Main sambung kata dulu yuk...
Lanjutin ya...
Jika kamu diberi waktu seharian kencan dengan salah satu anak Toxic. Kamu akan ber.......?Spam komen dan vote 3k. Gas Ken, ntar Mak kasih bonus...
Jangan lupa Share cerita Sangga di seluruh akun sosial media kamu
🍂 Happy reading 🍂
"Lo yakin udah sehat beneran? Muka lo pucet banget, Ngga," ujar Arania membantu Sangga berjalan memasuki basecamp Toxic.
"Gue bilang gue bisa sendiri. Lepas." Sangga menyetak pelan tangannya hingga terlepas dari cekalan Arania.
Menatap sinis, Sangga berjalan terlebih dahulu memasuki basecamp.
Arania menghela napas pelan. Sabar, kunci mendapatkan kepercayaan Sangga adalah dengan berusaha bersikap tenang. Arania tidak ingin gegabah, apalagi saat ini sudah berhasil mengelabui Aurora. Gadis itu memang gampang sekali Arania tipu.
Arania tidak akan mungkin sebaik itu, kan? Meskipun Arania tahu Aurora adalah pacar dari ketua geng Toxic angkatan pertama, Arania tidak peduli. Arania harus bisa membalas rasa sakit yang pernah Gada terima.
Gada pernah sekarat akibat perbuatan Rigel. Sekalipun Gada meminta Arania untuk berhenti melakukan hal bodoh, Arania akan berusaha menulikan telinganya. Arania bukan Jeslyn yang penurut dan penakut. Arania adalah gadis berani, bermuka dua adalah cara Arania memainkan setiap perannya agar tidak diketahui oleh lawan.
Mengenai Aurora, Arania memang mengasihani gadis itu. Tapi untuk berbuat baik? Arania masih harus berpikir dua kali untuk melakukan hal itu.
"Sedikit lagi Arania," desis Arania sembari jalan memasuki basecamp.
Malam ini basecamp nampak ramai dipenuhi anak Toxic. Ruangan tengah itu kini dipenuhi gerombolan remaja mengenakan jaket hitam.
Sangga berdiri di depan semua orang. Tidak ada yang berbicara, sampai akhirnya kedatangan Aurora bersama dengan Calva semakin membuat suasana menjadi dingin.
Sangga melirik Calva menggunakan ekor matanya. Calva berdiri diantara Danish dan Aurora, lelaki itu nampak memasang raut cemas. Sangga tahu apa yang Calva lihat berhasil membuat semua orang terkejut. Maka dari itu Sangga ingin memastikan semuanya.
Sangga rela mengabaikan kesehatannya, padahal ia belum diperbolehkan untuk pulang. Tapi Sangga memberontak keras, pada akhirnya pihak rumah sakit memilih menyerah membiarkan Sangga pulang. Tapi dengan catatan harus tetap dipantau.
"Gue gak mau basa-basi." Sangga menatap datar setiap orang di depannya. "Mengenai foto yang Calva sebar di grub chat Toxic, apa benar orang yang ada di dalam foto itu Rigel?"
"Gue yakin itu Rigel!" seru Joshep terdengar antusias. Lelaki itu nampak begitu bersemangat.
"Gue gak pasti. Foto itu diambil dari arah samping, dan agak blur. kalau dari postur badan emang keliatan mirip Rigel, tapi apa itu beneran Rigel?" Dafian bersuara melirik teman-temannya yang dibalas dengan angguka kepala setuju.
"Gue yakin itu cuma orang kebetulan mirip sama Rigel, dan lagian orang itu make jaket geng The Dark. Rigel nggak mungkin mau masuk geng jelas-jelas musuh besar Toxic," sahut Damar.
"Gak! Gue yakin itu pasti Rigel. Rigel masih hidup!" ujar Joshep bersikukuh.
"Kenapa lo seyakin itu?" Panca bertanya heran. "Kita sendiri yang antar Rigel sampai ke pemakaman. Lo pikir ini cerita sinetron dimana orang udah mati bisa hidup lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sangga
Teen FictionSemenjak kepergian Rigel, Sangga lah yang menggantikan peran Rigel sebagai ketua geng Toxic. Permasalahan demi permasalahan terus datang silih berganti menghantui hidup Sangga. Sangga bisa merasakan banyaknya beban yang pernah Rigel pikul selama men...