Vanya mematung melihat ketiga orang yang duduk didepannya.
"Apa kabar, dek? "
Nafas Vanya tercekat. Dia bener-bener yakin kalau ketiga orang yang ada didepannya bukan halusinasinya.
"Kamu nggak kangen sama kita? "
Melihat Vanya masih diam, ketiga orang itu menghela nafasnya. Mereka bertiga menunduk sambil bergulat dengan pikiran masing-masing.
"Kakak"
Mereka bertiga mendongak dan mendapati Vanya menatap mereka bertiga dengan mata yang sudah berkaca - kaca.
Yeonjun, kakak pertama Vanya segera duduk disamping Vanya dan memeluknya sambil menepuk punggungnya.
"Kak Jun, maafin Anya"
Yeonjun menggeleng dengan air mata yang sudah mengalir.
"Engga, ini bukan salah adek. Jadi jangan minta maaf"
Tangisan Vanya pecah. Dia memeluk balik kakak pertamanya sambil mengucapkan kata maaf. Soobin dan Beomgyu kemudian ikut memeluk Vanya sambil mengatakan bahwa kejadian itu bukan salahnya.
"Itu bukan salah adek. Jangan nangis"
Tangisan Vanya makin pecah. Dia nggak menyangka akan bertemu ketiga kakak waktu rapat perusahaan. Dia makin merasa bersalah karena ketiga kakaknya itu memeluknya, bukan membencinya.
Dia pikir dia nggak akan ketemu ketiga kakak yang dia sayangi setelah dia kabur dari rumah. Nyatanya, takdir memilih untuk mempertemukan mereka dan Vanya akhirnya bisa mengucapkan kata maaf walau masih dilanda perasaan bersalah.
"Udah ya, adek kakak yang cantik. Nanti kalau nangis terus cantiknya ilang loh"
Vanya akhirnya berhenti menangis walau masih sesegukan.
"Kakak kok bisa tau adek dimana? "
"Bisalah Yeonjun gitu loh"
Soobin dan Beomgyu menatap datar Yeonjun. Untung kakak kalau bukan udah mereka bunuh dari dulu. Soobin kemudian menoleh kearah Vanya dengan tatapan serius.
"Dek, kakak mau ngomong"
"Ngomong apa kak Bin? "
"Nggak disini"
Vanya mengangguk meski penasaran. Dia memimpin jalan menuju kantor pribadinya. Mereka masuk dan Beomgyu menutup rapat pintunya.
"Mau ngomong apa kak? "
Ekspresi ketiga kakaknya menjadi serius. Vanya mengerjapkan matanya dua kali. Gimana ya, dia nggak percaya aja kalau kakaknya bisa bikin ekspresi serius, soalnya dulu kakaknya suka menebar aib mereka sendiri.
"Kamu kenal Huang Renjun? "
Wow, to the point sekali tuan Choi Soobin ini.
"Iya, kakak kenal? "
Vanya menatap ketiga kakaknya dengan bingung. Dalam hati bertanya, se-terkenal apa sih Huang Bajingan Renjun?
"Kamu tau, dia itu CEO Huang Company kan? "
Vanya mengangguk. Dia lupa kalau Renjun bajingan itu merupakan CEO Huang Company.
"Tapi dia bukan cuma CEO"
Vanya mengerutkan dahinya penasaran. Dalam hati misuh-misuh karena kakaknya ngomongnya setengah - setengah.
"Dia juga mafia"
Oke, ini cukup membuat Vanya terkejut. Heol, jadi selama ini dia satu rumah sama mafia?!
"Kakak bercanda ya? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession || Huang Renjun [✓]
FanficSeorang gadis yang menjadi obsesi seorang CEO sekaligus mafia. Penasaran dengan kisah mereka? [S1 & S2] © Blueming7