~05~

6.3K 598 52
                                    

Wajah Vanya memerah menahan marah. Sedari tadi dia terus memaki Renjun yang sudah berani mengambil first kiss miliknya. Untung saja kelas sedang sepi, jadi tidak ada yang mendengarnya memaki - maki Renjun.

"sialan, lain kali aku tidak mau bertemu dengannya"

"Vanya, ayo ke kantin! "

Vanya berhenti memaki Renjun dan menatap Asya yang sudah duduk di depannya.

"bukan kah kau tadi ke kantin? "

"tidak, tadi aku ke kamar mandi"

"yasudah, ayo"

Vanya dan Asya berjalan berdampingan. Sesekali Asya menyapa kakak kelas atau adik kelas yang dia tau. Jangan tanyakan Vanya karena dia tidak peduli dengan semua itu. Dia hanya menatap ke depan dengan datar dan dingin. Memang sangat bertolak belakang, tapi mereka berdua memiliki banyak persamaan.

"kau mau makan apa? "

"seperti biasa saja"

"baiklah"

Setelah itu Asya pergi ke tempat batagor, makanan yang biasa Vanya dan dirinya makan. Vanya memainkan handphone miliknya sampai tidak menyadari bahwa orang yang dia maki - maki duduk di depannya bersama gengnya.

Suasana kantin langsung ribut hingga membuat Vanya kesal dan mengalihkan pandangannya dari handphone.

"halo, Choi Vanya"

Vanya sekarang tau penyebabnya. Dia menatap datar dan dingin pada Renjun yang sedang menatapnya sambil tersenyum. Para siswa perempuan langsung menjerit histeris. Bagi mereka, senyum Renjun sangatlah manis hingga ingin meleburkan diri. Ditambah lagi Renjun adalah orang yang sangat dingin dan tidak pernah tersenyum saat di sekolah.

"Vanya, ini pesananmu"

Asya langsung membeku. Apa - apaan ini?! Mengapa NCT Dream ada disini?!, pikirnya.

"hey, jangan hanya berdiri disitu. Duduklah"

Asya dengan gugup duduk di sebelah Vanya sambil memakan batagornya. Sesekali melirik ke arah Vanya yang sedang menatap Renjun dengan tatapan permusuhan. Sebenarnya dia terkejut melihat Renjun tersenyum pada Vanya. Mana senyumnya manis lagi.

Yang dia herankan, kenapa Vanya tidak terpesona? Oh iya, dia lupa kalau Vanya sudah terbiasa dengan senyum manis para kakaknya.

"Asya aku duluan"

Asya membelalakkan matanya dan bergegas memakan batagor miliknya dan segera pergi menyusul Vanya.

"Vanya, tunggu aku! "

Setelah Vanya dan Asya pergi, Renjun kembali menjadi mode dingin.

"Haechan, nanti malam aku pinjam komputermu"

Setelah itu, dia pergi meninggalkan Haechan yang sudah misuh - misuh karena tidak bisa bermain game.

"sudahlah, kau bisa meminjam komputerku yang satunya"

Wajah Haechan menjadi cerah lagi dan menatap Jaemin dengan mata berbinar.

"terima kasih Jaeminudin"

"HEH, KURANG AJAR KAU DASAR MONYET!!!"

Sedangkan Jeno hanya menonton adu bacot mereka berdua tanpa berniat meleraikan mereka.

Dasar, sahabat laknat emang.

****-

Malam harinya, Renjun berkutat dengan komputer yang dia pinjam dari Haechan.

Klik

"selesai"

Renjun membaca tulisan yang ada di kertas dengan teliti. Alisnya terangkat satu karena menemukan fakta yang sedikit mengejutkan tentang gadisnya.

Dia kemudian meng - hack cctv keluarga kandung gadisnya dan wajahnya memerah menahan marah, tangannya terkepal kuat. Dia langsung mengambil handphone miliknya dan menghubungi Jaemin.

"apa yang kau butuhkan?? "

"kau tau? "

"ck, tentu saja aku tau"

"jadi? "

"aku ingin botulinum toxin"

"oke, Jeno sedang menuju ke rumahmu"

"hm"

Setelah menutup panggilan telfon, Renjun menyeringai.

"tidak ada yang boleh memiliki Vanya selain aku"






Note : Botulinum Toxin ini melibatkan kelumpuhan otot yang pada akhirnya mengarah pada kelumpuhan sistem pernapasan yang dapat menuju kematian.

Visual Choi Vanya

Visual Choi Vanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Obsession || Huang Renjun [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang