***

165 16 0
                                    

Gaiseu di chap sebelum author bawa Hyunsuk, itu ada hal yang menceritakan soal brangkas Jihoon yang tiba tiba ada di gudang tokonya entah kenapa ketikan author malah gak ada. Oks jadi disini author coba flash back aja.
                      ~Happy reading~

Flash back on

"Aa Jihoon! Brangkasnya balik lagi a! Ada di gudang!" Jihoon terkejut mendengar ucapan Omen salah satu karyawannya.

"Kamu yang bener men?!" Jihoon gak percaya.

"Seriusan a! Ayo ikut Omen!" Ajak Omen dan Jihoon ngikut.

Bener aja brangkasnya ada.

"Cctvnya di rusak a adi kita gak tahu siapa yang nyuri brangkas aa" Omen nunjuk ke arah camera cctv.

Jihoon nampak berfikir pasti bukan orang asing yang mencuri dan mengembalikan brangkasnya.

"Omen dan yang lain curiga sama Hyunsuk a. Dia beberapa hari gak masuk kan?" Kata Omen. Jihoon baru ingat Hyunsuk gadis lulusan SMP yang melamar kerja padanya setahun lalu.

"Tolong kamu simpan brangkas di meja saya ya Men!" Perintah Jihoon dan Omen iyain.

Pukul lima sore semua karyawan Jihoon udah pulang dia sengaja gak pulang dulu karena ingin ngecek isi brangkasnya.

Jihoon mengernyitkan dahinya saat melihat isi kotak itu utuh namun ada secarik surat di dalamnya. Jihoon mengambilnya lalu mebacanya

Maaf a kalau aa kaget. Saya yang ambil brangkas itu tapi gak bermaksud mencuri. Saya cuma ingin mengakui sesuatu sebelum saya bener bener gak akan ketemu aa lagi. Aa Jihoon bos yang baik dan tegas. Saya sebagai karyawan perempuan satu satunya jujur saya suka sama aa bahkan saya selalu berkhayal jadi pacarnya a Jihoon tapi saya sadar posisi saya dan itu gak mungkin. Saya akan menikahi laki laki yang gak saya cintai guna menutup hutang bapak saya. Gaji yang saya terima setiap bulan ternyata gak cukup buat nutup a. Hutang bapa sebesar 50juta. Saya juga gak sangka bapak punya hutang sebanyak itu. Maafkan saya a bukannya curhat tapi saya hanya ingin aa tahu alasan saya kenapa nekad bertindak yang gak seharusnya.

Hyunsuk.

Jihoon meremas surat itu lalu pergi ke rumah Hyunsuk. Jihoon emang tahu semua alamat para karyawannya.

Sesampainya disana bener aja di rumah Hyunsuk banyak orang. Apa sore ini dia nikahnya? Gak bisa! Sejujurnya Jihoon juga memiliki perasaan yang sama tapi dia terlalu fokus pada keluarganya sehingga menunda soal asmaranya.

Tanpa ragu Jihoon nyerobot masuk "Tunggu!" Teriak Jihoon membuat semuanya menoleh. Hyunsuk kaget melihat sosok Jihoon berdiri di ambang pintu.

"Aa Jihoon" cicit Hyunsuk pelan.

"Siapa kamu?" Tanya seseorang yang diduga mempelai pria.

Jihoon melirik Hyunsuk sekilas tanpa ada niatan menjawab pertanyaan Ucup alias mempelai pria yang akan nikah dengan Hyunsuk.

Jihoon mencekal lengan Hyunsuk menariknya supaya berdiri di sampingnya.

"Saya akan lunasi semua hutang bapak kamu. Tapi kamu harus ikut dengan saya! Karena dia udah mencuri brangkas saya! Hyunsuk harus tanggung jawab!" Jihoon menatap tajam Hyunsuk.

Hyunsuk nunduk dia udah nangis "i-iya a" ucap Hyunsuk lirih.

"Gak bisa gitu dong Suk!" Bentak Ucup.

"Maaf Cup tapi aku gak suka sama kamu. Saya kepaksa mau karena bapak kamu ngancem akan ngusir Hyunsuk kalau bapaku gak lunasin hutangnya sama bapak kamu" semua terdiam bahkan ada yang bisik bisik setelah mendengar ucapan Hyunsuk.

"Terus kamu sukanya sama siapa?" Tanya Ucup.

Hyunsuk cuma diem.

"Hyunsuk suka sama saya! Sekeras apapun usaha kamu buat dapetin Hyunsuk itu gak akan bisa! Karena Hyunsuk akan selamanya nunggu saya!" Ucapan Jihoon terlalu percaya diri tapi emang iya sih Hyunsuk pasti akan melakukan itu.

"Renjun kamu urus semuanya!" Teriak Jihoon setelah Renjun tepat di dekatnya. Sebelum pergi ke rumah Hyunsuk Jihoon emang menghubungi Renjun dulu dan menceritakan semuanya jadi Renjun datang dengan membawa uang cash lima puluh juta.

Flash back off

"Gitu mak ceritanya" Jihoon lagi ngobrol berdua sama emak yang lain udah tidur termasuk Hyunsuk.

Emak tersenyum mengusap lembut kepala putra sulungnya itu.

"Aa suka sama gadis itu?" Pertanyaan emak bikin Jihoon salting.

Jihoon menghela nafas "Jihoon perlu berfikir mak. Jihoon takut gak bisa bikin dia bahagia kedepannya" ucap Jihoon menyandarkan kepalanya di paha emak.

Sekuat apapun Jihoon kalau sama emak ya gini nih suka kaya bocil.

"Waktu aa pergi ke rumah Hyunsuk, apakah aa penuh keyakinan?" Tanya emak.

Jihoon ngangguk.

"Kalau gitu emak yakin aa juga punya keyakinan bisa bahagiain dia. Siapapun dia asal membuat aa bahagia emak merestui" Jihoon menengadahkan kepalanya menatap emak yang sedang tersenyum sambil mengelus kepalanya si aa dengan lembut.

Jihoon memposisikan dirinya duduk.

"Makasih mak" Jihoon memeluk ibunya dan sang ibu membalas pelukannya.

















Mian man teman ketikanku beneran ilang padahal aku udah nulis lumayan panjang di chap 9 huwwwaaaa entah kenapa pas udah publish ketikannya ilang sebagian :(

Jadi inget zaman hp jadul 'sebagian teks hilang' tulisan itu suka muncul kalau ngetik sms kebanyakan haha

Enjoy ya gaes jangan lupa klik ☆

Thanks :)

Bujang's EmakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang