Hyunsuk pulang sore banget padahal biasanya jam tiga Jihoon udah pulang hmmm apa tokonya rame ya sampe Hyunsuk pulang hampir magrib.
"Tokonya rame ya?" Tanya Jihoon tiba tiba baru aja Hyunsuk nutup pintu.
"Ya gitulah a. Tadi tuh hujan gede jadi aku mau pulang gak jadi" sahut Hyunsuk.
"Gimana bisa hujan disini aja cerah kok" kata Jihoon.
"Ya gak tahu a. Kalau gak percaya nanti aa tanya aja sama Omen" sahut Hyunsuk langsung ke dapur mengambil segelas air.
Entah kenapa Jihoon ngerasa kalau Hyunsuk lagi bohong sama dia.
"Kamu jujur atau aku selidiki sendiri!" Jihoon berdiri di belakang Hyunsuk yang sedang minum air.
Hyunsuk berbalik natap Jihoon "maksud aa apa?" Tanya Hyunsuk.
"Disini cerah banget Choi Hyunsuk! Mana bisa kalau di sana hujan gede!" Kata Jihoon.
"Bener a. A Jihoon gak percaya?" Hyunsuk mencoba sabar.
Jihoon malah pergi entah mau kemana terlihat oleh Hyunsuk dia bawa kunci mobil.
Jihoon tertegun melihat jalan ke arah tokonya memang basah bekas hujan.
"Berarti beneran hujan?" Tanya Jihoon pada dirinya sendiri.
Jihoon turun dari mobil mencoba bertanya pada orang orang yang rumahnya sejalur dengan letak tokonya.
"Tadi hujan ya bu?" Tanya Jihoon pada salah seorang ibu ibu.
"Iya. Dari siang sampe jam lima sore tadi baru reda hujannya" jawab si ibu tadi.
Jihoon mengangguk lalu pamit pulang.
"Kakak yang masak?" Chenle berbinar lihat makanan banyak di meja.
"Emak kok" sahut Hyunsuk.
"Tapi kan kamu bantu" kata emak mengelus lembut punggung Hyunsuk.
"Aa sini!!!" Seru Haruto melihat Jihoon baru masuk rumah.
Jihoon mendekat. Dia malu rasanya udah mencurigai Hyunsuk.
Jihoon duduk bersama emak dan kedua adiknya juga Hyunsuk eits tapi berasa ada yang kurang deh.
"Renjun mana mak?" Tanya Jihoon.
"Dia sekarang setiap hari minggu latihan band sama temen temennya" sahut emak.
Jihoon ngangguk pelan.
Sebetulnya Jihoon meragukan ucapan emak soal Renjun. Semenjak Renjun berhasil membawa bapaknya ke tengah tengah mereka, Renjun memang jauh lebih sibuk dari sebelumnya.
"Ekhem" Hyunsuk terkejut mendengar deheman seseorang.
Hyunsuk noleh "kenapa a?"
"Aku minta maaf ya? Seharusnya aku percaya sama kamu" kata Jihoon.
Hyunsuk sebenernya ngerasa aneh biasanya Jihoon kalau ngomong sama dia itu 'saya-kamu' sekarang kok 'aku-kamu' curiga gak tuh Hyunsuk.
"Soal apa a?" Hyunsuk gak ngeuh.
"Soal hujan. Aku kesana ternyata bener abis hujan" Jihoon gengsi sih tapi gimana lagi toh dia yang salah.
"Oh itu. Gak apa apa kok" kata Hyunsuk.
"Sebagai permintaan maaf aku mau ngajak kamu makan malam" kata Jihoon.
"Lho kan baru aja tadi makan" kata Hyunsuk.
Nah lho Jihoon ngomong aja ngajak kencan susah amat sih.
"Ya udah temenin aku beli jaket" final Jihoon menarik tangan Hyunsuk.
Hyunsuk dan Jihoon jalan melewati emak yang sedang duduk bertiga bersama Haruto dan Chenle.
"Mak mereka mau kemana?" Tanta Chenle.
"Gak tahu. Tapi kayanya aa kamu buru buru tuh" sahut emak.
"Aa mau nembak kak Hyunsuk kali" kata Haruto.
"Nembak!!!" Emak dan Chenle terkejut.
Haruto mendecih "maksudnya aa mau nyatain perasaannya ke kak Hyunsuk"
"Ooooh" emak dan Chenle bersamaan.
Maklumlah Chenle belum pernah deket sama cewek apalagi sampe nembak jelaslah dia gak tahu apa maksudnya nembak plus emak Rose pada zamannya gak ada tuh nembak nembak.
"Maaf ya" Jihoon kembali minta maaf.
"Udahlah a, lagian bukan masalah besar kok. Mau berapa kali aa minta maaf?" Hyunsuk itu emang gadis baik banget.
Jihoon tersenyum. Perdana dia jalan sama cewek selain emaknya.
"Aa lihat apa?" Tanya Hyunsuk saat Jihoon tiba tiba menghentikan langkahnya dan pandangannya fokus ke depan.
"Ah bukan apa apa kok" Jihoon berusaha terlihat baik baik aja padahal dalam hatinya dia tengah marah.
Hyunsuk cuma pasrah saat pundaknya di rangkul Jihoon dan membawanya pulang.
"Aa Jihoon lihat apa sih tadi?" Bathin Hyunsuk setelah mendudukan dirinya di mobil.
Sepanjang perjalanan Hyunsuk enggan mengajak ngobrol Jihoon karena terlihat sekali wajah Jihoon sepertinya tak lagi dalam mood yang baik.
Siapa yang di lihat Jihoon?
Mantannya kah? Atau siapa?

KAMU SEDANG MEMBACA
Bujang's Emak
Fanfictionempat anak bujang yang begitu sayang pada sosok emaknya.