5| Iri hati

33.2K 5.9K 4.3K
                                    


Random question

1. Udah follow IG akun RP pemain Sangga belum?

2. Ada yang kangen Sangga?

3. Tim SanggaAra atau Tim SanggaRora

Happy reading

"Bos, gue tadi udah beresin semua sudut basecamp!"

"Gue nyapu, ngepel, terus beliin anak Toxic makanan. Jadi, gue boleh kan masuk geng Toxic?!"

Arania mengikuti setiap langkah Sangga. Cewek itu berjalan nenyamping dengan kepala meneleng memperhatikan Sangga dari bawah.

Sangga cuek, ia benar-benar mengabaikan segala ocehan Arania yang sejak tadi begitu mengganggunya. Sangga tidak ingin terlibat terlalu jauh lagi dengan cewek perusak masa depannya. Terhitung dua kali pertemuan, Sangga juniornya sudah terkena dua kali tendangan maut. Hal itu sangat Sangga hindari, tetapi akhir-akhir ini Arania terus mengusik hidup Sangga.

Padahal, Sangga sudah mengatakan tidak akan memasukkan Arania ke dalam anggota Toxic.

"Bos boleh, kan?!" pekik Arania keras tepat di telinga Sangga.

"Gavin, bilang sama Danish dan Calva, kumpulin uang kas untuk acara bakti sosial lusa," titah Sangga yang langsung diangguki oleh Gavin.

Bibir Arania mengerucut, Sangga benar-benar mengabaikannya. Melipat tangannya di depan dada, Arania berdiri menghalangi jalan Sangga lantas memasang wajah seolah-olah tengah merajuk hebat.

"Gue marah!" ketus Arania memalingkan wajahnya angkuh.

Sangga menatap datar Arania. Memangnya dia peduli jika gadis itu marah?

"Gue marah!" ulang Arania melirik Sangga sekilas masih mempertahankan ekspresi marahnya. Bibirnya semakin dicebikkan, sesekali  berdecak keras.

"Lo siapa, ya?" tanya Sangga tak acuh kemudian berlalu pergi dengan sengaja mendorong kepala Arania.

"Bos burik!" pekik Arania menarik kuat tudung hoodie Sangga.

Sangga hilang keseimbangan, hampir saja ia terjatuh jika Arania tak sigap menangkapnya dari belakang. Bak seperti sinetron super dramatis di Indonesia, Arania tersenyum-senyum simpul menahan kuat punggung Sangga agar tidak terjatuh, sementara Sangga nampak menarik sudut bibir kanannya ke atas sembari mengernyitkan mata geli.

Hembusan angin yang datang secara tiba-tiba menerbangkan rambut pirang Arania. Pipi gadis itu nampak memerah, Sangga hanya mendengus kesal. Mengalihkan tatapannya ke arah pelaku yang yang sudah membuat situasi semakin bertambah dramatis.

"Bisa berhenti ngarahin kipas itu ke gue, nggak?" ujar Sangga menggeram.

Danish menyengir kaku, menggaruk belakang lehernya lantas mengarahkan kipas angin mini bergambar Hello Kitty milik Gavin ke wajahnya.

"Panas juga ya," ujar Danish, "Enak ya peluk-pelukan," cibir Danish dengan nada menyindir.

Sangga dengan cepat menjauhkan diri dari Arania.

SanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang