25

8.9K 951 113
                                    

Hari-hari berlalu, kini telah terhitung setengah tahun sudah Haechan berhadapan dengan sisi jahat Johnny. Membuat Haechan semakin terbiasa dan menerima perlakuan Johnny dengan sukarela, 

Kalian tahu? 

Tubuh dan hatinya sudah terasa mati sekarang. Haechan bahkan tak bisa lagi membedakan mana Johnny yang sekarang dan Johnny yang dulu, karena terkadang Johnny bisa begitu baik padanya, namun disaat yang lain bisa menjadi seorang iblis dan bertindak kejam padanya. 

kebiasaan Haechan yang baru adalah dirinya yang memasak sarapan, dia bangun sekitar pukul lima pagi, lanjut membersihkan diri kemudian mulai berkutat di dapur. Setidaknya di jam ini Johnny masih tidur dan dirinya bisa bernafas dengan tenang dan merilekskan dirinya. Memasak menjadi hal yang dia sukai sekarang, menenangkan. 

Setiap kali tangannya bergerak memotong sayuran, pikirannya selalu semakin larut dalam pemikirannya sendiri. Tidak memikirkan apapun sih, hanya dia yang kehilangan fokus dan memandang kosong ruang di depannya. Hingga tak sadar jika lancipnya pisau mengenai jari telunjuknya, Haechan hanya diam, ia menghela nafas sebelum beranjak menuju ke wastafel untuk mencuci tangannya. Luka seperti ini tak ada apa-apanya dibandingkan apa yang telah Johnny lakukan terhadapnya. Sering terbesit di pikiran Haechan untuk bunuh diri, dia juga sudah melakukannya beberapa kali. Seperti menenggelamkan dirinya di bathup atau meminum obat dengan dosis tinggi, namun semua percobaannya itu gagal, Johnny selalu berhasil mencegahnya meskipun dia mendekam di rumah sakit beberapa waktu. 

Haechan lelah, dia tak ingin menjalani hidup seperti ini. Penampilan Haechan pun sudah banyak berubah, ia mengalami banyak penurunan berat badan, pipinya menirus, dan terdapat lingkaran mata pada wajahnya. Haechan benar-benar berubah, 

"Babe," suara Johnny membuat Haechan kembali pada dunianya, ia segera mematikan kran dan menoleh untuk menatap Johnny. Si manis melemparan senyum pada Johnny,

"Kenapa sudah bangun? ada pekerjaan lebih awal?" tanya Haechan,

"Kenapa? kau tidak suka aku bangun lebih awal?" tanya Johnny, lantas Haechan menggeleng,

"Tidak, bukan begitu maksudku. Maaf," jawab Haechan. 

Johnny masih menggunakan piyamanya, ia berjalan mendekat kearah hanya Haechan yang kini hanya bisa berdiri dengan kepala menunduk dalam, 

"Ini rumahku, dan aku bisa berlaku semauku disini," ucap Johnny begitu dia sudah berada di depan Haechan. 

"Sekarang kau kembali ke kamar, mandi, dan biarkan maid yang menyiapkan sarapan. Hari ini kita akan keluar menemui client," ujar Johnny. Mendengar itu Haechan hanya menganggukkan kepalanya,

"Apa aku mengajarimu untuk menunduk saat berbicara denganku?" pertanyaan dari Johnny sontak membuat Haechan mendongakkan kepalanya. 

"Maaf," ucapnya. 

"Bagus, sekarang kembali ke kamar," balas Johnny yang dibalas anggukan kepala Haechan, kemudian lelaki itu pergi meninggalkan Johnny di dapur dan segera menuju ke kamar. 

Johnny menatap bekas Haechan memasak, diatas telenan ada noda darah disana, lumayan banyak dan Haechan belum membersihkannya karena Johnny sudah datang terlebih dulu. 


Begitu sampai di kamar, Haechan langsung masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintu berwarna putih itu, dadanya bergemuruh dan berdetak cepat. Lagi, ketakutan itu kembali muncul, bahkan tangannya bergetar hebat mendapati dirinya hampir saja melakukan kesalahan fatal. Haechan bersandar pada pintu, ia menatap kedua tangannya yang kini masih bergetar, bahkan pendarahan di jari telunjuk kirinya masih belum berhenti hingga dia tak sadar kalau sedari tadi darah masih mengucur dari sana hingga mengenai piyamanya. Haechan menghela nafas dengan gusar, lebih baik dia segera mandi, siapa tahu dengan begitu seluruh ketakutan dan tremor yang melandanya bisa hilang. Dia tidak mungkin menghadap Johnny dengan tubuh gemetar hebat karena yang pasti pria itu pasti akan langsung menyiksanya karena tidak bisa menahan semua itu. 

SUGAR DADDY (JOHNHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang