Johnny tak ada hentinya merapalkan doa dalam hati, ia bahkan tak bisa untuk sekedar diam dan duduk seperti yang Jaehyun lakukan. Tidak bisa. Jantungnya berdegup kencang karena takut, ini pertama kalinya setelah sekian lama Johnny tidak merasakan ketakutan hingga berkeringat dingin dan gemetar. Baik Mark, Renjun, Jaehyun, maupun Yuta tak ada yang berhasil menenangkan Johnny. Renjun tak jauh berbeda dari Johnny, ia bahkan kini menggenggam erat tangan Mark untuk mengurangi rasa takut berlebihannya, bukan apa-apa, tapi Renjun takut jika temannya itu mengalami kondisi kritis atau bagaimana.
Pintu ruang operasi terbuka menampilkan seorang dokter yang memimpin operasi Haechan tadi.
"Keluarga pasien?" lantas Johnny langsung menghampiri dokter itu,
"Saya tunangannya," ujarnya. Dokter itu nampak menghembuskan nafas berat,
"Kabar baiknya, pasien bisa selamat. Peluru yang mengenai perutnya bisa diangkat dan kami sudah memastikan bahwa tidak ada kerusakan organ. Tetatpi maaf, kami tidak bisa menyelamatkan janin yang ada dalam kandungan pasien. Salah satu peluru berhasil menembus rahim dan menyebabkan pendarahan internal," jelas sang dokter.Runtuh sudah, dunia Johnny hancur dalam beberapa detik. Padahal baru pagi tadi dia melihat foto anaknya, tertawa melihat Haechan yang dengan gembira menatap foto anak mereka yang masih dalam kandungan. Tapi sekarang? bahkan belum sempat menghirup udara dunia, dia telah kembali kepada Tuhan.
Semua orang yang ada disana tidak ada yang berkata, kabar ini membuat mereka semua shock. Jaehyun berdiri, ia menepuk bahu Johnny,
"Setidaknya Haechan masih bisa selamat," ucap Jaehyun berusaha menenangkan. Ya, setidaknya Haechan masih bisa selamat.
Haechan langsung dipindahkan ke ruang rawat begitu semua tes sudah dilakukan pada Haechan. Hanya ada Johnny dan Renjun, yang lain Johnny perintahkan untuk menangkap Yohan. Tak ada banyak suara yang mengisi ruangan itu, Renjun duduk disisis kanan ranjang, sedangkan Johnny di sisi kiri.
"Hyung, apa kau akan langsung memberitahu Haechan soal ini?" tanya Renjun. Pertanyaan yang sulit, keadaan Haechan masih seperti ini, sejujurnya Johnny tak ingin memberitahu begitu Haechan sadar, tapi...diulur lebih lama pun tak boleh. Haechan juga harus segera tahu tentang ini. Johnny...apa dia bisa memberitahu hal ini pada Haechan?Matahari sudah mulai meninggi, jam sudah menunjukkan pukul sebelas lebih lima belas menit. Renjun masih mandi, bocah itu sudah menyelesaikan ujian akhirnya, tak mau repot kuliah, dia ingin jadi sugar baby saja katanya. Sudah bisa kaya tujuh turunan kalau ditampung uangnya.
Erangan kecil yang keluar dari bibir Haechan membuat atensi Johnny teralihkan, ia langsung menatap Haechan, tangannya masih setia menggenggam erat tangan mungil Haechan.
"H-hyung..air.." pinta Haechan begitu dia bisa membuka mata dan mendapati Johnny disampingnya. Dengan cekatan Johnny mengambil air yang sudah disiapkan dinakas, lalu membantu Haechan untuk meminum air dari gelas. Posisi ranjang Haechan sudah diatur bagian kepala yang ditinggikan untuk memudahkan Haechan untuk makan dan minum, karena bekas operasinya yang di perut bisa menyebabkan nyeri saat bergerak.Setelah menelan air dan membasahi tenggorokannya, Haechan kini bisa bernafas lega. Rasanya dia seperti tidak meminum air selama tiga hari saja,
"Hyung-" sebelum itu Haechan merasakan sakit pada perut bawahnya, ia lantas menyibak selimut yang menutupi sebagian tubuhnya. Matanya membeku, mematung melihat perutnya sendiri yang terbalut perban dan tidak sebesar ketika dia mengandung. Perutnya kembali rata, padahal kemarin masih terlihat mulai membesar karena usia anaknya yang menginjak dua bulan.
"Hyung...anak kita, dia baik-baik saja kan?" pertanyaan itu lolos begitu saja di bibir Haechan, ia menoleh menatap Johnny dengan mata yang mulai berembun. Oh tidak! Haechannya akan menangis, mau kapanpun Johnny memberitahukan ini pada Haechan, lelaki manis itu akan tetap menangis.Johnny meraih tubuh Haechan dan memeluknya,
"Maafkan aku Haechan...maaf, aku tidak bisa melindungimu dengan baik," ucap Johnny. Menghiraukan rasa nyeri di perutnya, Haechan bergerak brutal memukul dada Johnny,
"Jawab aku brengsek! anak kita kemana?!" tanya Haechan, tangisnya semakin menjadi. Jujur saja kalau Haechan sudah tahu jawabannya tanpa harus bertanya, dia hanya tak bisa menerima dan ingin memastikan kalau ini semua hanya mimpi. Tapi kenyataannya, ini bukan mimpi. Haechan bisa merasakan nyeri di perutnya,

KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR DADDY (JOHNHYUCK) END
Hayran KurguHaechan tak tahu, jika kebodohannya malah membawanya menuju ke gerbang neraka. Bertemu dengan Johnny adalah ide yang buruk, sangat buruk hingga Haechan menyesali umur hidupnya. Karena sekarang Haechan jadi tahu bagaimana rupa seorang iblis ketika la...