1.

41.7K 2.3K 379
                                    

Haechan meraih seragamnya yang tergantung apik di lemarinya, dengan terburu-buru pemuda itu buru-buru memakai seragam sekolahnya. Hingga ketika hanya tersisa dasi, Haechan sudah meraih tas hitamnya lalu berlari keluar rumah.

"Ulshik! Aku berangkat dulu," suara debaman pintu terdengar setelah Haechan memakai sepatunya dengan terburu-buru. Ulshik. Kucing peliharaan Haechan yang menumpang hidup di apartemennya itu hanya menatap Haechan yang begitu terburu-buru. Haechan berlari dengan kecepatan penuh menuju ke sekolah, bukan apa-apa, hanya saja ponselnya ketinggalan di loker meja kelas.

Jarak sekolah dan apartemen kecilnya tak terlalu jauh, hanya butuh sepuluh menit berlari,

Brak!

Haechan membuka pintu kelas, baru ada lima siswa disana, ia langsung menuju ke bangkunya, dan....

"Fiuh...masih utuh," Haechan memeluk ponselnya dengan erat, seolah benda itu adalah benda berharga terakhir yang dia miliki. Tapi memang iya sih,

"Habis apa kau? Dikejar anjing?" suara itu berbarengan dengan sosok Renjun -teman sebangku Haechan- duduk dibangkunya.

"Aku melupakan ponselku," ucap Haechan sembari menggoyangkan ponselnya dihadapan Renjun. Ah ya, mari kita perkenalkan,

Lee Haechan, siswa kelas 12-5, dengan nilai berantakan dan juga sifat nakalnya yang tak perlu dipertanyakan lagi. Padahal dia sudah kelas tiga, dimana harusnya Haechan lebih giat belajar.

"Seperti duniamu akan hancur saja jika tak ada ponsel," sarkas Renjun. Haechan menunjukkan cengiran khas-nya,

"Ei, kau tahu kan tanpa bermain game aku tidak bisa mendapat uang jajan tambahan," ucap Haechan.

"Hey dude, kau kan punya sponsor," balas Renjun.

"Tapi kan hanya untuk biaya sekolah dan kehidupan normal, kau tahu sendiri aku tak normal kan," balas Haechan. Mendengar penuturan Haechan hanya bisa membuat Renjun geleng kepala,

"Mau kuajari bagaimana cara mendapatkan uang dengan mudah?" tawar Renjun sembari menatap Haechan dengan aneh, seperti ada rencana yang tak masuk akal.

"Kau mau tidak? Aku mendapatkan banyak uang darisana, maka dari itu aku bisa membeli PS5 kemarin," ucapan Renjun membuat Haechan membulatkan matanya lucu, apa yang Renjun lakukan hingga mendapat uang sebanyak itu,

"Benarkah?!" tanya Haechan yang dibalas anggukan Renjun,

"Beritahu aku!" paksa Haechan. Renjun tersenyum miring, ia mendekatkan kepala ke telinga Haechan, kemudian berbisik,

"Menjadi sugar baby,"

"Apa?! Kau gila?!" Haechan lantas berdiri dan menatap Renjun sengit. Untung saja kelas mereka sepi, jadi mana urus Haechan berteriak sekencang itu. Tangan Renjun menarik Haechan agar duduk kembali,

"Pelankan suaramu saat membahas ini," ucap Renjun.

"Tapi- eh. Jadi kau selama ini.." Renjun menaruh telunjuk di bibirnya,

"Iya...aku menjadi sugar baby seorang pengusaha selama satu bulan ini. Kau tau, sekali bermain kau bisa mendapat apapun yang kau mau, asal..."

"Memenuhi nafsunya," potong Haechan. Ia tak sepolos itu, Haechan tahu dunia semacam itu dari wattpad yang dia baca. Tapi...sahabatnya sendiri?! oh ayolah....kenapa Haechan tidak menyadari itu?

"Betul sekali," balas Renjun.

"Astaga sayangku, bagaimana kau bisa masuk ke dunia semacam itu?" tanya Haechan, ia menatap Renjun penasaran,

"Kau tahu Jeno? Anak dari kelas 1?" tanya Renjun yang dibalas anggukan oleh Haechan,

"Dia yang menunjukkanku situsnya," lanjut Renjun. Haechan menutup mulutnya dengan telapak tangan, tak percaya dengan apa yang barusan dia dengar. Si juara satu itu??

SUGAR DADDY (JOHNHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang