27

9.1K 935 104
                                    

Selama Haechan tinggal bersama dengan Mark, Jeno, dan Renjun di mansion keluarga Lee, dia perlahan pulih, Haechan juga menurut kepada Mark dan Jeno untuk mendapatkan rawat jalan dan terapi di psikiater untuk melupakan luka dan traumanya. Semuanya berjalan dengan baik meskipun dia harus berpindah beberapa kali untuk menghindari Johnny, tapi sekarang Haechan sedang berada di mansion milik Jeno, mereka sudah kembali kesana setelah satu tahun berpindah-pindah negara. 

Hari ini Haechan berencana untuk pindah ke apartemen, dia yang meminta, tak enak juga jika terus-terusan menebeng pada Jeno dan Mark. Bahkan mereka bersedia membantu Haechan untuk bekerja dengan memberikan modal untuk membangun sebuah restoran kecil. 

"Kau yakin ingin tinggal sendiri?" tanya Mark memastikan, ia menatap Haechan yang tengah merapikan koper dan memastikan semua barangnya sudah masuk.

"Aku sudah baik-baik saja, dan aku yakin Johnny sudah melupakanku. Dia sudah tidak datang beberapa bulan terakhir, kan?" tanya Haechan. Benar, Johnny tidak menggangunya selama dua bulan terakhir ini, sepertinya sudah menyerah dan melupakan Haechan. 

Mendengar itu Mark mengehela nafas, sepertinya dia sudah terlalu terbiasa dengan keberadaan Haechan hingga menganggap Haechan sebagai keluarganya sendiri, atau mungkin lebih. Karena Mark tak pernah merasakan ini sebelumnya,

"Jika kau perlu sesuatu, telfon aku," ucap Mark. 

"Bawel sekali sih? aku mengerti, Tuan Lee," balas Haechan. Dia heran, kenapa Mark jadi se-posesif ini padanya?

"Aku akan menunggu di mobil," ucap Mark, ia mengambil koper Haechan yang sudah tertutup itu lalu pergi keluar kamar. Sepeninggalan pria itu, Haechan menatap keseluruhan kamar yang di tempatinya selama beberapa bulan ini, padahal bukan rumahnya, tetapi terasa nyaman. Apalagi dengan kehadiran Jeno dan Renjun, dia lebih merasa hidup karena ada teman bermain dan mengorbrol. Setelah ini dia pasti hidup sendiri lagi, huft. 

Haechan menyusul Mark ke mobil setelah lima menit mengucapkan selamat tinggal tanpa suara kepada mansion besar ini. 

"Kau bisa kembali kapanpun kau mau," ucap Mark. Haechan memakai sabuk pengamannya, kemudian menatap Mark.

"Aku tidak pergi ke luar negri Mark, kau bisa berkunjung setiap hari." balas Haechan, ia mulai jengah dengan Mark yang memperlakukannya seolah dia akan pergi jauh ke Antartika sana. Mark terkekeh, ia kemudian menyalakan mesin mobil dan melajukan mobilnya menuju ke apartemen baru Haechan.


Apartemen yang ditempati oleh Haechan berada tidak jauh dari gedung perusahaan Jeno, siapa tahu Jeno ingin berkunjung bersama dengan Renjun. Alibi Mark saja sih agar bisa mengawasi Haechan dengan mudah. 

Setelah perjalanan selama 20 menit, mereka sampai, tak banyak barang yang Haechan bawa, hanya satu koper berisi bajunya karena semua perabotan sudah disiapkan oleh Mark disana. Haechan langsung menjelajahi seluruh apartemen barunya, karena memang Mark membelikan apartemen tanpa meminta pendapat Haechan, dia ingin memberikan yang terbaik untuk Haechan. Meskipun pada akhirnya apartemen ini terlalu mewah menurut Haechan, 

"Kau ingin langsung pulang?" tanya Haechan, saat melihat Mark baru keluar dari kamarnya meletakkan koper. 

"Aku ada beberapa pekerjaan," jawab Mark, ia menghela nafas, sejujurnya masih sulit melepaskan Haechan karena dia tidak tahu apa yang direncanakan oleh Johnny. 

"Aku akan baik-baik saja Mark, aku juga akan menelfonmu jika ada apa-apa,"  ucap Haechan mencoba menenangkan Mark. 

"Berjanjilah untuk itu," ucapan Mark dibalas anggukan oleh Haechan. Pria itu menarik tangan Haechan, menyampirkan lengannya di pinggang ramping Haechan kemudian memberikan sebuah ciuman lembut di bibir Haechan, hanya sebentar karena ponsel Mark yang terus berdering. 

SUGAR DADDY (JOHNHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang