S2 - 2

2K 279 32
                                    

Vanya sedari tadi terus menerus menembak hingga membuat Fiona jengah sendiri.

"Berhentilah Vanya. "

"Aku masih belum mahir. "

Fiona menatap jengkel Vanya. Peluru Vanya sedari tadi tepat sasaran, jadi bagian mananya yang tidak mahir?!

"Terserah kau saja. " Ucap Fiona sambil berdecak kesal.

Fiona berdiri, kemudian berjalan keluar ruangan meninggalkan Vanya sendiri.

Setelah pintu tertutup rapat, Vanya membuang asal pistolnya. Kemudian berjalan cepat menuju tempat hacker. Kedua tangannya dengan lincah menekan keyboard dengan mata yang sesekali melirik ke arah monitor.

"Dapat. " Gumamnya.

Vanya membacanya dengan teliti. Setelah itu keluar ruangan, tidak lupa mematikan komputer.

"Kak Fio, aku pergi dulu. "

"Mau kemana? "

"Hanya ke cafe. "

"Perlu bodyguard? "

Vanya menggeleng, "tidak perlu. "

Fiona mengangguk, kemudian melemparkan kunci mobil kepada Vanya.

"Thank you. " Ucap Vanya setelah menangkap kunci mobil.

Vanya mengambil jaket serta topinya, kemudian berjalan ke arah bagasi. Vanya menekan tombol dan suara mobil terdengar.

Vanya mendekati mobil itu dan masuk, kemudian tancap gas menuju cafe.

Skip

Vanya melirik sekitar cafe. Tanpa sengaja matanya menatap orang yang tidak asing baginya.

Itu Renjun!

Dengan cepat, Vanya menggerai rambutnya, memakai jaketnya, dan terakhir memakai topi.

"Ini pesanan anda, nona. "

"Terimakasih. " Ucap Vanya sambil tersenyum tipis.

Dengan waspada, Vanya memakan makanannya, sambil melirik Renjun yang masih menikmati kopinya.

"Tenang Vanya, tenang. Nanti dia curiga. " Batin Vanya.

Saking paniknya, Vanya tidak sengaja menjatuhkan sendok hingga membuat seluruh orang yang ada di cafe melihat kepadanya.

Vanya tidak peduli, dia langsung berdiri dan pergi ke kasir. Dia harus segera pulang.

Bruk

Tubuh Vanya tertabrak orang, hingga membuat setengah wajahnya terlihat. Vanya tambah panik, apalagi melihat mata Renjun yang masih terpaku padanya.

Cepat - cepat dia membayar kemudian keluar cafe.

"Vanya! "

Vanya tidak peduli, dia menginjak gas nya dan pergi dari sana.

Renjun menatap mobil Vanya yang sudah jauh. Gadisnya benar - benar masih hidup.

Rasanya Renjun ingin menculiknya dan memeluknya erat - erat. Jangan lupa hukuman untuk gadisnya karena menghindari dirinya.

Serta penjelasan.

Renjun butuh penjelasan dari Vanya, tentang siapa itu Mark.

Renjun masuk ke mobilnya. Dia tidak langsung pergi, melainkan mengotak - atik ponsel nya.

Untuk apa?

Tentu saja melacak keberadaan gadisnya dengan plat mobil yang baru saja gadisnya pakai.

Beruntung Renjun memiliki ingatan yang tajam, jadi dia tidak perlu repot - repot.

"Dapat. " Ucap Renjun sambil tersenyum lebar.

"Wait for me, darling. "
































Hiks, aku terhura banyak yang nungguin S2

Tapi kayaknya ini alurnya kecepatan nggak sih? 😭😭

Obsession || Huang Renjun [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang