***

106 13 1
                                    

Jihoon tengah membayar administrasi rumah sakit. Ya Jaehyun di rawat karena penyakit sesak nafasnya kambuh hari itu.

Pintu ruangan terbuka, Jihoon melihat lelaki yang selama ini ia benci dan rindukan tengah berbaring dengan mata tertutup. Perlahan langkah Jihoon mendekat kemudian duduk di kursi yang tersedia di dekat ranjang tempat Jaehyun berbaring.

Jihoon menghela nafas pendek "pak, maafin Jihoon! Hyunsuk benar, gak seharusnya Jihoon benci sama bapak. Sampai kapanpun gak akan ada yang mampu merubah bahwa bapak adalah bapaknya Jihoon" ucap Jihoon terisak menggenggam sebelah tangan Jaehyun.

Flash back on

"Bapak udah jahat banget! Kamu gak tahu seperti apa rasa sakitnya aku, emak dan adik adikku waktu itu!"

"Aku emang gak merasakan sakit hati itu a! Coba aa bayangkan seandainya anak kita benci sama bapaknya! Aa yakin gak akan terluka?"

"Kita gak tahu kan mungkin bapak selama ini juga terluka? Kalau enggak, gak akan mungkin dia nyari aa dan emak juga adik adiknya aa" sambung Hyunsuk.

"Itu beda! Aku udah janji gak akan ninggalin kamu dan anak kita!"

Hyunsuk menghela nafas "iya aku percaya sayang. Tapi coba aa fikirin perasaan adik adik aa yang gak pernah merasakan kasih sayang dari bapak. Mungkin aja Tuhan mempertemukan kalian kembali itu untuk memperbaiki keluarga kalian yang telah hancur" ucap Hyunsuk menggenggam kedua jemari panjang suaminya.

"Tuhan juga selalu memaafkan setiap dosa yang di lakukan hambanya. Bagaimana mungkin jika seorang anak gak mau memberikan kesempatan pada bapaknya untuk memperbaiki semua kesalahannya"

Jihoon hanya diam menatap manik mata itu dengan tatapan lembut.

"Aku mohon a! Turunkan egonya aa sedikit aja. Anak kita nanti pasti akan bertanya siapa kakeknya suatu hari nanti"

"Aku percaya aa adalah orang paling baik dan penyayang"

"Gimana kamu bisa menyimpulkan seperti itu?"

Hyunsuk menangkup kedua pipi suaminya dan mengecup bibirnya sekilas "aku yang rasain itu. Kasih sayang a Jihoon yang selalu aku rasakan setiap hari" Hyunsuk menenggelamkan kepalanya pada dada bidang suaminya.

Flash back off

Jemari Jaehyun perlahan bergerak seiring dengan matanya yang juga ikut terbuka.

Begitu mata Jaehyun terbuka, orang yang pertama dia lihat adalah Jihoon anak pertamanya.

Jaehyun tersenyum berusaha meraih pipi anak sulungnya itu. Jihoon menyadari pergerakan tangan lemah itu.

"B-bapak pengen apa? Jihoon bisa ambilin buat bapak" Jihoon meraih tangan yang hampir menyentuh pipinya itu.

Jaehyun menggeleng lemah, air matanya jatuh membuat Jihoon bingung.

"Makasih udah sudi nemenin bapak" suara Jaehyun lemah bahkan nyaris seperti suara bisikan.

Jihoon menghela nafas panjang berusahan nahan tangisnya "dulu bapak juga sering jagain Jihoon kalau lagi sakit" ucap Jihoon dengan senyum canggungnya.














Cklek! Pintu ruangan terbuka menampilkan Hyunsuk tengah tersenyum hangat membawa tentengan.

"Bapak gimana sekarang?" Tanya Hyunsuk duduk di kursi bekas Jihoon.

"Lumayan nak" sahut Jaehyun dengan suara parau.

Hyunsuk mengangguk dengan senyuman manis seperti biasanya.

"Aa kemana?" Tanya Hyunsuk yang tak melihat sosok suaminya disana.

"Jihoon pergi sebentar"

Hyunsuk cuma ngangguk.

"Oh ya pak, emak nitip bingkisan ini buat bapak. Kata emak bapak kalau lagi sakit suka banget makan ini" Hyunsuk membuka bingkisan yang berisi bubur beras yang di campur gula merah.

"Ternyata Rose masih hafap kesukaan saya" bathin Jaehyun.

"Makan ya pak? Hyunsuk suapin!" Hyunsuk menyendok bubur manis itu.

Jaehyun dengan senang hati menerima suapan itu "rasanya masih sama" bathinnya sembari mengunyah.

Jihoon kembali dia nampak terkejut atas kehadiran istrinya "lho sayang! Kamu disini? Kamu di anter siapa?" Jihoon menghampiri istrinya dengan raut wajah khawatir.

Hyunsuk terkekeh, menyimpan mangkuk bubur tersebut yang kebetulan udah habis.

"Aa jangan lebay deh! Aku tadi kesini....

"Sama gue!" Sahut seseorang seraya membuka pintu ruangan tempat Jaehyun di rawat.

Wajah orang itu nampak lesu.

"Bapak udah sehat?" Haruto berdiri di sebelah kiri karena sebelah kanan ada Jihoon dan Hyunsuk.

"Iya, bapak udah enakan kok" sahut Jaehyun yang hanya di hadiahi anggukan lesu dari Haruto.

Jihoon berpindah berdiri ke sisi Haruto menepuk jidatnya pelan "kenapa sih? Kalau gak niat jenguk mending pulang!"

Haruto manyun "adek heran deh bayinyang di perut kak Hyunsuk itu anak aa bukan?"

Jihoon mengeryitkan dahinya "maksud kamu?"

Haruto menghela nafas lelah "ya masa setiap kak Hyunsuk pengen makan, beli es krim, beli baju, bahkan mau kesini aja harus sama adek!"

Jihoon dan Jaehyun terkekeh begitupula Hyunsuk.

"Ih kok pada ketawa sih!" Haruto natap kesel ketiga orang dewasa tersebut.

Jaehyun meraih tangan Haruto "sini duduk deket bapak!" Perintah Jaehyun.

Haruto pasrah.

"Dulu, waktu emak hamil kamu kemana mana selalu pengen sama aa. Bahkan pengen minum tengah malam emak gak bangunin bapak tapi bangunin aa buat ambilin minum. Makanya waktu itu aa yang sering tidur sama emak malahan bapak di usir dari kamar dan berakhir bapak tidur sama kakak Renjun" cerita Jaehyun panjang lebar.

"Adek bayinya tahu kalau kamu itu anak baik" sambubg Jaehyun.

Haruto natap Jaehyun sambil memiringkan kepalanya lucu "oh gitu ya?!"

Tiga orang dewasa itu ngangguk.










































Gaes maaf ya ceritanya emak cepetin 🙏

Gak kuat kalau Jihoon benci bapaknya dalam waktu lama😭

Bujang's EmakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang