07| Karena Aurora

29.8K 5.7K 5.5K
                                    

Masih setia nungguin Sangga up kan? 👉👈

Komentar di setiap baris ya ><

5000 komentar 3000 vote, bisa nggak? ><
Bisa dong ><

🍒Happy reading 🍒

"Rora, di depan ada Sangga. Dia juga ajak Aludra sama Ankaa, katanya Aludra sama Ankaa mau ketemu kamu," ujar Bunga.

Aurora menghela napas pelan. Dia menghentikan aktivitasnya sejenak yang sedang mengerjakan tugas sekolah.

"Bisa nggak, Sangga suruh pulang aja. Biar nanti Ankaa sama Al aku yang antar pulang."

Bunga mengerutkan dahinya. "Loh, kenapa?"

Aurora menggeleng. Tanpa menjawab pertanyaan Bunga yang dilandasi kebingungan, Aurora terlebih dahulu keluar kamar lalu menemui Ankaa dan Aludra.

Mengingat sikap Arania yang sepertinya tak suka akan kehadirannya disekitar Sangga, Aurora mencoba menjauhi Sangga. Aurora tahu Arania hanya salah paham perihal dirinya. Kedekatannya dengan Sangga hanya murni sebagai teman.

Tetapi kalimat Arania yang seolah tahu segalanya perihal hubungannya dan Rigel membuat Aurora sakit hati.

"Kak Lola!" teriak Aludra nyaring.

Aurora merentangkan tangan menyambut pelukan dari Aludra. Memang sekarang ini Aurora begitu sangat jarang bertemu dengan Ankaa dan Aludra.

"Kak Lola, Al kangen," rengek Aludra manja mengecupi pipi Aurora.

"Kak Rora juga kangen sama, Al."

Bibir Aludra mencebik, matanya berkaca-kaca. Melihat itu, Aurora menangkup wajah Aludra menatap cemas bocah itu.

"Kok Al kayak mau nangis? Kenapa?"

"Nggak papa. Al cuma kangen sama kak Lola. Kenapa Kak Lola nggak pelnah main lagi ke lumah, Al?"

Aurora meneguk ludah pelan. Bagaimana caranya agar Aurora bisa menjelaskan kepada Aludra?

"Kak Rora kan lagi sekolah. Jadi nggak boleh keluar rumah." Sangga menyahut mencoba membantu Aurora untuk mencari alasan.

Aurora mengangguk seraya tersenyum kaku. Ia menyetujui saja perkataan bohong Sangga. Tidak mungkin juga jika Aurora mengatakan alasan ia tak pernah datang ke kediaman Falanio hanya tak ingin teringat lagi akan sosok Rigel.

"Kak Rora, dua minggu lagi Al mau ulang tahun!" seru Ankaa menggebu-gebu. Bocah lelaki itu nampak sedikit kurus dari terakhir kali Aurora lihat ketika di rumah sakit.

"Oh ya?" tanya Aurora antusias mencubit gemas pipi gembul Aludra. "Sebentar lagi Al udah bisa masuk sekolah, ya? Berarti cengengnya harus dikurangi lagi."

"Al nggak cengeng!" bantah Aludra cepat.

"Masa nggak cengeng?" cibir Aurora berniat menjahili. "Nggak cengeng kok tadi mau nangis."

Aludra mengerucutkan bibirnya. "Al nggak cengeng. Cuma suka nangis aja," ujarnya polos diakhiri dengan kikikan geli.

Aurora tertawa lirih. Aludra memang moodbooster-nya. Tingkah polos Aludra selalu saja berhasil mengundang gelak tawa.

SanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang