***

351 29 2
                                    

Renjun dan emak masuk ke dalam rumah betapa kagetnya Renjun rumah udah berantakan banyak banget sampah bekas makanan plus dua makhluk yang tak lain tak bukan adalah adiknya sendiri lagi molor.

"Chenle! Haruto! Bangun!" Renjun ngegas lempar wajah Chenle dan Haruto pake bantal.

"Aduuuhh kak plis deh gak usah ngegas gitu!" Chenle dengan mata terpejam dan suara khas bangun tidur.

"Beresin semuanya atau kakak aduin ke aa Jihoon!" Haruto dan Chenle langsung melek begitu denger nama Jihoon ya mereka emang takut sama Jihoon.

Haruto dan Chenle buru buru beresin sebelum aa Jihoon pulang.

"Bang lo sebelah sini lah! Gue yang disana!" Teriak Haruto.

"Enak aja lo! Enggak mau gue!" Teriak Chenle masih terus beres beres.

"Ngalah dong sama adik!" Seru Haruto.

"Enggak akan!" Chenle bersi keras.

"Ekhem" deheman Renjun mampu membuat mereka gak ribut lagi.

"Aa pulang!" Teriak seseorang setelah sukses membuka pintu.

Mata Jihoon melotot menatap ruangan yang berantakan.

"Aa maafin Chenle! Chenle beresin kok janji!" Chenle berlutut di hadapan Jihoon.

"Iya Haruto juga! Aa Jihoon jangan marah" Haruto ikut berlutut.

Jihoon menghela nafas lelah lalu menghampiri emak dan Renjun.

"Eh aa! Kok Njun gak denger suara pintu terbuka?!" Renjun natap kaget ke arah Jihoon.

"Pelan pelan buka pintunya" sahut Jihoon salaman ke emak.

"Gimana mak di tempat Renjun? Emak pasti betah kan?" Tanya Jihoon.

"Asalkan bareng sama anak emak, emak akan selalu betah" ucap emak mengelus puncak kepala Jihoon.

"Aa akan bikin emak bahagia apapun caranya" Jihoon memeluk emak.

Renjun matanya berkaca kaca melihat interaksi kakak dan emaknya itu.

















"Waaaahhh banyak banget emak masaknya!" Pekik Chenle senang.

"Bukan emak yang masak tapi aa sama kakak" sahut emak mengelus kepala Chenle.

"Ada acara apa sih? Gak biasanya masak banyak begini" Tanya Chenle.

"Kata aa ini tepat hari jadi emak ke lima puluh" Chenle terkejut mmm kenapa dia bisa lupa.

"Emak maafin Chenle" Chenle tertunduk.

"Kenapa minta maaf?" Emak keheranan.

"Chenle sampe lupa ulang tahun emak"Chenle memeluk emak dengan erat.

"Emak juga lupa" emak terkekeh membalas pelukan anaknya.

"Eh bang napa lo nangis?" Haruto baru datang bersama Jihoon dan Renjun yang mengekor dari belakang.

"Abis darimana? Kok abang gak di ajak?" Chenle natap kedua kakaknya dan adiknya bergantian.

"Abis dari mesjid bagiin makanan plus bagi bagi ke tetangga" jawab Renjun.

"Kok abang gak di ajak!" Chenle nampak kecewa.

"Tadi lo lagi tidur" jawab Jihoon.

"Wajah lo kelihatan cape makanya gue gak berani bangunin" timpal Renjun.

"Abang abis ngapain di sekolah ampe kecapean?" Tanya emak.

"Abis latihan basket mak mau ada pertandingan seminggu lagi" Chenle nyengir.

Emak tersenyum bangga pada Chenle.

Mereka semua makan dengan khidmat tak lupa mereka berdoa bersama.








"ANJIR HARUTO DIEM DULU GUE YANG DULUAN!"

"GAK BISA HARUS GUE YANG MENANG!"

"MAMPUS LO MAMPUS!"

"ANJING!"

Itulah teriakan Chenle dan Haruto yang lagi main game.

"Adek bahasamu!" Jihoon melotot ke arah Haruto.

"Maaf a keceplosan" pandangan Haruto tetep fokus pada kayar kaca.

Jihoon kembali mengotak ngatik hpnya entah lagi chat sama siapa dia senyum senyum gitu.

"Ciyeeee aa lagi chat sama siapa tuh" Renjun ngegep Jihoon.

"Eh apa sih enggak kok!" Jihoon gelagapan.

"Aa punya pacar ya?!" Chenle membuang stik ps yang di pegangnya.

"Cerita dong a!" Sambung Haruto melakukan hal yang sama dengan Chenle.

"Aa gak lagi chat sama siapa siapa! Aa lagi chat sama temen temen aa sekolah dulu di group" Jihoon memeperlihatkan isi chatnya pada ketiga adiknya.

"Kirain lagi chat sama gebetan" Renjun nampak kecewa.

Renjun memang menginginkan Jihoon punya pacar katanya biar gak maniak kerja sesekali boleh lah pacaran namun Jihoon selalu bilang 'buat apa pacaran? Bikin ribet' namun Renjun selalu berusaha memeperkenalkan seseorang pada Jihoon dan hasilnya selalu gagal.

"A, ada tamu nyari aa nih!" Teriak emak.

Jihoon langsung berdiri nyamperin emak.

"Eh bu Neneng! Ada apa ya bu?" Jihoon tak lupa mempersilahkan seorang yang bernama bu Neneng itu masuk.

"Ini lho a kemaren aa Jihoon salah kasih harga deh coba cek" bu Neneng menyerahkan selembar nota pada Jihoon.

Jihoon membacanya dengan teliti.

"Oh iya yang ini ya bu?" Jihoon nunjuk tulisannya di baris ketiga pada nota tersebut.

"Iya a kemurahan harganya nanti aa Jihoon bisa rugi" kata bu Neneng.

"Maaf bu mungkin kemarin saya lagi gak konsen"ucap Jihoon.

"Ini saya bawa uang kurangannya" bu Neneng kasih uang ke Jihoon.

"Gak apa apa bu itu kan kesalahan saya" Jihoon tersenyum.

"Tapi a...

"Gak usah bu gak apa apa" Jihoon lagi lagi menolak.

"Oh ya udah makasih ya a!" Bu Neneng mengambil kembali uang tersebut.

Setelah selesai perihal salah harga bu Neneng pun pamit pulang.

"Pada tidur besok harus bangun pagi!" Perintah Jihoon.

"Iya aa" sahut ketiga adiknya lalu pada masuk kamar.

Emak hanya tersenyum betapa banggaknya dia memiliki empat anak bujang yang begitu sayang padanya.















Author mentok ide hehe

Jangan lupa vote komen ya :)

Maaf typo bertebaran hehe

Bujang's EmakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang