12.

15.6K 1.5K 216
                                    

Ketika Haechan membuka matanya, hal pertama yang dia lihat adalah penampakan satu sosok yang berdiri di hadapannya. Ketika ia sudah berhasil mengumpulkan kesadarannya, dia menyadari kalau dia sedang berada di sebuah kamar.

Haechan mendongak, kini dia bertatapan dengan Taeyong.

"Apa yang kau mau?" tanya Haechan to the point, mendengar pertanyaan dari Haechan membuat Taeyong terkekeh,

"Kehancuran Johnny jelasnya," jawab Taeyong, lelaki itu berjalan menghampiri Haechan yang kini keadaan tangan dan kakinya terikat pada ranjang.

"Dia tidak akan peduli sekalipun kau membuangku ke alaska," jawab Haechan.

"Benarkah?" Taeyong menatap Haechan,

"Tapi buktinya dia sedang dalam perjalanan kemari," lanjut Taeyong, mendengar itu Haechan terdiam, kenapa pula Johnny menyusulnya? Ia yakin jika dia bisa kabur dengan caranya sendiri,

"Nikmati waktumu Haechan," setelah itu Taeyong keluar dari kamar Haechan, digantikan dengan seorang pria masuk ke dalam kamar Haechan. Pemuda itu hanya bisa berdoa di dalam hati agar Tuhan menolongnya, kata-kata Taeyong mengandung makna tersembunyi.






Sementara itu Johnny dan geng-nya sudah mengendarai mobilnya menuju ke tempat dimana Haechan disekap, Johnny datang bersama dengan Mark, sedangkan yang lain menunggu perintah dari Johnny.

"Bukankah lebih baik jika aku yang mengajaknya berduel?" tanya Mark yang tengah menyipkan senjatanya. Kali ini Johnny sedang malas untuk berbasa-basi, jadi dia ingin langsung pada kegiatan inti mereka. Rasanya sudah cukup dia berkata-kata dengan Taeyong, senjata lebih tepat untuk menyuarakan.

Mereka tak menyewa markas kali ini cukup tempat pendaratan dan kendaraan, karena setelah memberi pelajaran pada Taeyong, Johnny akan kembali.

Perjalan selama lima belas menit itu terasa begitu lama bagi Johnny, mobil jeep yang mereka kendarai langsung Mark teroboskan menembus gerbang besi rumah mewah itu, Johnny langsung keluar dari mobil dengan shootgun di tangannya, menembak satu persatu penjaga yang ada disana.

"Lee Taeyong! Jika kau masih punya martabat, keluar dan lawan aku!" Johnny berseru, sebenarnya tak perlu berteriak pun Taeyong sudah tahu akan kehadiran pria itu yang suka membuat onar.

Suara tembakan mengisi rumah itu, sebelum Taeyong menyuruh anak buahnya untuk berhenti,

"Mau menjemput seseorang John?" tanya Taeyong.

"Kupikir dia hanya anak buahmu, tapi sepertinya tidak," lanjut Taeyong. Pria itu menuruni anak tangga,

"Kuterima tawaran duelmu, John," Taeyong menatap tajam pada Johnny, lantas Johnny tertawa remeh.

"Berani sekali orang sepertimu menantangku, Lee Taeyong," ucap Johnny, ia meletakkan senjatanya, begitu pula dengan Taeyong. Mereka kini berada di ruang tamu yang sudah berantakan akibat ulah Johnny.

Yang mengambil langkah terlebih dahulu adalah Johnny, dia menyerah Taeyong,

"Kau tahu, aku paling benci kekalahan," ucap Johnny setelah dia berhasil menendang perut Taeyong, tapi itu tak membuat Taeyong berhenti.

"Aku juga benci keluargaku dibunuh, John," jawab Taeyong. Johnny mendengus, kemudian Taeyong melayangkan sebuah pukulan dan tendangan yang berhasil dihindari oleh Johnny,

"Jangan dendam padaku, aku hanya menjalankan misi, bukan salahku jika keluargamu terbunuh," jawab Johnny. Taeyong kembali menyerang, kini emosinya benar-benar telah tersulut.

SUGAR DADDY (JOHNHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang