Chenle cuma guling guling di kasur dia terus kefikiran sosok laki laki yang ngobrol sama emak beberapa hari lalu.
"Kok gue penasaran banget ya sama tuh om om. Kira kira siapa ya? Pacarnya emak? Atau siapa sih? Aarrggh sumpah ya gue beneran penasaran" Chenle ngoceh sendiri.
"Chenle!" Teriak seseorang sambil menggedor pintu kamar Chenle.
Chenle keluar kamar "kenapa kak?" Tanyanya pada sosok Renjun.
"Kamu seharian di kamar ngapain?" Tanya Renjun.
"Rebahan kak. Hari ini aku mager banget hehe" Chenle nyengir sampe matanya merem saking kecilnya tuh mata.
"Yaaahh kamu kalah sama Haruto" ejek Renjun.
"Maksudnya?" Chenle mengerutkan keningnya.
Renjun nunjuk ke bawah karena emang kamar para bujang ada di lantai atas.
Chenle mengikuti arah telunjuk Renjun.
"Kim Doyoung! Ngapain lo kesini?" Teriak Chenle membuat Doyoung menatap ke atas.
"Ngapelin Haruto lah emangnya lo gak ada kepastian mulu sama Jisung" ejek Doyoung bikin Haruto dan Renjun tertawa.
"Seneng ya lo pada ketawa di atas penderitaan gue?" Chenle cemberut.
"Kakak juga ngapain ikut ketawa?!" Chenle menghentak hentakan kakinya kaya bocah TK.
"A brangkasnya balik lagi!" Salah satu karyawan Jihoon menghampirinya yang sedang berkutat dengan laptopnya di meja kasir.
"Serius kamu?" Jihoon terkejut.
"Bener a! Yuk sini ikut saya!" Kata si karyawan tersebut.
Jihoon mengikuti si karyawan tersebut dan beneran brangkasnya ada di gudang.
"Yang saya heran a maksud orang itu apa ya? Cctv gudang di rusak sama dia" ucap karyawan yang lain dan empat karyawan lainnya ngangguk setuju.
"Aneh juga ya. Oh ya kemana Hyunsuk? Kayanya beberapa hari dia gak masuk ya?" Tanya Jihoon pada semua karyawannya. Yes Hyunsuk adalah seorng gadis lulusan SMP yang melamar kerja di tempat Jihoon. Di tempat Jihoon itu kalau mau kerja gak harus sarjana asal punya keinginan dan jiwa yang jujur aja.
"Hyunsuk kan di jodohin sama orang tuanya a! Aa gak tahu emang?" Tanya Omen yang sering bantuin Hyunsuk nyapu gudang.
Jihoon cuma menggeleng.
"Omen, tolong kamu simpan brangkas itu ke meja saya!" Perintah Jihoon dan langsung dapat anggukan faham dari Omen.
Semua karyawan Jihoon udah pulang dan toko juga udah tutup tapi dia belum berniat pulang.
Jihoon membuka brangkas tersebut. Uang masih utuh dan sertifikat juga masih ada.
"Lah ini orang niat maling gak sih?" Monolog Jihoon menatap kotak brangkas tersebut.
Ada surat nyelip disitu. Di ambil oleh Jihoon lalu dia membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf sudah mengambil kotak ini tapi sungguh saya gak ada niatan mencuri. Saya hanya ingin memberikan surat ini pada anda tapi saya terlalu pengecut. Saya pamit a. Hutang orang tua saya terlalu banyak dan gaji yang saya terima belum bisa menutupi semua hutang orang tua saya. Maafkan saya a selama ini belum bekerja dengan baik.
Sejujurnya saya suka sama aa Jihoon tapi saya sadar akan posisi saya. Saya hanya memendam perasaan ini bertahun tahun. Saya terpaksa akan menikah dengan orang yang gak saya cintai demi menutupi hutang orang tua saya. Saya tadinya ingin mengatakan perasaan saya langsung sebelum saya tak akan bertemu dengan anda lagi tapi saya takut makanya saya menulis surat ini.Hyunsuk.
Jihoon melipat surat itu lalu bergegas menuju rumah Hyunsuk. Jihoon emang tahu semua alamat para pekerjanya.
Benar saja disana banyak orang sepeetinya acara akan di mulai.
Jihoon mondar mandir entah dia harus masuk atau tidak. Sebenarnya Jihoon juga memiliki perasaan yang sama. Jihoon selama ini gak pacaran karena dia ingin fokus mengurus emak dan ketiga adiknya.
Dengan segenap keyakinannya Jihoon akhirnya masuk.
"Tunggu!!!" Teriak Jihoon saat mempelai laki akan mengucap ijab kabul.
Semua orang menoleh. Hyunsuk kaget ada Jihoon disana.
"Siapa kamu?" Tanya si mempelai laki laki sementara Hyunsuk udah nunduk penuh rasa takut.
Jihoon melirik laki laki itu sekilas lalu berjalan menghampiri Hyusuk dan mencekal pergelangan mungil gadis itu.
Hyunsuk terhenyak "maafkan saya" lirih Hyunsuk.
"Kamu mencuri brangkas saya terus sekarang kabur gitu aja? Gak segampang itu. Kamu harus tanggung jawab!" Ucap Jihoon masih mencekal pergelangan tangan Hyunsuk.
"Ta-tapi saya udah balikin" Hyunsuk mulai nangis.
"Saya akan lunasi semua hutang orang tua kamu, tapi kamu harus kerja sama saya tanpa gaji!" Tegas Jihoon.
Hyunsuk merasa inilah jalan dia supaya gak menikah dengan Ucup laki laki yang gak dia cintai.
"Ba-baik a! Saya akan lakukan itu" lirih Hyunsuk.
Jihoon tersenyum penuh kemenangan.
"Gak bisa gitu dong!" Ucup marah.
"Maafin saya Cup! Tapi saya gak suka sama kamu" ucap Hyunsuk.
"Terus kamu sukanya sama siapa?" Tanya Ucup.
Hyunsuk cuma diem. Gak mungkin dia bilang kalau suka sama bosnya.
"Hyunsuk suka sama saya! Jadi kamu mending berhenti bermimpi mau jadi suami dia. Karena sampe kapanpun Hyunsuk akan nunggu saya!" Ucapan Jihoon emamg terlalu percaya diri tapi emang betul sih Hyunsuk akan nunggu Jihoon sampe kapanpun.
"Oh jadi ini masalahnya kenapa tadi aa buru buru nyuruh Njun bawa uang lima puluh juta!" Renjun tiba tiba datang.
Sebelum ke tempat Hyunsuk, Jihoon nelfon Renjun suruh bawa duit cash lima puluh juta dan anehnya Renjun gak nanya dulu buat apaan. Emang adik yang penurut.
"Nih duit buat nutup hutang orang tua kamu! Sekarang kamu harus ikut saya!" Jihoon menarik paksa Hyunsuk.
Jihoon menghentikan langkahnya.
"Renjun! Kamu bereskan semuanya!" Perintah Jihoon.
"Gampang ini mah!" Renjun percaya diri sekali.
Why? Kok jadi nyambung kesini? Huwwaaaa imajinasi yang lewat begitu alurnya hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Bujang's Emak
Fanfictionempat anak bujang yang begitu sayang pada sosok emaknya.