Jihoon udah siap siap mau ke toko begitu juga Renjun dia udah siap mau otw konter.
"Waahh enak nih!" Seru Renjun menatap lezat pada hidangan di meja makan.
"Cuma masakan kampung kok" jawab Hyunsuk yang lagi nyiapin makanan.
"Btw kak Hyunsuk rela emang kerja tanpa di gaji sama aa Jihoon?" Tanya Renjun seiring dengan dia menarik salah satu kursi yang akan ia duduki.
Hyunsuk ngangguk "iya gak apa apa kok" jawab Hyunsuk tersenyum.
"Aa Jihoon itu or....
"Ekhem! Gak usah gibah masih pagi" Jihoon datang natap Renjun tajam sementara Hyunsuk cuma menatap kakak beradik itu secara bergantian.
Sementara itu Haruto dan Chenle lagi kejar kejaran entah rebutin apaan.
"Abang iihh siniin!" Haruto ngerengek.
"Ini kan punya gue! Lo maling pasti!" Teriak Chenle.
"Gue nemu tuh duit di depan pintu! Ya gue ambilah! Gue gak tahu itu punya lo atau bukan!" Haruto masih ngejar sang kakak demi uang lima puluh ribu yang di ambil Chenle.
"Abang! Adek! Berhenti! Kalian rebutin apa sih?" Emak berjalan menuju ruang makan.
"Tenang mak bukan rebutin cewek kok!" Teriak Chenle.
Jihoon udah mulai jengah "berhenti berlari atau berhenti nafas!" Ucapan Jihoon langsung bikin Haruto dan Chenle diem.
Hyunsuk natap kagum pada Jihoon "aa Jihoon emang idaman banget" bathin Hyunsuk sambil senyum.
Renjun menatap Hyunsuk dan Jihoon bergantian "kayanya kak Hyunsuk suka sama aa Jihoon" bathin Renjun tersenyum senang akhirnya ada yang suka juga sama kakaknya itu.
Hyunsuk berlalu dia ke dapur melanjutkan aktifitasnya sementara Jihoon menjewer kedua adiknya.
"Aa sakit! Ampuuuun!!" Teriak Haruto dengan suara menggelegarnya.
"Aa lepasiiiin!!!" Ini Chenle dengan suara lumba lumbanya.
"Cepet makan atau aa akan pot...
"Jangan potong uang jajannya aa pliisss!!!" Mohon Haruto.
"Kita janji gak kaya tadi lagi" Chenle nyengir.
"Abang, adek lain kali kalau mau berantem tunggu aa Jihoon pergi biar gak di jewer" kata emak mengelus kedua kepala putranya itu.
Mereka cuma natap Jihoon males lalu menyantap makanan mereka masing masing.
"Awww!" Suara mengaduh terdengar dari arah dapur.
Jihoon langsung ngibrit ke dapur sementara emak dan adik adiknya cuma saling pandang.
"Kamu kenapa? Makanya hati hati!" Ucap Jihoon membersihkan darah pada jari Hyunsuk yang terkena goresan pisau.
Hyunsuk cuma diem merhatiin Jihoon yang telaten bersihin darah di jari telunjuknya.
Jihoon memasang plaster pada jari telunjuk Hyunsuk "udah selesai. Kamu makan aja dulu yuk!" Ajak Jihoon menggandeng pergelangan tangan Hyunsuk.
Hyunsuk cuma pasrah aja abisnya mau gimana lagi coba?.
"Abang curiga gak sih sama aa Jihoon?" Nih Haruto lagi makan bakso bareng Chenle enggak ih cuma Haruto yang makan Chenle yang bayar hmmm.
"Gak apa apa lah dek kalau aa nikah sama kak Hyunsuk, lagipula aa udah tua masih aja jomblo" celetuk Chenle gak ada akhlak emang untung Jihoon gak denger.
Haruto cuma manggut dengan mulut penuh dengan bakso.
"Boleh gabung gak?" Suara seseorang membuat Haruto dan Chenle menoleh.
Haruto buru buru nelen tuh bakso "boleh" Haruto narik tangan tuh orang.
Chenle nampak kesal "ah gue cabut! Ogah jadi obat nyamuk!" Chenle langsung pergi tak lupa ia bayar dulu baksonya Haruto.
"Abang kamu kok pergi?" Tanya Doyoung.
"Gak denger tadi dia bilang gk mau jadi obat nyamuk? Hmmm maklumlah abang kan jomblo dia sadar diri takut ganggu orang pacaran" Haruto terkekeh.
Doyoung cuma senyum malu lalu mengaduk seporsi ketoprak yang ia bawa tadi tak lupa ia memakannya.
Emak tersenyum melihat Hyunsuk lagi beres beres rumah.
"Udahan napa kerjanya jangan terlalu keras nanti kamu sakit" emak mengambil sapu yang sedang Hyunsuk pake buat nyapu.
"Tanggung mak bentar lagi selesai kok" kata Hyunsuk dan emak pun mengembalikan sapu itu.
Tak butuh waktu lama Hyunsuk selesai nyapu.
"Emak mau nanya sesuatu boleh?" Tanya emak setelah Hyunsuk duduk bersamanya di ruang santai.
"Boleh mak" jawab Hyunsuk.
"Kamu mau kalau emak nikahkan dengan Jihoon?" Hyunsuk terkejut denger pertanyaan emak.
"Kamu gak usah jawab sekarang. Kamu bisa fikir fikir dulu" emak tahu betul raut wajah Hyunsuk saat mendengar pertanyaan itu.
Hyunsuk cuma tersenyum.
"Renjun!" Seseorang memanggil namanya.
"Bapak!" Gumam Renjun pelan melihat Jaehyun berjalan ke arahnya.
Jaehyun gak tahu harus apa setelah dirinya tepat di hadapan Renjun.
Renjun pun sama dia hanya diam.
"Apa kabar nak?" Tanya Jaehyun dengan gugup.
"Ba-baik pak" jawab Renjun tak kalah gugup. Jujur hati Renjun merasa sakit melihat sosok ayahnya namun dia juga rindu.
"Besok ulang tahun kamu. Hadiah apa yang kamu ingin nak?" Jaehyun to the poin dia benar benar ragu untuk memeluk putra keduanya itu mengingat kesalahan yang dia buat di masa lalu pasti sangat menyakiti hati Renjun.
Renjun menghela nafas berusaha menahan air matanya "Renjun gak mau apa apa pak. Cukup bapak datang aja ke acara syukuran besok malam jam delapan" ucap Renjun lalu pergi dengan langkah cepat.
Renjun nafasnya tersenggal senggal "Renjun kangen bapak" bathin Renjun seiring dengan air matanya jatuh.
Bapak datang gak besok?
Kira kira apa yang akan terjadi di ulang tahun Renjun?
Jangan beranjak dulu gaes yok geser
KAMU SEDANG MEMBACA
Bujang's Emak
Fanfictionempat anak bujang yang begitu sayang pada sosok emaknya.