~07~

5.7K 640 27
                                    

Vanya sedang berjalan - jalan di taman. Tanpa dia sadari sedari tadi sosok berbaju hitam mengikutinya. Jelas Vanya tidak melihatnya karena hari sudah malam, dan sosok itu memakai baju serba hitam. Sebelum pulang, dia menyempatkan diri untuk mampir ke supermarket yang berada di dekatnya. Dia mengambil beberapa camilan serta minuman untuk stok rumah.

Setelah membayarnya, dia berjalan ke rumahnya yang tidak terlalu jauh dari supermarket itu. Setibanya di rumah, dia membuak sepatunya dan menuju gudang untuk meletakkan camilan serta minuman yang barusan dia beli.

Ting

Handphone Vanya berbunyi. Dia membukanya dan mengerutkan dahinya pertanda bingung.

"kenapa ada nomor asing?"

Tanpa basa basi dia membuka aplikasi line dan menekan chat dari nomor asing tersebut.

Line

+62xxxxxxxx

|Halo manis, apakah kau sudah sampai di rumah dengan selamat?

|Tidurlah dengan nyenyak, baby. Sampai jumpa besok di sekolah

Mata Vanya membelalak. Berarti selama ini dia ada di sekolah yang sama denganku?!, pikirnya. Dia mengusap wajahnya dan menghembuskan napasnya kasar. Dia menutup aplikasi line miliknya dan pergi menuju kamarnya. Dia menjatuhkan dirinya pada ranjangnya dan menutup mata.

*********~~

Renjun menatap layar komputernya dengan senyum. Dia baru saja pulang setelah mengikuti gadisnya. Dia menyudahi kegiatannya dan menjatuhkan pada ranjangnya dan menutup mata. Dia membayangkan Vanya menjadi istrinya dan itu membuatnya guling ke kanan dan ke kiri. Otaknya mulai menyusun rencana. Setelah itu, dia tersenyum lebar karena memikirkan rencana yang menurutnya luar biasa jenius.

"huaaa, aku tidak sabar!"

"dengan ini Vanya akan menjadi milikku selamanya. Tidak ada yang bisa memilikinya selain aku, seorang Huang Renjun"

Dia tidak sadar jika di masa depan rencananya akan membuatnya semakin gila.

*********

Seharian Vanya tidak membalas chat dari Asya dan itu berhasil membuatnya khawatir. Setelah bel pulang berbunyi, dia segera menuju rumah Vanya.

"CHOI VANYA BUKA PINTUNYA!!"

"kenapa kau ke sini?"

"biarkan aku masuk dulu"

"tidak, aku sedang mau sendiri"

"baiklah, aku akan menunggumu sampai kau bercerita. Kalau begitu aku pulang ya!"

Vanya tidak menjawab dan segera menutup pintu dan menguncinya. Dengan lemas, dia berjalan menuju kamarnya dan berusaha untuk tidur. Tidak berapa lama, dia membuka matanya dan mengerutkan dahinya.

"kenapa tv dibawah menyala?"

"apakah Asya kembali?"

Dengan kesal, dia berjalan keluar kamar melupakan fakta bahwa dia telah mengunci pintunya. 

"Lee Asya apa yang kau lakukan disi-----Renjun??!!"

Sesaat, Vanya terdiam dan membeku. Mengapa Renjun bisa ada disini?, pikirnya. Matanya kemudian membelalak. Dia baru sadar kalau sudah mengunci pintu, kemudian menatap Renjun yang sedang tersenyum ke arahnya yang malah membuatnya menjadi takut. Perlahan, dia mundur selangkah demi selangkah. Vanya kemudian berusaha berlari menuju keluar rumah, tapi terlambat karena Renjun sudah menggendongnya dengan gaya bride style. Renjun kemudian mendudukkan Vanya pada pangkuannya dan menaruh kedua tangannya di pinggang Vanya. 

"lepaskan aku!"

"diam atau aku akan memakanmu sekarang!"

Vanya jelas - jelas membeku. Dan itu membuat Renjun gemas dan mendekatkan wajahnya pada Vanya.

Cup

Vanya membulatkan matanya dan memberontak. Dia berusaha menjauhkan dirinya pada Renjun yang malah semakin memperdalam ciuman mereka. Baik, sekarang Vanya pasrah. Dia tidak punya tenaga yang kuat. Dan itu membuat Renjun semakin menjelajahi bibir Vanya. Perlahan Renjun turun ke leher mulus Vanya dan membuat kissmark disana.

"ngghh"

Renjun tersenyum lebar melihat kissmark yang baru saja ia buat pada leher Vanya. Dia kemudian membuat beberapa kissmark lagi pada leher mulus Vanya. Yang membuatnya semakin semangat adalah desahan Vanya yang malah terdengar sexy ditelinganya. Tapi dia masih menahan nafsunya dan menghentikan kegiatannya. Dengan senyum lebar, dia memeluk Vanya yang sudah lemas.

"desahanmu terdengar sexy. Aku tidak sabar untuk memakanmu"

Sementara Vanya sendiri sudah merinding karena Renjun mengatakan itu dengan suara serak dan menjilat telinganya. Dia ingin menangis, tapi air matanya tidak dapat turun. Tenaganya sangat lemah dan dia membenci itu. Jika saja tenaganya kuat, pasti dia bisa melawan Renjun. 

Tanpa sadar, matanya tertutup dan dia tertidur pulas dalam pelukan Renjun.

Hwehe, jangan lupa vote ya.

Gampang banget  kok, gratis lagi.







Obsession || Huang Renjun [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang