"Ayah yakin? "
Orang yang disebut ayah menoleh kearah putri satu - satunya dan mengangguk yakin.
Vanya menghela nafasnya pelan, sedari tadi perasaannya tidak enak, rasa gelisah dan ketakutan tiba-tiba menghantui pikirannya. Semoga saja rencana ayah tidak melukai siapa pun, termasuk dirinya.
"Siap? "
Vanya kembali menghela nafasnya kemudian mengangguk. Memantapkan hatinya kemudian berjalan beriringan dengan sang ayah.
Skip
"Huang Renjun, benarkan? "
Renjun mendongakkan kepalanya dan mengangguk. Saat sedang kalut karena hilangnya gadisnya, dia mendapat pesan dari orang yang tidak dikenal.
"Mark Lee, bukan? "
Mark menganggukkan kepalanya dan duduk didepan Renjun dan memasang ekspresi serius yang membuat Renjun mengernyit.
"Ada apa? "
"Jangan pernah dekat lagi dengan Vanya"
Renjun mengernyit tidak suka. Dia menatap sinis Mark yang dibalas tatapan datar.
"Itu bukan urusanmu! "
"Tentu saja ini urusanku. Dia pacarku"
Mark menyeringai melihat rahang orang yang didepannya mengeras. Dia senang membuat musuhnya marah.
Iya, Renjun musuhnya.
Hanya saja Renjun melupakannya, mungkin. Dia juga tidak yakin.
"Vanya hanya milikku"
Renjun menatap tajam dan sinis pada Mark yang masih santai - santai saja. Sedikit heran karena Mark tidak takut padanya, karena semua orang akan takut bila dia memberi tatapan tajam. Tapi dia tidak peduli, Renjun berpikir mungkin saja dalam hatinya dia ketakutan.
"Tidak usah menatapku tajam seperti itu. Aku sudah kebal, jadi jangan berpikir bahwa aku takut padamu"
Renjun berdecak. Ternyata pikirannya salah sasaran.
"Aku ingatkan sekali lagi, jangan dekat atau mencari pacarku"
"Aku tidak peduli jika kau adalah pacarnya, sekali pun kau suaminya pun aku tidak peduli. Karena Vanya hanya milikku"
Sekarang, giliran rahang Mark yang mengeras. Tatapan tajam dia tujukan pada Renjun yang menyeringai.
"Dasar gila"
"Aku tidak gila, aku hanya gila jika itu tentang Vanya"
"Kau tidak sadar jika Vanya membencimu? "
Renjun mengangkat sebelah alisnya, dia tidak mengerti dengan perkataan Mark. Mark menyeringai, dia tau pasti Renjun tidak mengingatnya, maka dari itu dia akan membuatnya ingat.
"Kau sudah membunuh orang yang dia sayangi"
"Apa maksudmu? "
"Kau masih tidak mengingatnya? Kalau begitu biar aku yang membuatmu ingat"
"Choi Yoona, 20 tahun yang lalu. Kau membunuhnya"
Renjun mengangkat alisnya tidak peduli, "Lalu apa? "
"Dia ibunya, ibu kandung Choi Vanya"
Nafas Renjun tercekat mendengar kata - kata itu keluar dari mulut Mark. Pantas saja dia tidak asing dengan wajah Vanya, ternyata dia Choi Yoona ibunya.
Mark menyeringai senang, dia yakin pasti Renjun sedang kalut mendengar kenyataan yang cukup membuat orang didepannya terkejut.
"Lagipula Vanya tidak mengetahui siapa pembunuh ibunya, jadi mengapa aku harus takut? "
"Siapa bilang dia tidak tau? " Ucap Mark sambil mengangkat sudut kanan bibirnya.
Untuk kali ini, Renjun terdiam dengan dua pemikiran yang bertentangan di otaknya. Yang satu menyuruhnya untuk melepaskan Vanya, yang satu menyuruhnya untuk tetap egois dan merebut Vanya dari Mark dan keluarganya.
"Aku tidak peduli itu. Vanya hanya milikku, selamanya"
Ah, sepertinya yang kedua yang menang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession || Huang Renjun [✓]
FanfictionSeorang gadis yang menjadi obsesi seorang CEO sekaligus mafia. Penasaran dengan kisah mereka? [S1 & S2] © Blueming7