"Selamat pagi emak!! Selamat pagi aa!! Selamat pagi kakak!! Selamat pagi abang!! Selamat pagi dunia!!" Teriak Haruto dari lantai atas membuat semua atensi tertuju padanya.
"Pagi darimananya? Ini jam sepuluh tahu! Molor kek orang mati" celetuk Chenle lalu sibuk kembali pada ponselnya.
"Masa???" Pekik Haruto melirik jam dinding yang terpampang di ruang santai tersebut.
Haruto menggaruk tengkuknya yang tak gatal nyengir memamerkan deretan gigi putihnya.
"Kamu tidur jam berapa semalam? Aa tahu ya kamu main game semalam!" Haruto nunduk denger ucapan Jihoon.
"Maaf a. Lain kali gak gitu lagi deh" ucapnya.
"Paling cuma dua atau tiga hari kesananya bakalan sama main game sampe larut malam lagi" Renjun tak mengalihkan pandangannya dari laptopnya.
"Udah udah jangan pojokin adek kaya gitu kasihan" Haruto berbinar lalu memeluk emak berasa ada yang belain.
Emak membawa Haruto ke dapur karena emang si bontot belum makan.
"Bayi kecilku udah besar bahkan tingginya sudah melebihi ketiga kakaknya" emak tersenyum ke arah Haruto yang sedang melahap makanannya.
"Gabut banget iih" Haruto guking guling di kasurnya.
Gimana gak gabut dia di rumah sendirian aa lagi ngecek barang di toko, kakak lagi nongki sama temen temen SMAnya, si abang lagi nganter emak arisan. Mau main game bosen, mau buka sosmed gak punya kuota padahal kakak Renjun pemilik konter.
Haruto mengeluarkan motornya ia memutuskan untuk jalan jalan aja nyari angin.
Haruto berhenti di sebuah mini market dia berniat membeli minum haus juga muter muter mana sendirian pula gak bawa gandengan haha.
'Bruk' Haruto gak sengaja bertabrakan dengan seseorang "ma-maaf pak"
Pandangan mereka bertemu "sekali lagi saya minta maaf pak" Haruto mulai ketakutan soalnya tuh orang natap Haruto mulu.
"Gak apa apa nak, lain kali hati hati" orang itu tersenyum hangat pada Haruto lalu pergi.
Haruto menatap punggung orang itu yang semakin menjauh sebelum akhirnya meninggalkan mini market tersebut.
"Siapa anak itu? Apa aku pernah melihatnya? Tapi dimana?" Bathin Jaehyun mengingat wajah anak muda yang bertabrakan dengannya tadi.
Haruto pulang basah kuyup karena emang hujan deres banget.
"Astaga Haruto! Kamu darimana basah kuyup begini?" Jihoon berkacak pinggang di depan pintu.
"Aa tolong siniin anduknya dong! Marahnya bisa pending dulu gak?" Haruto memeluk tubuhnya sendiri.
"Jawab dulu pertanyaan aa!" Seru Jihoon.
Haruto menghela nafas "jalan jalan karena gabut di rumah sendirian, pas di jalan haus trus mampir ke mini market pas pulang di tengah jalan malah hujan mau berteduh tanggung laporan selesai" cerosos Haruto tanpa jeda.
Jihoon melempar anduk yang sedaritadi ia pegang.
"Maafin emak ya harusnya adek ikut pasti gak kesepian di rumah" emak membantu mengeringkan rambut anak bontotnya.
Haruto menengadahkan kepalanya menatap emak lalu memeluknya.
"Mak, Haruto janji gak akan nanyain bapak lagi. Haruto udah bahagia walaupun cuma punya emak. Biarpun Haruto gak punya bapak tapi Haruto punya aa, punya kakak, punya abang juga" emak tersenyum mengelus rambut putranya tersebut.
Dari arah pintu kamar Haruto ada Renjun yang lagi nangis.
"Gue gak akan cerita kalau gue ketemu bapak kemaren" bathin Renjun mengusap air matanya lalu pergi ke kamar.
Flash back on
Renjun menutup konternya segera karena hari udah sore di tambah mendung takut keburu hujan soalnya hari ini dia pake motor mana jas hujannya ketinggalan pula.
"Misi mas, boleh isi pulsanya gak? Ini darurat" Renjun nengok pada seseorang yang butuh pulsa.
Renjun mematung melihat sosok pria tinggi di hadapannya.
"Bapak! Gue gak salah lihat?" Bathin Renjun.
"Mmm maaf pak saya harus buru buru pulang!" Renjun pergi gitu aja sementara si bapak itu merasa heran dengan sikap sang pemilik konter.
Flash back off
Di tempat lain Jaehyun terus terbayang sosok anak muda di mini market dan juga sosok pemilik konter yang menolaknya saat ingin membeli pulsa.
"Kenapa gue inget terus sama dua bocah itu? Apa gue kenal mereka?" Jaehyun memijit pelipisnya.
"Permisi pak?" Suara seseorang membuat atensi Jaehyun menatap ke arahnya.
"Ada apa?" Tanya Jaehyunseseorang sepertinya orang kepercayaan Jaehyun.
"Kami sudah menemukan data anak anak anda tapi sayang pak mereka sudah pindah rumah dan tim kami sedang mencari tahu" ucap seseorang bernama Yoshi memberikan beberapa berkas pada Jaehyun.
Jaehyun mengangguk lalu membuka berkas demi berkas tak lupa ia membacanya dengan teliti setelah sebelumnya Yoshi pamit.
Mata Jaehyun membulat saat membuka map berwarna coklat "Renjun Cell" bathin Jaehyun.
"Ini kan konter yang kemaren aku datengin! Ja-jadi Renjun yang punya? Ya Tuhan kenapa aku gak mengenali sosok anakku sendiri" racau Jaehyun mengacak rambutnya frustasi lalu air mata mengalir dari pelupuk matanya.
Sosok bapaknya anak bujang's author udah nemu semoga kalian syuka :)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.