut pengajian memang mulai mendapat sedikit pencerahan.
"Ya udah mak, nanti Njun coba ngomong sama aa tapi Njun gak janji kalau aa bakal dengerin Njun" Renjun menghapus jejak air mata emak.
Emak mengangguk menemggelamkan kepalanya pada dada bidang sang anak.
Makin siang konter Renjun makin rame apalagi pas bubar anak sekolah banyak banget yang nongkrong numpang wifi sambil ngopi iya gaes sebelah konter Renjun itu ada lesehan asik buat nongkrong sambil ngopi itu juga milik Renjun dia punya karyawan dua orang khusus buat di tempat lesehannya soalnya sekalian kalau anak sekolah nongkrong disitu selain ngopi mereka juga pada makan nasgor, migor, mireb dll pokoknya mah.
Emak tersenyum melihat usaha Renjun makin maju yang tadinya cuma jualan pulsa di rumah sampe akhirnya punya konter dan usahanya tak lepas dari seruan doa emak dan aliran dana dari Jihoon yang memang usahanya lebih besar.
"Mas, itu yang lagi duduk siapa?" Tanya salah satu cewek yang lagi beli kuota.
"Itu emak saya" Renjun tersenyum bangga memeperkenalkan emaknya.
"Hallo tante"
"Hy mama mertua"Seru dua cewek itu bergantian dan emak cuma senyum begitupula Renjun udah biasa dia mah dapat ucapan ucapan begitu.
Tanpa terasa hari udah sore Renjun dan emak pun pulang.
"Cewek cewek tadi cantik lho Njun! Kamu gak tertarik?" Renjun cuma nyengir denger ucapan emak.
"Apaan sih mak! Njun belum pengen pacaran" Renjun merangkul emak membawanya ke mobil.
Sebenernya itu mobil Jihoon, berhubung emak ikut jadi motor Renjun di pake Jihoon tukeran kendaraan gitulah.
Sepanjang perjalanan emak tertidur.
Renjun menoleh ke arah emak perlahan air matanya jatuh buru buru dia lap.
"Njun sama yang lain bakal bahagiain emak! Njun janji mak!" Bathin Renjun lalu kembali fokus nyetir.
Gaes, Jihoon, Renjun, Chenle dan Haruto itu my bias hehe
Jadi disini kemungkinan emaknya adalah author sendiri mmm mian hehe
Author belum nemuin visual yang sreg buat jadi emak mereka :(
Kalau suka sama ceritanya jangan lupa tinggalkam jejak vote dan komen ya :)
Maafkan banyak typo :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Bujang's Emak
Fanfictionempat anak bujang yang begitu sayang pada sosok emaknya.