18.

12K 1.1K 42
                                        

Pagi ini Haechan izin pada Johnny untuk keluar bersama dengan Renjun, membuat Johnny yang baru menyelesaikan mandinya disambut dengan pemandangan kosong di seluruh penjuru penthouse. Karena biasanya paling tidak dia akan melihat Haechan yang sedang menonton televisi di ruang santai dengan suara kunyahan snack yang dimakannya. Tapi kali ini Johnny tidak mendengar atau melihat kehadiran tunangannya itu, ah....pernikahan mereka diundur, jadwalnya diubah menjadi bulan depan ketika Johnny sudah benar-benar sembuh.

Hari ini karena Johnny tidak tahu harus kemana, maka dia memutuskan untuk pergi ke markas. Dia sudah menghubungi Kun dan pria itu sudah dalam perjalanan kemari,

Berbeda dengan Johnny yang merasa bosan dirumah, Haechan kini mencoba untuk merilekskan tubuhnya, membuang semua pemikiran di otaknya yang semakin lama semakin tak bisa diatur. Bahkan Renjun yang menyetir mobil pun seolah dapat merasakan tekanan yang dirasa oleh temannya itu.

"Tenang Chan.." ucapan Renjun tak membuat Haechan merasa baikan, justru membuat Haechan semakin menjadi. Perasaan semakin tidak karuan memikirkan semuanya,

"Kenapa aku melakukan ini?" tanya Haechan yang entah bertanya pada siapa, pasalnya dia tidak menatap Renjun maupun bersuara dalam hati jika ingin bermonolog.

"Aku masih bisa memutar mobil kalau kau mau," ucap Renjun. Namun bukannya menjawab, Haechan justru menghela nafas berat. Hatinya bimbang, gundah, apakah dia harus menemui Yohan hari ini atau tidak.

Ya, keduanya akan bertemu lagi dengan Yohan hari ini, untuk membahas tentang Johnny. Ah...memikirkannya saja benar-benar membuat Haechan terasa pening, kenapa dia bisa mempercayai Yohan begitu cepat? Apalagi ini semua berhubungan dengan Johnny?

"Apa aku masih meragukan Johnny?" gumam Haechan,

Terlalu banyak melamun membuat Haechan tak sadar jika Renjun sudah menghentikan mobilnya tepat di depan cafe tempat mereka bertemu.

"Kesempatan terakhirmu, turun atau kita pulang?" tanya Renjun memastikan, namun bukannya menjawab malah Haechan sudah membuka pintu terlebih dahulu dan keluar dari mobil, meninggalkan Renjun yang hanya bisa geleng kepala melihat kelakuan temannya itu.

Haechan langsung menuju ke meja yang sudah di reservasi atas nama Kim Yohan, Renjun berjalan berdampingan dengan Haechan. Jantung Haechan tak bisa berhenti berdetak tak normal, karena Haechan takut dirinya akan menyesali keputusannya ini,

Rupanya Yohan sudah datang lebih dulu, memang sih Haechan dan Renjun sengaja datang terlambat, selain untuk mencegah kecurigaan Johnny, Haechan membutuhkan waktu untuk meyakinkan dirinya lagi. Tapi apalah, kini dia sudah berakhir di depan Yohan, pria yang mengaku memiliki dendam pada Johnny karena telah membunuh kekasihnya dalam insiden kecelakaan yang juga menewaskan kedua orang tua Haechan.

"Jadi kau setuju untuk membantuku?" tanya Yohan, kedua tangannya yang ada di atas meja makan bunda itu saling bertaut.

"Ya, tapi aku tidak menjamin jika akan membantumu hingga akhir dan membantumu sebisa dan semauku," jawab Haechan. Mendengar jawaban dari Haechan membuat Yohan tersenyum senang,

"Tentu, tak apa. Kau hanya perlu mengerjakan hal-hal kecil," jawab Yohan.

Helaan nafas berat keluar dari bibir Haechan, sedangkan Renjun tak bisa memberikan komentar apapun, membiarkan Haechan mengurus masalahnya sendiri. Renjun hanya menemani,

"Baiklah, kita bahas rencanaku sembari menunggu makanan datang," ucap Yohan, dia menyodorkan dua jus yang sudah dia pesankan untuk Haechan dan Renjun.

Sejujurnya Haechan tidak mempercayai Yohan sepenuhnya, mau dilihat dari segi manapun Yohan adalah orang baru dan merupakan musuh Johnny. Tetapi di sisi lain dia juga mempunyai sisi balas dendam untuk pelaku yang membunuh kedua orang tuanya.

SUGAR DADDY (JOHNHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang