Selamat, untuk akun yang namanya semakinaktifbund, anda benar.
Jadi aku nepatin janji untuk double up.
Selamat membaca...
"Kenapa tidak angkat telfon ku? "
Vanya menghela napasnya lelah. Baru saja dia pulang tapi sudah diberi pertanyaan.
"Aku sibuk. Banyak berkas yang harus aku kerjakan"
"Jangan terlalu lelah"
Vanya hanya menganggukkan kepalanya walau dalam hati ada sedikit rasa bersalah karena Renjun terlalu baik padanya.
Dia menggelengkan kepalanya dan segera berjalan ke kamarnya. Dia terlalu lelah jadi tidak senpat mengganti pakaiannya dan langsung tertidur.
Drrt
Drrt
Drrt
Tangan Vanya mengambil handphone miliknya tanpa membuka matanya.
"Halo"
"Choi Vanya? "
Mata Vanya membelalak. Dia terduduk dan berusaha untuk tidak bersuara. Matanya menatap intens handphone - nya.
"Anya, aku tau kau disana"
"Maaf, aku tidak bisa menghentikan ayah waktu itu"
"Gyu dan Bin juga menyesal karena tidak bisa menghentikan ayah"
"Maafkan aku, Gyu, dan Bin yang tidak bisa menjagamu hingga kau memutuskan untuk kabur dari rumah"
"Aku juga tau bukan kau pelakunya. Bukan hanya aku, Gyu dan Bin juga mengetahuinya"
"Anya, kau tau kan, kalau kau adalah kesayangan kakak? "
"Jadi, kakak mohon. Pulang ya? "
Vanya langsung mematikan telfonnya. Bibirnya bergetar dan tanpa permisi air matanya turun dengan derasnya. Dia menangis sambil memukul pelan dadanya yang sesak mendengar suara kakak pertamanya.
Dadanya sesak mengingat kembali ingatan itu.
Harusnya dulu dia tidak egois,
Harusnya dulu dia tidak suka bermanja - manja,
Harusnya dulu dia tidak ceroboh,
Harusnya.....
Dada Vanya bertambah sesak. Semakin dia memikirkannya, rasa sesak dadanya semakin bertambah. Bahkan dulu dia tidak mempedulikan kakaknya yang mengalami kesulitan karenanya.
Malam itu, suara tangisan Vanya bercampur dengan suara hujan yang turus dengan derasnya, sama seperti air matanya.
***
Choi Yeonjun, kakak pertama Vanya menghela napas. Dia mengusap wajahnya kasar dan air matanya turun. Dia menutup wajahnya dan menangis, merasa bersalah kepada adik bungsunya yang harus menanggung beban yang berat selama bertahun-tahun.
Harusnya dia saja yang menanggung beban itu,
Harusnya bukan adik bungsunya yang menderita,
Harusnya dia tidak diam melihat adik bungsunya menderita,
Dulu dia terlalu pengecut hingga tidak berani melawan sang ayah yang sangat keras kepala.
Dia tertawa miris dengan air mata yang terus menerus turun dengan derasnya.
Tanpa dia ketahui, Choi Soobin, kakak kedua Vanya ikut menangis melihat sisi rapuhnya.
Dia tidak pernah melihat sisi rapuh sang kakak selama ini
Dia kemudian kembali menuju kamarnya dan menangis hebat.
Dia dulu juga terlalu pengecut, sama seperti sang kakak dan adiknya, Choi Beomgyu.
Dia mengatur napasnya dan matanya memberat. Dia akhirnya tertidur karena terlalu banyak mengeluarkan air mata.
Dalam hati, dia berharap adik bungsunya akan pulang dan memberi kesempatan untuk memaafkannya.
Ayo, scroll terus sampai bawah!
Huft, aku mau tanya. Kalau aku bikin story terus cast nya Renjun lagi, kalian mau baca nggak?
Atau kalian mau cast yang lain?
Atau aku hiatus aja sehabis nyelesain story ini sama We back terus kembalinya tahun depan dengan story baru?
Tolong dong, aku butuh banget pendapat kalian. Coba komen, soalnya aku penasaran dengan pendapat kalian.
Oh iya, jangan lupa vote selalu ya kakak kakak
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession || Huang Renjun [✓]
Fiksi PenggemarSeorang gadis yang menjadi obsesi seorang CEO sekaligus mafia. Penasaran dengan kisah mereka? [S1 & S2] © Blueming7