17.

11.8K 1.1K 63
                                    

Hari-hari telah berlalu, selama tiga hari Johnny sudah tak sadarkan diri. Haechan sendiri tidak tahu kenapa hal ini terjadi tepat di hari mereka seharusnya menikah. Alih-alih tangan Haechan mendapatkan usapan sayang di pagi hari dari Johnny, atau kecupan lembut, kini tangan Haechan yang tengah menyeka wajah Johnny dengan handuk setengah basah.

"Sabar ya nak, Daddy pasti akan sadar sebentar lagi," ucap Haechan sembari mengusap perutnya. Selama ini dia tidak pernah menyangka bahwa Johnny akan mengalami koma, Haechan tak pernah memikirkan tentang hal itu,

Ditengah lamunannya, Haechan dikejutkan dengan suara ketukan di pintu, ia langsung menatap ke sumber suara.

Dilihatnya Mark berjalan masuk bersama dengan Renjun,
"Apa ada perkembangan?" tanya Haechan sembari menatap Mark, pria itu mengangguk lalu ia berjalan menghampiri Haechan dengan membawa sebuah I-pad. Beberapa hari yang lalu, Hyunjin dan Yeji mengaku bahwa Ayah mereka tak pernah memasang bom di dalam rumah, lalu saat mereka mengecek rekaman CCTV, ada orang lain yang masuk ke rumah, belum teridentifikasi siapa pelakunya, bahkan Jaehyun masih bekerja untuk mencari pelaku.

Mark menunjukkan gambar yang dikirim oleh Jaehyun, sosok yang menjadi penyebab dari semua ini. Jaehyun belum bisa melacak dimana orang ini bersembunyi, rupanya musuh mereka kali ini tak main-main. Ah dan soal Yeji dan Hyunjin, dua anak itu dikurung di dalam rumah milik Johnny, sepertinya akan menyenangkan jika memiliki babu baru -itu pikir Jaehyun-

"Terakhir dia terlihat di kawasan distrik lima pagi ini, Yuta dan Winwin sudah pergi kesana," jelas Mark yang dibalas anggukan kepala oleh Haechan.

"Jika sudah ketemu, jangan langsung tangkap dia," ujar Haechan.

"Chan, apa kau tidak lapar?" tanya Renjun yang sedari tadi menunggu percakapan antara sahabat dan sugar daddy-nya selesai,
"Tentu saja aku lapar, mana pesananku?" tanya Haechan.

"Ck, aku ingin mengajakmu keluar. Jangan disini terus," jawab Renjun. Mendengar itu Haechan merotasikan matanya, meskipun dia saat ini sedang tidak ingin meninggalkan Johnny, tapi mendengar ajakan Renjun sepertinya tidak buruk juga. Dia belum keluar dari kamar rawat Johnny tiga hari ini,

"Baiklah, Mark jaga Johnny dulu," ucap Haechan sebelum dia keluar bersama dengan Renjun.

Mereka berjalan keluar rumah sakit, menuju ke restoran yang tak jauh dari sana.

Tapi Haechan sedari tadi menangkap gelagat aneh dari Renjun, hingga ketika mereka hendak masuk kedalam restoran, Haechan menahan tangan Renjun.

"Ada apa? Kau terlihat aneh, ada yang mengganggumu?" tanya Haechan. Dan ya, benar saja ketika netra keduanya bertatapan, Haechan bisa melihat dengan jelas jika mata Renjun bergetar. Ada yang salah dengan anak ini.

Haechan menarik tangan Renjun menjauh dari restoran, menuju ke gang sempit dan sepi yang ada di dekat sana,

"Katakan padaku," ucap Haechan ketika mereka sudah berhadapan, Renjun dengan panik mengeluarkan secarik kertas dari dalam saku jaketnya.

"Seseorang datang ke apartemenku dan meninggalkan ini diatas nakas meja belajar. Kupikir Jeno yang memberikan ini karna dia suka iseng, tapi setelah aku lihat tulisannya seperti bukan," Renjun menjelaskan sembari membiarkan Haechan menamatkan isi surat itu,

"Hanya ada inisial X disana," lanjutnya. Di dalam surat itu tidak ada sesuatu yang penting, hanya sebuah surat yang berisi agar Renjun membawa Haechan ke restoran yang hendak mereka kunjungi pukul sebelas.

"Maafkan aku Haechan, tadinya aku tidak mau ambil pusing. Tapi aku baru ingat kalau Johnny baru saja mengalami kecelakaan dan identitasmu bukan lagi seorang pelajar," jelas Renjun.

SUGAR DADDY (JOHNHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang