***

135 16 0
                                    

Semenjak kejadian ultah Renjun yang di hadiri sang bapak, Jihoon masih belum mau menyapa Renjun sampai saat ini.

"Aa mana mak?" Tanya Renjun.

"Udah berangkat" jawab emak yang mebawa sepiring nasi goreng untuk Renjun karena yang lain belum turun.

Haruto dan Chenle datang tapi malah ke dapur nyamperin Hyunsuk yang lagi sibuk masak.

"Kak Hyunsuk" Haruto berbisik.

"Apa?" Hyunsuk masih fokus pada aktifitasnya.

"Aa udah berangkat?" Kini Chenle yang berbisik.

"Udah. Malahan dia gak sarapan dulu" jawab Hyunsuk masih dalam posisi yang sama.

Haruto dan Chenle lirik lirikan hmmm sepertinya mereka merencanakan sesuatu.

"Aa Jihoon itu gak biasa kalau pagi makan makanan yang bukan masakan emak" kata Chenle.

"Iya kak bisa bisa a Jihoon sakit perut" sambung Haruto.

Hyunsuk langsung menatap Haruto dan Chenle bergantian terlihat sekali raut wajah cemasnya.

"Kak Hyunsuk anterin sarapan aja ke tempatnya aa" saran Chenle.

"Iya bener tuh kata abang" Haruto nampak setuju.













"Lho Hyunsuk!" Jihoon kaget Hyunsuk datang membawa kotak berukuran lumayan besar.

Hyunsuk tersenyum "kata Haruto dan Chenle aa suka sakit perut kalau gak sarapan pasakan emak"

Jihoon mengernyitkan dahinya masalahnya dia sering makan makanan pinggir jalan baik sarapan, makan siang atau bahkan makan malam.

"Jadinya saya bawain ini biar gak sakit perut" Hyunsuk menyimpan kotak makanan ke meja.

"Iya makasih. Lain kali jangan mudah percaya sama adek saya yang dua itu. Mereka kadang suka mengatakan hal yang gak sebenarnya" kata Jihoon tersenyum.

Hyunsuk sedikit malu "ya-ya udah kalau gitu saya bawa lagi deh" Hyunsuk langsung faham apa yang di katakan Jihoon.

"Gak usah" Jihoon nahan pergelangan tangan Hyunsuk yang mau ambil balik kotak makan itu.

Hyunsuk deg degan sumpah.

"Kamu udah sarapan?" Tanya Jihoon sambil buka kotak makannya.

Hyunsuk menggeleng. Ya iyalah mana sempet sarapan tadi dia panik langsung ambil kotak makanan lalu ke tempat Jihoon.

"Ya udah kita makan bareng. Soalnya ini kebanyakan, kalau saya sendiri yang makan nanti saya kekenyangan" Jihoon tersenyum mengambil sendok yang terselip di tutup kotak itu.

Jihoon tersenyum melihat wajah kebingungan Hyunsuk.

"Sendoknya cuma satu?" Tanya Jihoon.

Hyunsuk ngangguk.

"Kalau gitu kamu suapin saya. Atau saya yang suapin kamu?" Hyunsuk semakin salting.

Jihoon terkekeh ternyata bekas karyawannya ini lucu kalau lagi gugup.



















Hyunsuk nyampe rumah langsung masuk ke kamarnya dia masih deg degan abis nyuapin Jihoon.

"Aduh gimana ya caranya supaya aku gak suka lagi sama mantan bos aku? Aku malu aa Jihoon kaya banget sedangkan aku cuma orang miskin. Gak selevel sama dia" oceh Hyunsuk menatap dirinya di cermin rias.

Hyunsuk rebahan menatap langit langit kamarnya tanpa terasa perlahan ia terlelap.






"Kak Hyunsuk mana mak?" Haruto yang baru pulang langsung nanyain Hyunsuk aja kan mencurigakan.

"Tadi sih kayanya ke kamar. Kasihan tadi abis bersihin kolam belakang" kata emak seraya menyimpan majalah ke meja. Maklum kalau sultan cuma duduk aja dapet duit.

"Aa Jihoon kenapa bawa kak Hyunsuk ke rumah?" Haruto emang kepo banget sama urusan orang.

"Iya mak kenapa? Curiga deh" ini Chenle.

Emak menghela nafas "pengen tahu?"

Haruto dan Chenle ngangguk.

"Dulu gadis itu karyawan aa tapi berhenti kerja tanpa pamit" kata emak.

Haruto dan Chenle setia menunggu ucapan emak selanjutnya.

"Setelah d selidiki ternyata Hyunsuk mau di jodohin terus perjodohannya di hentikan sama aa kalian. Emak juga gak tahu kenapa aa melakukan itu" sambung emak.

"Emak nih gak pekaan banget" kata Haruto.

"Kalau aa kaya gitu itu tandanya aa suka sama kak Hyunsuk" sambung Haruto. Memanglah anak bungsu emak yang satu ini adalah pakar cinta haha.

Emak cuma senyum sambil geleng geleng kepala rasanya dia baru kemarin mengajari Haruto berjalan sekarang tuh anak udah faham cinta cintaan.

"Emang gitu?" Chenle menatap Haruto lekat.

"Abang pernah gak lihat seseorang lagi sama siapa kek gitu terus abang ngerasa gak suka aja gitu" Haruto menatap Chenle serius.

Chenle menghela nafas menyenderkan punggungnya pada sofa.

"Sering! Gue sering lihat Yiren bareng Sungchan! Nyebelin banget" kata Chenle.

"Nah itu tandanya lo suka sama dia bang. Lo tembak napa sih! Pepet aja si Sungchan!" Kata Chenle.

"Belum jadian kan?" Sambung Haruto.

"Gue gak tahu!" Chenle lalu pergi dengan raut wajah kesal.

Haruto cuma bengong saling pandang sama emak. Emak menggedikan bahunya lalu memakai kacamatanya kembali lalu mengotak ngatik hpnya.


























Minal aidzhin walfaidzin :)

Bujang's EmakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang